GPO2AAvatar border
TS
GPO2A
April Mop, Peringatan Pembantaian Umat Islam?
INILAHCOM, Jakarta – Setiap kali satu April datang, saat itu pula datang beragam pesan tentang ‘tak Islami’nya hari lelucon tersebut. Bahkan disebutkan, pada 1 April itulah umat Islam Spanyol dihabisi dalam sebuah pesta pembantaian.

Lama-lama, ‘sejarah’ yang tak pernah diverifikasi itu pun menjadi sah manakala media mainstream memuatnya. Tidak hanya VOA-Islam, Eramuslim, SwaraIslam dan situs sejenis yang kerap membuat kening mengernyit karenanya. Sebuah koran besar yang identik sebagai media muslim Indonesia pun memuatnya. Tampaknya tanpa verifikasi, meski tampaknya untuk keamanan, media itu berkelit dengan tak menyebut tahun pembantaian.

Pesan berantai setiap April itu mengatakan, April Mop merupakan peringatan peristiwa pembantaian umat Islam di Spanyol pada 1 April 1487. Dus, ganjil sekali bila umat Islam turut ‘merayakannya’.

Marilah kita coba telusuri kebenaran klaim tersebut. Sejarah menuliskan bahwa Islam menguasai Spanyol selama kurang lebih 700 tahun, yakni dari 711-1492. Dimulai dari penaklukan Andalusia (Spanyol) oleh Panglima Tariq bin Ziyad. Kekuasaan Islam itu sempat menguasai seluruh semenanjung Iberia, sebelum kemudian terpecah dan akhirnya hanya tersisa Granada.

Granada pun kemudian jatuh seiring menguatnya orang-orang Kristen di bawah Ferdinan dari Aragon dan Ratu Isabela, yang dengan menggalang semangat reconquista (penaklukan kembali) mengalahkan Muhammad XII. Kekalahan penguasa muslim itu segera diikuti penganiayaan dan pengusiran kaum muslim dan Yahudi dari Spanyol. Pada saat pengusiran dan penganiayaan di 1492 itulah kemungkinan terjadi pembunuhan besar-besaran itu.

Artinya, tak ada bukti sahih bahwa ada ‘pembantaian umat Islam pada 1 April 1487’ sebagaimana pesan berantai itu. Pada 1487 itu masih berdiri kekuatan Islam yakni Kerajaan Granada, meski terus mengalami penurunan kekuatan.

Bukti lain yang melemahkan klaim itu 1487 itu. Meski pernikahan ‘politik’ antara Ferdinan dan Isabela yang menyatukan Aragon dan Kastilia terjadi pada 1469, keduanya tidak segera menjadi kekuatan dahsyat. Penyatuan itu baru kuat setelah didanai penuh Vatikan pada masa Paus Siktus IV, yang memaklumkan ‘perang suci’ melawan Granada, kekuatan terakhir Islam di Iberia. Pada 1487 ini, Inkuisisi Spanyol baru dicanangkan Ferdinan.

Memang ada beberapa penyerangan Kristen selama 1487. Misalnya, penyerangan pusat angkatan laut Granada di Malaga yang berada di bawah komando Al Zagal, adik Sultan Muhammad XII. Tetapi kekuatan Kristen baru bisa menguasai pelabuhan benteng itu pada 27 April. Meski kekuatan Islam rapuh oleh intrik internal istana, Malaga susah ditaklukan justru karena dipertahankan mati-matian oleh orang-orang Kristen Granada.

Mereka memilih hidup di bawah pemerintahan Islam yang cenderung lebih toleran dalam beragama, dibanding rezim Spanyol Kristen yang saat itu dikuasai kaum Inkuisisi yang terkenal bengis, bahkan kepada umat Katolik bila dianggap melakukan bid’ah. Malaga, sejatinya baru jatuh pada 18 Agustus 1487.

Bila yang dimaksud pesan itu adalah ‘pembantaian Granada’, peristiwa itu justru merujuk penyerangan kekuatan muslim Spanyol terhadap Granada yang saat itu dikuasai Wazir Yahudi, Joseph bin Naghrela, pada 1066. Sejarawan Bernard Lewis menyatakan, penyerangan itu merupakan respons kaum muslim atas kekuasaan Yahudi di Iberia, yang saat itu sering dianggap licik dan khianat.

Jadi, kalau pun April Mop dianggap tidak Islami, barangkali alasannya tak harus terkesan mengada-ada dan justru ‘tipu-tipu baru’. Apalagi harus memerkosa sejarah.

April Mop menjadi tidak Islami manakala hari bercanda itu diisi tipu-tipu yang berisiko tinggi. Misalnya menipu dan melontarkan lelucon dengan tujuan mempermalukan.

Bukankah “Pengkhianatan paling besar adalah saat engkau menyampaikan informasi kepada saudaramu, yang mereka benarkan, padahal engkau sendiri berdusta,” kata Nabi dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Abu Dawud.

Selain itu, lelucon barangkali merupakan upaya kita untuk membuat wajah Islam yang lebih ramah. Islam yang tidak terkesan bengis karena senantiasa serius, penuh terma ‘halal’, ‘haram’ dan ‘tidak Islami’.

Sudah terlalu lama Islam digandengkan dengan agama hukum dan ketegasan yang dibawa Musa. Mungkin, ada peran kita yang nyaman membawa wajah Islam yang garang. Padahal, bahkan almarhumah Annemarie Schimmel percaya, Islam sejatinya berwajah ramah, agama pelipur lara dan pemuasan dahaga spiritualitas manusia. [dsy]

[url]http://m.inilah..com/read/detail/2087870/april-mop-peringatan-pembantaian-umat-islam[/url]

1media mainstream memuatnya. Tidak hanya VOA-Islam, Eramuslim, SwaraIslam dan situs sejenis yang kerap membuat kening mengernyit karenanya. Sebuah koran besar yang identik sebagai media muslim Indonesia pun memuatnya.emoticon-Mad (S) woe bekatul kapan situs itu di brendel

2Islam yang tidak terkesan bengis karena senantiasa serius, penuh terma ‘halal’, ‘haram’ dan ‘tidak Islami’emoticon-Cape d... (S) tolong hilangkan persepsi ini

3 Islam sejatinya berwajah ramah, agama pelipur lara dan pemuasan dahaga spiritualitas manusia.emoticon-Request ini baru islam sebenarnya
0
5.6K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan