- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
MANUSIA ITU ANEH (cerita seorang penambang batu)


TS
piscine.
MANUSIA ITU ANEH (cerita seorang penambang batu)
ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.
ini trit pertama ane jadi maaf kalo berantakan...

Quote:

sebenarnya kenapa manusia dibilang sebagai mahluk paling sempurna? padahal manusia selalu merasa susah, selalu merasa paling sengsara. saat musim panas manusia mengeluh, 'huh panasnya! neraka bocor kali!", saat hujan pun mengeluh "ihhh hujan mulu! bikin becek nggak ada ojek!". saat kerja di dalam ruangan manusia mengeluh, "ahh pasti enak ya kerja lapangan, bisa sambil jalan-jalan.". saat bagian kerja lapangan manusia juga mengeluh, "hemm kerja di ruangan itu pasti enak banget ya? nggak pernah kehujanan nggak pernah kepanasan." kenapa manusia disebut mahluk paling sempurna? padahal manusia selalu iri dengan mahluk lainnya.
aku jadi inget kisah dari sebuah buku anak-anak yang pernah aku baca (masih suka baca buku anak-anak biar awet muda

Quote:
"
tersebutlah di suatu masa pada suatu desa di kaki gunung kapur, hiduplah seorang penambang batu. di berangkat pagi dan pulang saat senja. setiap hari bermandi peluh demi mengumpulkan bongkah-bongkah batu kapur untuk bisa dia jual dan menghidupi istri dan kedua anaknya. pagi itu dia berangkat dengan agak bermalasan karena hari ini sudah masuk musim kemarau sehingga panasnya matahari bagaikan panasnya jilatan api neraka (alaynya kambuh). satu jam dia bekerja cuma mendapatkan beberapa bongkah batu kapur, karena saat musim kemarau permukaan gunung pun menjadi bertambah keras. akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat.
"ahh capek kali kerja kayak gini!" sambil mengipas-kipaskan caping yang dipakainya untuk melindungi dari terik matahari.
"kalau saja aku jadi matahari..." si penambang mulai melamun yang tidak-tidak. tapi ternyata doanya didengar oleh sang matahari.
"wahai manusia kalau kau benar-benar ingin jadi matahari maka aku berikan kamu posisiku untuk sehari saja!" suara matahari menggelar di telinga penambang batu. seketika membuatnya tak sadar.
saat tersadar dia berada di tempat yang sangat tinggi, dan dia bisa melihat tingkah polah manusia di muka bumi. penambang itu benar-benar jadi matahari.

dengan congkak matahari itu mengeluarkan panasnya semaksimal mungkin.
"hahaha aku yang paling berkuasa di sini! kalian semua di bawah kekuasaan ku! hahahaha!" dia tertawa melihat orang-orang yang berpuluh di bawahnya.
tapi bagitu dia sepertinya mulai menemukan kesenangan, datanglah awan berduyun-duyun menutupi cahaya matahari.
"ahh sialan awan-awan ini!" matahari terus saja memancarkan sinarnaya lebih dari kemampuan maksimal, tapi tetap saja nyalanya tertutup oleh awan.
"ahh kalu saja aku menjadi awan!" matahari pun mulai putus asa. tapi kali ini lagi-lagi doanya di dengar oleh awan.
"wahai matahari kalai ini kau kuijinkan menjadi diriku tapi cukup sehari saja!"
matahari pun berubah menjadi awan. dan dia dengan sombongnya meluaskan permukaan tubuhnya sehingga bumi senantiasa diliputi kegelapan. tapi tiba-tiba angin berhembus dan mengarak awan-awan itu sehingga awan uti terpecah tak bisa lagi menutupi bumi.
si awan mulai putus asa lagi.
"seandainya aku menjadi angin." beruntung sekali penambang batu ini, lagi-lagi doanya didengar sang angin dan dia diijinkan menjadi angin selama sehari.
angin pun dengan sombongnya menunjukkan kekuatannya dengan menghempas segala macam benda yang berdiri di hadapannya. tapi ketika dia hendak menghempaskan gunung, angin tak sanggup merubuhkannya.
dan sekali lagi angin itu kepingin jadi gunung (kenapa diulang-ulang sih? ahh namanya juga cerita anak-anak).

akhirnya dia menjadi gunung. dia menjadi gunung yang verdiri kokoh, panas matahari tak mampu menggoyahkannya, awan tak mampu mengusiknya, dan angin besar pun tak mempu menggoyangkannya. tapi tiba-tiba dia merasakan sakit pada bagian bawah tubuhnya. ahhh para penambang batu! para penambang batu itu dengan buas mencungkil setiap batu gunung. ahh dia ingat dia awalnya adalah salah satu dari mereka dia awalnya adalah seorang penambang batu juga. alhirnya gunung itu menangis. meratapi nasibnya karena bagian tubuhnya terkikis oleh para penambang batu, mahluk yang dulunya dia pandang lemah.

