- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{ Cyber Cow Terapkan Cow Protocol } Adu Stategi di Dunia Maya


TS
aceminus
{ Cyber Cow Terapkan Cow Protocol } Adu Stategi di Dunia Maya
Quote:
Adu Stategi di Dunia Maya
Rabu, 2 April 2014 11:01 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap partai kader juga memanfaatkan jejaring sosial untuk kampanye. PKS meminta para kadernya, yang mayoritas melek internet, untuk aktif berkampanye di jejaring sosial.
Juru bicara PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan, PKS memang membangun jaringan kader dari pusat hingga daerah untuk melakukan kampanye di social media.
"Memang di bagian humas ada divisi khusus untuk mengurus sosial media, tapi mayoritas justru dilakukan oleh kader PKS," kata Mardani dalam perbincangan dengan Tribun, Senin (31/3/2014).
Jaringan kader PKS yang aktif berkampanye di social media dibangun dari tingkat pusat sampai kota/kabupaten. Lima orang disiapkan untuk mengelola social media di tingkat pusat, 10 orang mengelola social media di di tingkat provinsi, dan 10 orang pengelola social media di tingkat kabupaten/kota.
"Para pengelola itu kemudian menggunakan jaringan masing-masing. Perlu diketahui, 80 persen kader PKS merupakan pengguna social media," ujar Mardani.
Kampanye PKS di jejaring sosial terbilang sederhana. Agar isu yang mereka sampaikan menjadi trending topic di jejaring sosial, isu tersebut dipersiapkan selama dua hari. Pilihan-pilihan isu didiskusikan di grup Blackberry Messenger (BBM) ataupun di grup Whatsapp. Isu yang terpilih kemudian dilempar ke jejaring sosial yang lebih luas.
"Setiap pekan kami melakukan diskusi melalui BBM grup ataupun Whatsapp untuk mendesain topik," ujarnya.
Selain melakukan kampanye, jaringan kader PKS di social media juga disiapkan untuk melakukan counter terhadap isu-isu sentimen atau negatif yang mengarah kepada PKS.
Kampanye lewat social media memang cukup mudah. PKS yakin, apa yang dilakukannya di jejaring sosial akan mendatangkan kebaikan bagi partai khususnya untuk meraup suara dalam Pemilu 2014.
"Prinsipnya bila ada aksi pasti ada reaksi, kepercayaan pasti akan meningkat, tetapi angkanya belum tahu," kata Mardani.
Penelitian Politicawave antara 16-23 Maret 2014 menunjukkan, dari 6.608 caleg DPR, sebanyak 2.566 atau 39 persennya memiliki akun Twitter. Namun, dari sekian ribu itu, hanya satu akun yang mention-nya 100 persen berkaitan dengan pencalegan.
Akun tersebut adalah @votedespenompu milik Despen Ompusunggu, caleg nomor 3 DPR dari Partai Nasdem.
Hasil penelitian itu menempatkan PKS pada posisi lima partai yang calegnya memiliki akun Twitter. Dari 492 kader PKS yang bersaing meraih kursi di DPR, hanya 232 (47,15%) caleg yang memiliki akun Twitter. Sedangkan peringkat pertama diraih Partai Nasdem yang 64,58% calegnya memiliki akun Twitter.
Posisi PKS lebih bagus daripada Partai Gerindra dan Partai Demokrat yang masing-masing meraih 41,65% dan 34,82%.
Partai Demokrat memang tak berminat menggalang massa lewat jejaring sosial. Seorang politisi Demokrat, beberapa waktu lalu mengakui bahwa partainya tak berminat dalam pertempuran "udara".
Pernyataan itu didasarkan pada besarnya dukungan kepada Jokowi di jejaring sosial. Sementara di jejaring sosial, Partai Demokrat justru menuai kecaman.
Karena itu, Partai Demokrat mengandalkan strategi klasik. "Kami memang kalah di udara, karena itu kami akan melancarkan serangan darat," katanya.
