- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{ Tebak Kotanya } Murid Kelas 1 SD Tewas Setelah Setelah Diroyok Tiga Temannya


TS
aceminus
{ Tebak Kotanya } Murid Kelas 1 SD Tewas Setelah Setelah Diroyok Tiga Temannya
Quote:
Murid Kelas 1 SD Tewas Setelah Setelah Diroyok Tiga Temannya
Selasa, 1 April 2014 03:10 WIB

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR- Muhammad Syukur Syabran (7), murid Kelas 1A Sekolah Dasar (SD) Inpres Tamalanrea V, Kompleks Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, meninggal dunia, Senin (31/3) dini hari di ruang perawatan ICU RS Ibnu Sina, Makassar.
Penyebab pasti kematian putra sulung dari pasangan M Syabran (32) dan Sitti Nurdina (27) ini masih menunggu hasil visum dokter rumah sakit dan forensik polisi.
Yang jelas, dua hari sebelum anak sulung dari dua bersaudara ini dilarikan ke UGD Rumah Sakit, Kamis (27/3/2014), Syukur tersungkur di perempatan jalan perbatasan Blok H (Jl Kerukunan Timur XVI dan Blok J (Jl Kejayaan Selatan) sekitar 200 meter dari sekolahnya, dan 250 m dari rumah tinggalnya, Jl Kerukunan Timur XVI RW 013/ RT 003, Komplek BTP Tamalanrea.
Informasi yang dihimpun Tribun, sepulang sekolah, sekiyar pukul 13.15 wita, Syukur "berkelahi-berkelahi" dengan tiga rekan sekelasnya, IR (7), Rs (6,9), dan Ar (7), seusai jam pelajaran atau waktu pulang sekolah.
Ibu kandung korban, Nurdani, mengatakan, putranya dikeroyok tiga rekannya sepulang sekolah. Usai 'berkelahi-berkelahi" Syukur ditemukan bapaknya di pinggir jalan. Di rumah, kepada ibunya Syukur mengeluh sakit di bagian perut dan dada.
Selang dua hari setelah kejadian, sakit yang dirasakan tak kunjung sembuh. "Hari Sabtunya dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Syina, tapi tadi subuh meninggal," katanya kepada Tribun di kediamannya, yang juga kedai kecil barang campuran, Senin (31/3) siang.
Kepala Sekolah SD V Tamalarea, Nurbaya Karim, yang dikonfirmasi terpisah di rumahnya di Blok K No 204 Kompleks BTP RW 013 RT 004 Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, mengatakan, tak ada yang menyaksikan pengeroyokan itu, "biar guru ataupun kepala sekolah kami tak ada yang lihat," katanya.
Syukur kali pertama ditemukan ayahnya di halaman sekolahnya dan merasakan rasa sakit di dadanya. Saat ditemukan korban belum sempat pingsang. Sehingga bocah ini sempat menceritakan dia dianiaya teman sekelasnya. (lihat Penjelasan Guru)
Tiga pelaku, terbilang masih tetangga korban. Bahkan, ada yang menyebutkan salah satu bocah yang mengeroyok dan menendang Syukur malah sering membonceng di sepeda motor yang dikendarai ayah Syukur, saat pergi atau pulang sekolah.
Versi lain yang beredar, Syukur dikeroyok teman sebayanya sekaligus kelasnya sendiri di SD Tamalanrea V. "Ada yang bilang mereka, masin-main saling ejek, lalu ada yang melempar baru, makanya berkelahi. Syukur dikeroyok pas di depan bengkel motor."
Saat Tribun, coba memintai keterangan dari pemilik bengkel, Syamsuddin, dia mengaku tak melihat langsung peristiwa itu. Saat perkelahian, Syamsuddin mengaku tak di lokasi. "Saya tidak tahu itu, karena hari Kamis itu saya masuk di dalam rumah, saya di belakang, " katanya, menunjuk rumah bagian belakang.
Kepala Kepolisian Sektor Tamalanrea, Makassar, Kompol Ahmad Yulias, mengkonfirmasikan kasus ini dan meyebutnya sebagai kasus langka.