tersebutlah di suatu masa pada suatu desa di kaki gunung kapur, hiduplah seorang penambang batu. di berangkat pagi dan pulang saat senja. setiap hari bermandi peluh demi mengumpulkan bongkah-bongkah batu kapur untuk bisa dia jual dan menghidupi istri dan kedua anaknya. pagi itu dia berangkat dengan agak bermalasan karena hari ini sudah masuk musim kemarau sehingga panasnya matahari bagaikan panasnya jilatan api neraka (alaynya kambuh). satu jam dia bekerja cuma mendapatkan beberapa bongkah batu kapur, karena saat musim kemarau permukaan gunung pun menjadi bertambah keras. akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat.
"ahh capek kali kerja kayak gini!" sambil mengipas-kipaskan caping yang dipakainya untuk melindungi dari terik matahari.
"kalau saja aku jadi matahari..." si penambang mulai melamun yang tidak-tidak. tapi ternyata doanya didengar oleh sang matahari.
"wahai manusia kalau kau benar-benar ingin jadi matahari maka aku berikan kamu posisiku untuk sehari saja!" suara matahari menggelar di telinga penambang batu. seketika membuatnya tak sadar.
saat tersadar dia berada di tempat yang sangat tinggi, dan dia bisa melihat tingkah polah manusia di muka bumi. penambang itu benar-benar jadi matahari.

dengan congkak matahari itu mengeluarkan panasnya semaksimal mungkin.
"hahaha aku yang paling berkuasa di sini! kalian semua di bawah kekuasaan ku! hahahaha!" dia tertawa melihat orang-orang yang berpuluh di bawahnya.
tapi bagitu dia sepertinya mulai menemukan kesenangan, datanglah awan berduyun-duyun menutupi cahaya matahari.
"ahh sialan awan-awan ini!" matahari terus saja memancarkan sinarnaya lebih dari kemampuan maksimal, tapi tetap saja nyalanya tertutup oleh awan.
"ahh kalu saja aku menjadi awan!" matahari pun mulai putus asa. tapi kali ini lagi-lagi doanya di dengar oleh awan.
"wahai matahari kalai ini kau kuijinkan menjadi diriku tapi cukup sehari saja!"
matahari pun berubah menjadi awan. dan dia dengan sombongnya meluaskan permukaan tubuhnya sehingga bumi senantiasa diliputi kegelapan. tapi tiba-tiba angin berhembus dan mengarak awan-awan itu sehingga awan uti terpecah tak bisa lagi menutupi bumi.
si awan mulai putus asa lagi.
"seandainya aku menjadi angin." beruntung sekali penambang batu ini, lagi-lagi doanya didengar sang angin dan dia diijinkan menjadi angin selama sehari.
angin pun dengan sombongnya menunjukkan kekuatannya dengan menghempas segala macam benda yang berdiri di hadapannya. tapi ketika dia hendak menghempaskan gunung, angin tak sanggup merubuhkannya.
dan sekali lagi angin itu kepingin jadi gunung (kenapa diulang-ulang sih? ahh namanya juga cerita anak-anak).

akhirnya dia menjadi gunung. dia menjadi gunung yang verdiri kokoh, panas matahari tak mampu menggoyahkannya, awan tak mampu mengusiknya, dan angin besar pun tak mempu menggoyangkannya. tapi tiba-tiba dia merasakan sakit pada bagian bawah tubuhnya. ahhh para penambang batu! para penambang batu itu dengan buas mencungkil setiap batu gunung. ahh dia ingat dia awalnya adalah salah satu dari mereka dia awalnya adalah seorang penambang batu juga. alhirnya gunung itu menangis. meratapi nasibnya karena bagian tubuhnya terkikis oleh para penambang batu, mahluk yang dulunya dia pandang lemah.
Spoiler for esensi dari sebuah cerita a.k.a hikmahnyo:
manusia memang tak pernah puas dengan apa yang dia maliki. kunci untuk bisa berpuas diri adalah bersyukur dengan pembagian yang seadil-adilnya yang telah diberikan oleh Alloh SWT. walaupun begitu kita tetap tidak boleh berputus asa dalam menggapai cita-cita. tapi tetap jadi diri sendiri adalah salah satu kuncinya.
Spoiler for b0nus:

pliis




Spoiler for sumber:
WASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
0
4.5K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan