Ada yang unik di tahun politik 2014 ini.Politisi saling serang melalui puisi. Diawali oleh Prabowo, Capres dari Gerindra ketika melakukan kampanye di Bali. Start Prabowo kemudian diikuti anak buahnya, Fadli Zon. Meskipun tidak secara terbuka mengakui kepada pihak mana puisi itu ditujukan, tetapi dari isi puisi itu sendiri tidak terlalu susah menebak bahwa puisi itu ditujukan untuk PDIP.
PDIP awalnya menanggapi dingin "serangan" itu. Beberapa politisi PDIP membalas puisi itu "hanya" dengan komentar biasa, bukan dengan puisi. Seorang politisi PDIP bahkan mengaku tidak pandai berpuisi. Sampai akhirnya seorang simpatisan PDIP, yang seorang sastrawan, "angkat senjata" dan membalas puisi dangan puisi.
Entahlah, fenomena ini pertanda dan berdampak baik atau buruk. Namun yang jelas sebagai "penonton" pertarungan politik 2014, kita bisa menganggap ini sebagai sesuatu yang menarik dan menghibur.
Puisi yang Politis atau Politik yang Puitis?:
Spoiler for Prabowo (GERINDRA):
SANTUN
Boleh berbohong asal santun
Boleh mencuri asal santun
Boleh korupsi asal santun
Boleh menipu rakyat asal santun
Boleh menjual negeri pada orang lain asal santun
Boleh merampok asal santun
Prabowo, 17 Maret 2014
Spoiler for Fadli Zon (GERINDRA):
Air Mata Buaya
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam
Kau bicara antikorupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Air mata buaya
Fadli Zon, 26 Maret 2014
Spoiler for Fadli Zon (GERINDRA):
Sajak Seekor Ikan
Seekor ikan di akuarium
Kubeli dari tetangga sebelah
Warnanya merah
Kerempeng dan lincah
Setiap hari berenang menari
Menyusuri taman air yang asri
Menggoda dari balik kaca
Menarik perhatian siapa saja
Seekor ikan di akuarium
Melompat ke sungai
bergumul di air deras
Terbawa ke laut lepas
Di sana ia bertemu ikan hiu, paus dan gurita
Menjadi santapan ringan penguasa samudera
Fadli Zon, 29 Maret 2014
Spoiler for Fahmi Habcyi (PDIP):
PEMIMPIN TANPA KUDA
Masa perang telah berganti damai
Tak ada jarak prajurit dan panglima
Masa gagah-gagahan telah tak laku
Tak ada jarak manusia dan manusia
Kejantanan telah berubah
Tak ada amarah dipunggung kuda
Bung Karno blusuk Cipagalo beralas nestapa
Temukan Marhaen tanpa asa
Pemimpin tak perlu kuda
Rakyat tak suka gaya
Cukup Tuhan Punya Kuasa
Fahmi Habcyi, Cianjur 30 Maret 2014
Spoiler for Fadli Zon (GERINDRA):
SANDIWARA
Kau berjanji atas nama Tuhan
Di bawah sumpah kitab suci Al Quran
Kau bilang lima tahun pengabdian
Melayani warga penuh kesungguhan
Kau berjanji di hadapan rakyat
Disaksikan berjuta mata dan telinga
Kau bilang setia memegang amanat
Menyelesaikan masalah berat ibukota
Kini semua sirna sudah
Janji dan sumpah menjadi sampah
Kata-kata kehilangan makna
Tong kosong nyaring bunyinya
Kau berjanji pada rakyat
Di tengah upacara khidmat
Tuhan hadir di sana
Ternyata kau hanya bersandiwara
Fadli Zon, 31 Maret 2014
Spoiler for LAINNYA dari agan2:
Quote:
Original Posted By rakyatlapar►PDIP dan Gerindra saling menghantem
Pengikutnya membela maju tak gentar.
Wiranto bilang jangan pada Berantem
Tetapi malah dicaci lewat komentar
PDIP dan Gerindra saling hujat lewat Puisi
Seniman dan Ahli sastra menikmati
Wiranto dan Hary Tanoe makin percaya diri
Se-iman dan kaum Anti diskriminasi datang menghampiri.
PDIP dan Gerindra saling serang
HANURA yang bakal Jadi Pemenang.
Itulah strategi ketiga partai Oposisi.
Rakyat Indonesia telah menjadi saksi.
Quote:
Original Posted By rakyatlapar►Mereka bersama dalam pilkada
Sebutan Semut mereka pungut
Hati mereka terkotak kotak
Demi kekuasaan satu tujuan
Hari ini mereka bercerai
Karena janji yang di ingkari
Kebun binatang jadi sebutan
Mabuk kepayang duit melayang
Umbar janji tagih janji
Rakyat jadi semakin benci
Kekuasaan diperebutkan
Nama rakyat mereka sebutkan
Negara makmur padi menguning
Tapi rakyat semaking pening
Harta berlimpah dibumi pertiwi
Jadi bancakan para politisi
Akankah negeri bisa mandiri ?
Indonesia maju hanya mimpi.
Quote:
Original Posted By antikritikgegep►puisi Jampi jampi media
Cing cang keling
manuk cingkleng
cindeteng
Plos kakolang
bapak jokowi
bulendeng
Note : biasanya yang kena jampi jampi media/puisi ini adalah kaum panastak
yang nga punya filter lagi dikepalanya