"Kami belum tahu persis bagaimana kronologisnnya, karena saat kejadian Kamis lalu tidak ada laporan. Dan kami baru setelah dia meninggal. Tetapi memang, diduga sempat berkelahi dengan tiga temannya, tapi untuk penyebab kematiannya belum diketahui, kita masih tunggu hasil visum dari RSU Ibnu Sina. Bisa jadi ada penyebab lain," sebutnya.
Menurutnya, ketiga pelaku masih anak-anak, bahkan ketegori di bawah umur. "Kami tak bisa menahannya. Tapi kami akan proses jika ada laporan resminya ke kantor polsek," katanya.
Kapolsek menyebutkan, meskipun mereka tidak mendapatkan laporan ini. Pihaknya tetap penyelidikan, guna mengetahui motifnya dan penyebab kematian. "Kami masih selidiki dulu, apalagi ini ada informasi pelakunya teman sekolahnya sendiri yang jugaa masih dibawa umur, " paparnya.
Atas kejadian ini, jajaran Polsek Tamalanrea telah memanggil beberapa pihak, seperti keluarga pelaku yang dituduhkan untuk memberikan keterangan terkait hal tersebut.
Dari keterangan sementara, sejumlah tetangga korban lainya, menjelaskan di dada jenazah almarhum terlihat hitam, diduga akibat bekas pukulan atau pengeroyokan.
Kepala Sekolah Dasar (SD) Tamalanrea V, Nurbaya diperiksa oleh penyidik Kepolisian Sektor Tamalanrea Makassar, atas kejadian yang terjadi diwilayah lingkup sekolahnya. Hal ini diakui oleh pihak keluarganya saat ditemui di rumahnya di JL Kerukunan, Blok K, Kecamatan Tamalanrea Makassar, soreh.
"Ibu masih di Polsek ,"Kata Keluarganya yang ditemui di rumahnya.
Namun saat wartawan mencari Kepala Sekolah yang bersangkutan untuk menelusuri kasus meninggalnya murid SD Tamalanrea ini di Mapolsek. Pihak Kepolisian Sektor Tamalanrea tidak membenarkan kepsek ikut juga diperiksa.
"Apa hubunganyan dengan Kepsek, karena kejadianya diluar halaman sekolah," sebut Kepala Unit Reserse Kriminal. (Kanit Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Tamalanrea, Iptu Andi Husain.
Ibu almarhum Syukur, mengatakan, belum mengetahui apakah kejadian yang menimpa anaknya akan dilaporkan kepolisi atau tidak "Saya tunggu suami saya setelah pulang kubur anak saya,"tuturnya.
Bebeberapa menit kemudian, ibu korban yang berprofesi sebagai penjual campuran ini, kemudian masuk di dalam kamar menidurkan adik almarhum yang baru berumur beberapa bulan.
Sementara nenek korban, Sitti (60), mengatakan, jenazah cucunya langsung dibawa ke kampung halaman kedua orang tuanya, dimakamkan di Wajo.
"Saya juga baru datang dari Siwa, jadi tidak tahu bagaimana kejadiannya, tapi tadi jenazahnya sudah dibawa ke Sempang. Semua keluarga ikut ke sana, kecuali mamaknya, karena ada anak bayinya,"kata Sitti
Kapolsek dan mantan Ketua RT 6 M Yusuf Haseng mengatakan kejadian ini, harus menjadi pelajaran berharga bagi pihak sekolah dan orangtua. Terutama dalam melakukan pengawasan kepada anak didiknya.
"Syukur telah menjadi korban kebingasan dari teman kelasnya, ini tidak luput dari para guru agar pengawasannya ditingkatkan dan tidak terulang kembali," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kota Makassar Mahmud BS mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan resmi dari sekolah tersebut. Namun, kematian bocah murid sekolah itu menjadi ranah hukum bagi pihak kepolisian.
