kata takdir sendiri merupakan persoalan, jika kita mengartikan bahwa Tuhan dimasa lampau telah memprogramkan peristiwa2 masa depan, maka asumsi ini berarti Tuhan ada menurut WAKTU (sedang eksistensi Tuhan tidak terikat oleh waktu). tetapi jika pengertiannya adalah bahwa kebijaksannan, pengetahuan dan kekuasaan Tuhan meliputi segala sesuatu serta tidak ada makhluk yang dapat bertentangan dengan itu, maka yang demikian adalah benar, namun ini bukanlah pengertian utama "menakdirkan", yang secara bahasa bermakna MENENTUKAN SEBELUMNYA.

darimanakah kejahatan berasal? jika dari Tuhan maka Tuhan tidak sempurna, jika bukan maka sesuatu dapat terjadi TANPA kehendaknya??

apa manfaat doa jika Tuhan sudah menakdirkan apa yang terjadi di masa depan? mengasumsikan dalam hal hal tertentu bahwa Tuhan memiliki masa depan. artinya Tuhan diukur menurut waktu, sebagaimana kita(makhluk), dan karenanya, sementara kita berdoa, Dia menatap tajam ke masa depan yang sudah diitakdirkan. padahal untuk memiliki masa depan, suatu eksistensi HARUS terkurung dalam waktu, (sedang Tuhan tidak terikat RUANG dan WAKTU)??! —

kita tidak mengenal dosa turunan. namun ada sebuah argumen. mengapa kita semua anank cucu adam menanggung dosa dari yang adam perbuat? mengapa kita anak cucu adam tidak diuji dengan cara yang sama untuk membuktikan keislaman kita? barang tentu kita di surga sekarang?

mengapa manusia tidak diciptakan dengan segala kebaikan agar tidak berbuat kerusakan di muka bumi?