"Berakit-rakit Kita ke Hulu, Berenang Kita ke Tepian. Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang Kemudian"
Selamat Datang di Thread Adzansubuh
Baca sampai habis, ya, Gan. Sebelumnya rate dulu, sesudahnya baru komeng
Halo Agan-agan dari Sabang sampai Merauke. Ketemu lagi bareng adzansubuh di trit ane yg kesekian kalinya ini. Nah, di thread kali ini ane pengen ngebahas fase-fase yg dilakukan “mantan” mahasiswa setelah dapat gelar sarjana. Tentunya TIDAK SEMUA yang seperti ini. Mungkin sebagian, atau seperempat. Jadi jangan tersinggung, ye. Nggak SEMUANYA, kok.
Ane bikin thread ini terinspirasi dari temen-temen dan sodara ane sendiri yang udah lulus kuliah. Tidak ada penelitian atau survey. Ane hanya melihat, mengamati, dan berbagi lewat thread ini. Ane sendiri masih berstatus sebagai mahasiswa. Ane belajar dari pengalaman mereka, dan rasanya “sayang” kalo pengalaman menarik ini tidak ane bagikan ke Kaskuser lainnya. Kalo gitu langsung aja. Yuk simak, Gan!
Quote:
Spoiler for Pertamax:
Quote:
1. Santai
Santai, ya, Gan, bukan nganggur! Hehe. Ini fase pertama ketika kita tidak lagi disibukkan ama segala hal tentang perkuliahan. Mereka bilang, “kuliah capek-capek 4 tahun, masa langsung kerja? Nyantai dulu, lah”. Dan memang, kita perlu santai setelah berjuang keras mendapatkan gelas sarjana. Entah itu liburan, malas-malasan, hobi, dll, yang jelas bisa bikin kita seneng. Ingat, santainya jangan kelamaan. 1 sampai 2 bulan cukup kayanya. Kelamaan? Atur sendiri, deh, maunya berapa lama. Asal jangan keterusan aja santainya. Ntar malah bablas.
Spoiler for Keduax:
Quote:
2. Cari Kerja
Setelah puas bersantai, kita pun ingin bekerja seperti orang dewasa kebanyakan. Nyebar lamaran kerja sana-sini, nyari info kemana-mana, tapi nggak ada yang nyangkut satupun. Jangan heran, Gan. Mungkin Agan emang nggak niat kerja atau terlalu pemilih nyari kerjanya. Kebanyakan sarjana S1 merasa bangga dengan gelarnya lalu nggak pengen kerja yang ribet-ribet. Maunya kerja enak gaji gede. Sebagai contoh temen ane lulusan S1, cum laude, tapi udah 6 bulan nganggur. Ane tanya kenapa, ternyata doi pemilih, Gan. Nggak mau kerja jadi teller di Bank soalnya kaya robot katanya. Nggak mau ngelamar PNS soalnya terlalu mainstream katanya. Nggak mau kerja lembaga pemerintahan karena nggak pengen ditempatkan di desa katanya. Nggak mau kerja di BUMN karena ... ke fase yang selanjutnya aja yuk?
Spoiler for Sedikit Joke:
Seorang pria muda yang dipekerjakan oleh sebuah supermarket melaporkan diri pada hari pertamanya bekerja. Manajer menyambutnya dengan jabat tangan yang hangat dan senyum, memberinya sapu dan berkata,
"Tugas pertama Anda akan menyapu toko."
"Tapi saya seorang lulusan perguruan tinggi!" si pemuda menjawab marah.
"Oh, maafkan aku. Aku tidak tahu itu," kata manajer. "Berikan saya sapu dan saya akan menunjukkan kepada Anda caranya."
Spoiler for Ketiga:
Quote:
3. Nganggur
Karena terlalu pemilih, akhirnya nggak dapat kerja, lalu nganggur. Di masa-masa nganggur ini juga sambil nyebar lamaran kesana-sini. Kalau dipanggil, alhamdulillah, kalo nggak, ya, nggak masalah. Di fase nganggur ini kadang kita juga akan merasa bosan dangan keseharian kita yang itu-itu aja. Makan – maen – ngaskus - tidur. Walau bosan, tapi tetap mempertahankan prinsip nggak mau kerja ini itu. Maklum, masih muda, lajang pula, jadi nggak ada tanggungan hidup. Nggak ada beban. Santai (Sambil dengerin Darah Mudanya Bang Haji).
Spoiler for Keempat:
Quote:
4. Tekanan
Kelamaan nganggur, kita pun ditekan sama orangtua buat cepat-cepat nyari dan seirus untuk kerja. Belum lagi temen-temen seangkatan udah pake jas+dasi (taunya MLM). Kalo di ajak reuni alasannya macem-macem nggak bisa datang. Padahal malu aja karena belum dapat kerja sementara yg lain udah. Pacar gimana? Mereka udah diterima kerja di perusahaan besar atau lembaga pemerintahan yang gaji perbulannya di atas 2, atau bahkan 3. Untuk fresh graduate, tentu nilai yang lebih dari cukup. Masa kita sebagai cowok masih nganggur padahal pacar kita udah? Hati-hati, loh, Gan. Kelamaan nganggur ntar diputusin pacarnya kaya nasib salah satu kaskuser ini. Tekanan paling berat adalah ditanya “udah dapat kerja dimana?” dari calon mertua. Inilah fase dimana semua emosi di blender. Sedih, kesal, kecewa, malu, marah jadi satu.
Spoiler for Fakta:
Spoiler for Kelima:
Quote:
5. Renungan Malam
Kok renungan malam? Kaya pramuka aja. Eits, jangan salah, Gan. Merenung di malam hari itu terbukti efektif. Lagian coba deh flashback lagi kapan Agan sering merenung? Malam, kan, sebelum tidur? Oh, itu fantasi, ya. Ane kira merenung. Hehe.
Oke, jadi setelah kita mendapat tekanan bertubi-tubi, kemudian kita merenung. Bertanya kepada diri sendiri, datang kepada Tuhan, apa sebenarnya yang salah. Lalu kita dapatkan jawabannya. Ternyata selama ini kita terlalu pemilih. Nggak pengen kerja inilah itulah, nggak sesuai ama ilmu yang dipelajari lah, dan berbagai macam alasan lain. Di fase ini kita menurunkan standar kerja kita. Yang tadinya terlalu pemilih menjadi “mau kerja apa aja asal halal”.
Spoiler for Keenam:
Quote:
6. Bangkit
Kita pun kmbali bersemangat setelah terpuruk dalam tekanan. Membuat surat lamaran kerja yang lebih meyakinkan, lebih rajin nyari informasi seputar dunia kerja, dan rendah diri. Yang tadinya bangga dengan cumlaudenya, sekarang sadar bahwa tidak ada jaminan bahwa lulusan cumlaude dapat pekerjaan yang lebih bagus daripada mereka yang tidak. Yang tadinya milih-milih kerja, sekarang mau kerja apapun, dimanapun. DI fase ini, kita lebih “niat” untuk nyari kerja. Beberapa yang emang nggak niat kerja ikut orang, biasanya memilih berusa sendiri. Apapun kerjaannya nggak masalah, asalkan iringi usaha Agan dengan doa dan restu orangtua.
Spoiler for Keterakhir:
Quote:
7. Bekerja
Perjuangan dan kerja keras pun terbayar. Akhirnya kita diterima kerja. Atau bagi yang pengusaha, usahanya lancar. Sekarang nggak malu lagi kalo ada temen yang ngajakin reuni. Kita bisa menjawab dengan tegas pertanyaan calon mertua. Dan bikin orangtua BANGGA tentunya. Dan tahukah Agan kerja dimana temen ane yang ane ceritain di fase ke-2 tadi? Doi kerja di BANK, Gan! Padah awalnya doi anti banget kerja di Bank. Namun karena tekanan sana-sini, akhirnya doi ngalah dan kerja di Bank juga sebagai teller. Karma kali ya.
Ingat Gan, yang namanya kerja nggak ada yang gampang, kecuali kalo Agan BOS! Bos Agan pun sebelumnya pasti susah juga sebelum bisa mendapat posisi tersebut.
Karena nggak ada kerja yang gampang, jadi cobalah untuk menikmati, mencintai, dan bangga dengan pekerjaan Agan, layaknya prajurit kerajaan yang mengabdi dan siap mengorbankan nyawanya demi sang Raja. Mereka bekerja dengan rasa BANGGA.
Sekian dari ane, Gan. Semoga thread ini bisa memberikan inspirasi bagi seluruh Kaskuser, baik itu pelajar, mahasiswa, fresh graduate, pengangguran, pengusaha, pekerja kantoran, dan lainnya. Salam super, Gan! Sampai jumpa di thread ane berikutnya.