"Kami akan menelusuri penyebab kematian dan akan memintai keterangan dari kepala sekolahnya. Saya akan cek dulu, karena saya belum tahu masalahnya," kata Mahmud, dihubungi terpisah.(cr1/cr9/san)
Selasa, 1 April 2014 03:10 WIB

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR- Muhammad Syukur Syabran (7), murid Kelas 1A Sekolah Dasar (SD) Inpres Tamalanrea V, Kompleks Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, meninggal dunia, Senin (31/3) dini hari di ruang perawatan ICU RS Ibnu Sina, Makassar.
Penyebab pasti kematian putra sulung dari pasangan M Syabran (32) dan Sitti Nurdina (27) ini masih menunggu hasil visum dokter rumah sakit dan forensik polisi.
Yang jelas, dua hari sebelum anak sulung dari dua bersaudara ini dilarikan ke UGD Rumah Sakit, Kamis (27/3/2014), Syukur tersungkur di perempatan jalan perbatasan Blok H (Jl Kerukunan Timur XVI dan Blok J (Jl Kejayaan Selatan) sekitar 200 meter dari sekolahnya, dan 250 m dari rumah tinggalnya, Jl Kerukunan Timur XVI RW 013/ RT 003, Komplek BTP Tamalanrea.
Informasi yang dihimpun Tribun, sepulang sekolah, sekiyar pukul 13.15 wita, Syukur "berkelahi-berkelahi" dengan tiga rekan sekelasnya, IR (7), Rs (6,9), dan Ar (7), seusai jam pelajaran atau waktu pulang sekolah.
Ibu kandung korban, Nurdani, mengatakan, putranya dikeroyok tiga rekannya sepulang sekolah. Usai 'berkelahi-berkelahi" Syukur ditemukan bapaknya di pinggir jalan. Di rumah, kepada ibunya Syukur mengeluh sakit di bagian perut dan dada.
Selang dua hari setelah kejadian, sakit yang dirasakan tak kunjung sembuh. "Hari Sabtunya dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Syina, tapi tadi subuh meninggal," katanya kepada Tribun di kediamannya, yang juga kedai kecil barang campuran, Senin (31/3) siang.
Kepala Sekolah SD V Tamalarea, Nurbaya Karim, yang dikonfirmasi terpisah di rumahnya di Blok K No 204 Kompleks BTP RW 013 RT 004 Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, mengatakan, tak ada yang menyaksikan pengeroyokan itu, "biar guru ataupun kepala sekolah kami tak ada yang lihat," katanya.
Syukur kali pertama ditemukan ayahnya di halaman sekolahnya dan merasakan rasa sakit di dadanya. Saat ditemukan korban belum sempat pingsang. Sehingga bocah ini sempat menceritakan dia dianiaya teman sekelasnya. (lihat Penjelasan Guru)
Tiga pelaku, terbilang masih tetangga korban. Bahkan, ada yang menyebutkan salah satu bocah yang mengeroyok dan menendang Syukur malah sering membonceng di sepeda motor yang dikendarai ayah Syukur, saat pergi atau pulang sekolah.
Versi lain yang beredar, Syukur dikeroyok teman sebayanya sekaligus kelasnya sendiri di SD Tamalanrea V. "Ada yang bilang mereka, masin-main saling ejek, lalu ada yang melempar baru, makanya berkelahi. Syukur dikeroyok pas di depan bengkel motor."
Saat Tribun, coba memintai keterangan dari pemilik bengkel, Syamsuddin, dia mengaku tak melihat langsung peristiwa itu. Saat perkelahian, Syamsuddin mengaku tak di lokasi. "Saya tidak tahu itu, karena hari Kamis itu saya masuk di dalam rumah, saya di belakang, " katanya, menunjuk rumah bagian belakang.
Kepala Kepolisian Sektor Tamalanrea, Makassar, Kompol Ahmad Yulias, mengkonfirmasikan kasus ini dan meyebutnya sebagai kasus langka.
"Kami belum tahu persis bagaimana kronologisnnya, karena saat kejadian Kamis lalu tidak ada laporan. Dan kami baru setelah dia meninggal. Tetapi memang, diduga sempat berkelahi dengan tiga temannya, tapi untuk penyebab kematiannya belum diketahui, kita masih tunggu hasil visum dari RSU Ibnu Sina. Bisa jadi ada penyebab lain," sebutnya.
Menurutnya, ketiga pelaku masih anak-anak, bahkan ketegori di bawah umur. "Kami tak bisa menahannya. Tapi kami akan proses jika ada laporan resminya ke kantor polsek," katanya.
Kapolsek menyebutkan, meskipun mereka tidak mendapatkan laporan ini. Pihaknya tetap penyelidikan, guna mengetahui motifnya dan penyebab kematian. "Kami masih selidiki dulu, apalagi ini ada informasi pelakunya teman sekolahnya sendiri yang jugaa masih dibawa umur, " paparnya.
Atas kejadian ini, jajaran Polsek Tamalanrea telah memanggil beberapa pihak, seperti keluarga pelaku yang dituduhkan untuk memberikan keterangan terkait hal tersebut.
Dari keterangan sementara, sejumlah tetangga korban lainya, menjelaskan di dada jenazah almarhum terlihat hitam, diduga akibat bekas pukulan atau pengeroyokan.
Kepala Sekolah Dasar (SD) Tamalanrea V, Nurbaya diperiksa oleh penyidik Kepolisian Sektor Tamalanrea Makassar, atas kejadian yang terjadi diwilayah lingkup sekolahnya. Hal ini diakui oleh pihak keluarganya saat ditemui di rumahnya di JL Kerukunan, Blok K, Kecamatan Tamalanrea Makassar, soreh.
"Ibu masih di Polsek ,"Kata Keluarganya yang ditemui di rumahnya.
Namun saat wartawan mencari Kepala Sekolah yang bersangkutan untuk menelusuri kasus meninggalnya murid SD Tamalanrea ini di Mapolsek. Pihak Kepolisian Sektor Tamalanrea tidak membenarkan kepsek ikut juga diperiksa.
"Apa hubunganyan dengan Kepsek, karena kejadianya diluar halaman sekolah," sebut Kepala Unit Reserse Kriminal. (Kanit Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Tamalanrea, Iptu Andi Husain.
Ibu almarhum Syukur, mengatakan, belum mengetahui apakah kejadian yang menimpa anaknya akan dilaporkan kepolisi atau tidak "Saya tunggu suami saya setelah pulang kubur anak saya,"tuturnya.
Bebeberapa menit kemudian, ibu korban yang berprofesi sebagai penjual campuran ini, kemudian masuk di dalam kamar menidurkan adik almarhum yang baru berumur beberapa bulan.
Sementara nenek korban, Sitti (60), mengatakan, jenazah cucunya langsung dibawa ke kampung halaman kedua orang tuanya, dimakamkan di Wajo.
"Saya juga baru datang dari Siwa, jadi tidak tahu bagaimana kejadiannya, tapi tadi jenazahnya sudah dibawa ke Sempang. Semua keluarga ikut ke sana, kecuali mamaknya, karena ada anak bayinya,"kata Sitti
Kapolsek dan mantan Ketua RT 6 M Yusuf Haseng mengatakan kejadian ini, harus menjadi pelajaran berharga bagi pihak sekolah dan orangtua. Terutama dalam melakukan pengawasan kepada anak didiknya.
"Syukur telah menjadi korban kebingasan dari teman kelasnya, ini tidak luput dari para guru agar pengawasannya ditingkatkan dan tidak terulang kembali," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kota Makassar Mahmud BS mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan resmi dari sekolah tersebut. Namun, kematian bocah murid sekolah itu menjadi ranah hukum bagi pihak kepolisian.
"Kami akan menelusuri penyebab kematian dan akan memintai keterangan dari kepala sekolahnya. Saya akan cek dulu, karena saya belum tahu masalahnya," kata Mahmud, dihubungi terpisah.(cr1/cr9/san)
Makassar
Turut berduka cita

Tiga temannya adalah generasi penerus para mahasiswa kota tersebut

0
5.1K
Kutip
62
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan