Malem minggu gerimis enaknya baca-baca buku, majalah, koran, apalah yang penting enak di baca. Ya meskipun tidak ujan edisi malem minggu saya sama aja tidak ada jalan-jalan hehe jangan tanya kenapa . Nah kebetulan aku berlangganan sebuah majalah, sebut saja sinyal, setelah kubaca ada topik menarik yang ingin ke teman-teman semua *ya kali aja ada yang belum baca*
Tepatnya ada di halaman 42 Sinyalemen, Ada sebuah cerita dari Ohm Andra Nuryadi yang katanya di kejar-kejar jurnalis yang kepengen mewancarainya. Ceritanya si doi itu Caleg, tau kan caleg? Begini cuplikan wawancaranya.
Mrs. Kepo: Saya nggak mellihat spanduk, flyer,pamphlet Anda di jalan-jalan?
Spoiler for Jawaban:
Benar, Anda nggak bakal menemukan, karena saya benci dengan vidalisme. Membuat visual buruk, dan sama sekali merusak keindahan yang sudah di buat. Kasihan pepohonan, tanaman, dinding, jalanan. Jelek sekali dilihat.
Mrs. Kepo: Tapi semua melakukan dan bebas memasang biar terkenal?
Spoiler for Jawaban:
Mereka itu tidak tanggung jawab dan inkonsisten. Bicara keinginan membangun dan mengubah, tapi sudah merusak duluan. Saya tanya, Apakah selesai kampanye, mereka yang memasang dengan rela hati akan melepas? Hmm rasanya spele, tapi sudah mencerminkan buruknya perilaku.
Mrs. Kepo: Tapi kan beresiko, Anda tak di kenal?
Spoiler for Jawaban:
Dikenal? bahkan ketika seorang caleg memasang ratusan atau ribuan pamphlet, orang tetap tidak kenal. Ia akan di kenal jika ia memperlihatkan sisi ucapan dan usaha. Bukan tampangnya, yang, maaf BIKIN ENEG DAN NGGAK NATURAL. Lihat aja mukanya, banyak yang stereo-type, pasang sennyum.
Mrs. Kepo: Jadi, Anda ini kampanye lewat apa?
Spoiler for Jawaban:
Digital! Saya sadar siapa orang yang ingin saya ajak berembuk, berdiskusi dan saya lebih suka konstituen atau warga yang memiliki harapan hidup untuk maju dan terbuka pikirannya. Saya tahu, tak semua orang punya twitter, Facebook atau Blog. Tapi saya gunakan fasilitas dari jaringan ini semaksimal mungkin untuk menstransfer gagasan, pandangan, juga potret masa depan.
Mrs. Kepo: Anda yakin yang Anda bidik banyak dan memahami Anda?
Spoiler for Jawaban:
Mereka seperti kawan dan saudara. Jumlah pengguna media social dan internet mungkin tak banyak. Tapi menundukkan mereka selevel dengan kita membuat banyak perbincangan yang bagus buat referensi kira. Jangan lupa, ada efek viral, baik lewat media social maupun mulut ke mulut *bukan adu mulut ya *
Mrs. Kepo: Kayaknya Anda ini nggak punya duit ya?
Spoiler for jawaban:
Hahhaha …. Anda tahu saja. Biaya saya hanya 150 ribu sebulan buat internet 4G biar tulisan berisi ide segar juga video rekaman hasil hunting saya memperlihatkan kondisi rakyat dan bumi Indonesia lebih terunggah, saya bisa kerja dimana saja, dan kawan-kawan bisa menilai saya. Ditambah lagi 100 ribu langganan BIS buat up date dan berdiskusi dengan follower saya di twitter, Facebook, dll. Jadi total sebulan Rp 250.000,- . *kalau uang makan kayaknya banyak*
Mrs. Kepo: Kok Anda nggak sekalian mejeng di media social dan YouTube?
Spoiler for Jawaban:
Maaf, saya nggak narsis. Saya lebih suka kasih hiburan tapi berbobot dan memicu rakyat untuk kritis. Diskusi harus dibangun, ada dialog dan interaktif. Apapun temanya. Bahkan hal-hal remeh, misalnya share tentang bagaimana ya kita menundukkan diri sebagai orang tua di mata anak-anak. Temen-temen banyak yang respond an menjadi diskusi yang hidup dan saling membangun.
Mrs. Kepo: Terakhir, Anda yakin menang?
Spoiler for Jawaban:
Enggak! *Wartawan kaget *
Mrs. Kepo: Lho kok pesimis?
Spoiler for Jawaban:
Justru saya optimis, sebab yang cari bukan kalah menang. Saya optimis memberdayakan pikiran rakyat lebih dulu. Kalau pemikiran mereka kritis dan produktif, mereka yakin pilih saya. Jadi proses lebih penting. Agar ketika Anda kalah, maka Anda akan legowo. Tetapi Anda sudah memahami apa dan bagaimana karakter rakyat Indonesia.
Spoiler for Ini Yang Bikin Gue Kaget Gann:
Adzan subuh lalu membangunkan saya dari tidur. Hmmm … saya bermimpi…. :v
Spoiler for Kesimpulannya:
Ya meski ini hanya mimpi dari sdr Andra Nuryadi, tapi menurut saya ini cukup memberi pelajaran bagi kita. Mana caleg yang baik dan mana yang caleg sok baik. Jadi, sudahkah Anda menemukan sosok yang pantas untuk di pilih?