minggu lalu ane pulang kampung nan jauh disana..., untuk menuju kampung ane perlu perjuang ekstra. melawati jurang terjal, batu batuan, semak belukar dan jalanan yang berkelok-kelok. setelah melawati itu semua barulah ane sampe di sebuah gubuk reot yang mungkin kurang manusiawi untuk di jadikan tempat tinggal. tapi itulah yang kita mampu.
setelah ane cukup istirahat ane jalan jalan di kampung yang tidak ada jalannya. jadi ane membuat jalan sendiri melawati pekarangan dan menginjak-injak beberapa tanaman di kebun. sampailah pada sekelompok atau bahasa ngehits nya gerombolan orang yg sedang ngobrol, sepertinya lagi berdiskusi dan rapat penting tentang masalah bangsa dan negara. tapi ternyata ane salah ! mereka sedang membicarakan ayam yg akhir akhir ini sering ilang dimakan binatang lain, ga tau apa yang hanya menyisakan cekernya saja. kemudian mereka mercancang bikin jebakan buat si binatang pemakan ayam, setelah pembahasan ayam selesai mereka pada pada diem sepertinya kehabisan bahan pembicaraan, kemudian ane iseng menayakan pada mereka, pemilihan presiden besok, siapa yang akan kalian pilih. kebanyakan dari mereka menjawab untuk tidak memilih dengan alasan, ga peduli presiden kita, toh selama ini hidup kita gini - gini aja. ane berfikir, meraka mungkin benar, Apalagi jika batas pemikiran mereka hanya sampai apa yang akan mereka makan besok. Bagaimana mau peduli, siapa pun yang pada akhirnya memimpin tidak akan berpengaruh banyak bagi mereka. dan beberapa orang yg lain memilih capresnya dengan alasan yg sangat masuk akal, yaitu TV. mereka melihat caprenya di tv, dan partai yang mereka tau pun yang sering nongol di tv.
ya... kalian pasti tau betapa hebatnya pengaruh tv terhadap kehidupan.
saya jadi berfikir, misalnya ( maaf ) anggap saja orang yang tidak memilih capres atau golput adalah orang bodoh, dan ane pun termasuk orang bodoh karena tidak menggunakan hak ane untuk memilih, seharusnya ane menggukanan hak ane untuk memilih dan memilih secara pintar. tapi lebih pintar mana orang yang memilih karena hanya melihat di tv atau hanya pandai memilih siapa calon yang mau datang ke kampung mereka atau punya cukup banyak uang untuk menyantuni saudara-saudara mereka. di bandingkan mereka yang memilih untuk tidak memilih.?
Kalau kita melihat ke kota, dimana banyak profesional bercokol dan bekerja di kantor-kantor, barulah kita menjumpai apa yang mungkin disebut sebagai pemilih pintar. Yaitu orang yang bisa cukup melek politik. Dan mengerti mana pemimpin yang bagus, mana yang tidak. Itu pun sebenarnya karena mereka punya kepentingan di dalamnya tapi setidaknya itu cukup untuk membuat mereka jadi pemilih yang pintar. Dan perlu diketahui jumlah mereka tidak terlalu banyak.
Negara kita kan negara demokrasi dimana suara terbanyaklah yang menang. tapi apakah suara terbanyak selalu benar. ?
jadi untuk saat ini ane masih golput dan ane belum cukup pintar untuk memilih secara pintar. dan mungkin nantinya ane tidak menggunakan hak ane untuk memilih dan biarlah ane serahkan pada ahlinya, yang bisa memilih secara pintar.
[/]