Rabu, 2 April 2014 11:01 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap partai kader juga memanfaatkan jejaring sosial untuk kampanye. PKS meminta para kadernya, yang mayoritas melek internet, untuk aktif berkampanye di jejaring sosial.
Juru bicara PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan, PKS memang membangun jaringan kader dari pusat hingga daerah untuk melakukan kampanye di social media.
"Memang di bagian humas ada divisi khusus untuk mengurus sosial media, tapi mayoritas justru dilakukan oleh kader PKS," kata Mardani dalam perbincangan dengan Tribun, Senin (31/3/2014).
Jaringan kader PKS yang aktif berkampanye di social media dibangun dari tingkat pusat sampai kota/kabupaten. Lima orang disiapkan untuk mengelola social media di tingkat pusat, 10 orang mengelola social media di di tingkat provinsi, dan 10 orang pengelola social media di tingkat kabupaten/kota.
"Para pengelola itu kemudian menggunakan jaringan masing-masing. Perlu diketahui, 80 persen kader PKS merupakan pengguna social media," ujar Mardani.
Kampanye PKS di jejaring sosial terbilang sederhana. Agar isu yang mereka sampaikan menjadi trending topic di jejaring sosial, isu tersebut dipersiapkan selama dua hari. Pilihan-pilihan isu didiskusikan di grup Blackberry Messenger (BBM) ataupun di grup Whatsapp. Isu yang terpilih kemudian dilempar ke jejaring sosial yang lebih luas.
"Setiap pekan kami melakukan diskusi melalui BBM grup ataupun Whatsapp untuk mendesain topik," ujarnya.
Selain melakukan kampanye, jaringan kader PKS di social media juga disiapkan untuk melakukan counter terhadap isu-isu sentimen atau negatif yang mengarah kepada PKS.
Kampanye lewat social media memang cukup mudah. PKS yakin, apa yang dilakukannya di jejaring sosial akan mendatangkan kebaikan bagi partai khususnya untuk meraup suara dalam Pemilu 2014.
"Prinsipnya bila ada aksi pasti ada reaksi, kepercayaan pasti akan meningkat, tetapi angkanya belum tahu," kata Mardani.
Penelitian Politicawave antara 16-23 Maret 2014 menunjukkan, dari 6.608 caleg DPR, sebanyak 2.566 atau 39 persennya memiliki akun Twitter. Namun, dari sekian ribu itu, hanya satu akun yang mention-nya 100 persen berkaitan dengan pencalegan.
Akun tersebut adalah @votedespenompu milik Despen Ompusunggu, caleg nomor 3 DPR dari Partai Nasdem.
Hasil penelitian itu menempatkan PKS pada posisi lima partai yang calegnya memiliki akun Twitter. Dari 492 kader PKS yang bersaing meraih kursi di DPR, hanya 232 (47,15%) caleg yang memiliki akun Twitter. Sedangkan peringkat pertama diraih Partai Nasdem yang 64,58% calegnya memiliki akun Twitter.
Posisi PKS lebih bagus daripada Partai Gerindra dan Partai Demokrat yang masing-masing meraih 41,65% dan 34,82%.
Partai Demokrat memang tak berminat menggalang massa lewat jejaring sosial. Seorang politisi Demokrat, beberapa waktu lalu mengakui bahwa partainya tak berminat dalam pertempuran "udara".
Pernyataan itu didasarkan pada besarnya dukungan kepada Jokowi di jejaring sosial. Sementara di jejaring sosial, Partai Demokrat justru menuai kecaman.
Karena itu, Partai Demokrat mengandalkan strategi klasik. "Kami memang kalah di udara, karena itu kami akan melancarkan serangan darat," katanya.
Cow Protocol
Di kaskus pasukan Cyber Cow sepertinya diketuai oleh Adoeka

0
1.9K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan