Jangan mudah banget ambil kesimpulan dari apa yang mereka dapatkan sebelum mengetahui secara rinci dan membandingkanya dengan yang lain.

Ini menurut Ane, perhatikan! Satinah membunuh majikannya karena ia membela diri. Siapa yang memulai permasalahan? Yang memulai adalah majikan. Satinah pada waktu kejadian melakukan perlawanan, sehingga dengan tindak refleknya, ia melukai sang majikan yang ternyata ketika ia dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

Orang sebelah mengatakan, pembunuh tidak pantas untuk dibela. Pikir pakai otak bung! Membunuh karena apa dulu, alasan seseorang membunuh karena apa dulu, jangan mudah ambil kesimpulan.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Satinah merupakan pembunuhan yang menyerupai sengaja. Ketika agan menghilangkan nyawa seseorang, tetapi pada awalnya tidak disertai dengan niat untuk membunuh, hanya melukai korban. Misalkan agan memukul orang lain dengan alat yang pada dasarnya tidak bisa mematikan orang lain, tetapi ternyata orang yang agan pukul itu mati.

Berbeda dengan pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja, di dalam pembunuhan yang menyerupai sengaja tidak ada hukuman qisas/hukuman mati. Si pelaku wajib membayar diyat, tetapi harta yang digunakan untuk membayar diyat bukan berasal dari harta pelaku, melainkan berasal dari keluarga dari pihak ayah si pelaku. Selain itu, si pelaku wajib membebaskan budak. Jika tidak bisa, si pelaku wajib puasa dua bulan berturut-turut.

Kasus Satinah ini adalah tindak penuduhan, dan mengapa banyak yang membela, karena diyat yang diminta mengalami pengembangan sebagaimana bunga atau hutang yang tidak dibayar mengalami pembengkakan, tentu hal ini tidak sesuai dengan hukum syariat. Jika dihitung dengan hitungan syar'i, diyat Satinah tidak mencapai angka lima milyar rupiah.

Pemerintah saya sarankan untuk tidak lagi mengirim TKI ke Arab Saudi. Saya khawatir kalau ada kemungkinan untuk kejadian lain ada hal semacam ini yang ternyata cuma kebohongan > Majikan mati dibunuh padahal masih hidup dan informasi asli disembunyikan untuk mendapatkan uang diyat (mungkin saja seperti itu).

Jadi pahami itu.