Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

xboutxAvatar border
TS
xboutx
TUNJUKAN AKSIMU 1 JAM TANPA LISTRIK ?? BERANI MENCOBA


Pesan Utama Earth Hour
Pesan dari Andy Ridley, CEO dan salah satu pendiri Earth Hour.

Enam tahun lalu, kami mulai kampanye ini – Earth Hour.
Yang kini telah berkembang menjadi kampanye dengan partisipan terbesar sepanjang sejarah di dunia.
Dari awalnya 1 kota menyebar ke lebih dari 7.000 kota!
Dari 1 benua ke 7 benua!
Dari 2 juta penduduk Sidney menjadi ratusan juta penduduk dunia.
Sejak awal Earth Hour diciptakan, ia bukan hanya sekadar mematikan lampu.
Tapi untuk:

Menggabungkan semua orang yang peduli membuat bumi ini nyaman ditinggali
Mengajak dan mengembangkan aksi yang mendukung gaya hidup lebih ramah lingkungan
Menciptakan komunitas global dan terus memacu momentum yang mengingatkan orang agar sama-sama berjuang untuk masa depan.

[youtube]LtJFrUKVoKk[/flash]

Sejarah EARTH HOUR DI INDONESIA

2009

Earth Hour pertama kalinya diadakan di Indonesia! Pada Sabtu, 28 Maret, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Langsung mendapatkan dukungan dari Gubernur DKI Jakarta sebagai duta dan mematikan lima ikon di Jakarta (Patung Pemuda, Bundaran HI, Patung Arjuna Wiwaha, Monas, Balai Kota) [/youtube]

Di dunia, tahun 2009 adalah tahun kedua bagi Earth Hour. Diikuti oleh 4 ribu lebih kota di 88 negara dan menjadi petisi global terbesar di dunia. Oleh karena itu, jargon dari Earth Hour saat itu adalah Vote Earth. Untuk mendedikasikan inisiatif ini, dibuat lah Orb atau bola perak yang berisi 350 gigabyte harddrive yang menyimpan data-data, foto, dan dokumen aksi perubahan lingkungan hidup dari seluruh dunia.

Di Indonesia, jargon Earth Hour diadaptasi menjadi "Pilih Bumi sekarat atau Bumi selamat?". Kenapa dimulai di Jakarta? Karena akan strategis jika inisiatif perubahan bagi masyarakat Indonesia diangkat dari ibukota negara dimana semua unsur nasional bisa terlibat, mulai dari pemerintahan, korporasi, media massa, komunitas, kampus, dan sekolah. Selama ini, isu perubahan iklim yang menjadi basis isu kampanye Earth Hour kebanyakan dibahas oleh pembuat kebijakan, sementara kampanye ini menargetkan pada orang muda usia 18 – 35 tahun yang notabene adalah usia produktif yang memiliki karakter penggerak, baik di aktivitas sehari-hari hingga dunia maya yang tidak punya batas geografis. Jadi diharapkan, kampanye Earth Hour bisa bergulir jadi inisiatif lebih banyak orang di kota-kota lain.

2010

Earth Hour Indonesia 2010 diadakan pada Sabtu, 27 Maret, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Rekor partisipasi Earth Hour di seluruh dunia tahun ini adalah 4.616 kota di 128 negara. Ini adalah tahun kedua Earth Hour diadakan di Indonesia dengan jargon "Ubah Dunia dalam 1 Jam". Selain Gubernur DKI Jakarta yang menyatakan dukungan lewat mematikan lima ikon di Jakarta (Patung Pemuda, Bundaran HI, Patung Arjuna Wiwaha, Monas, Balai Kota) & kantor-kantor pemerintahan daerah DKI Jakarta (Walikota, Kecamatan, Kelurahan), Gubernur Jawa Barat juga turut mendukung Earth Hour 2010 dan mematikan Gedung Sate sebagai bentuk dukungan. Ditambah lagi dengan dukungan dari Walikota Yogyakarta.

2011

Earth Hour Indonesia 2011 diadakan pada Sabtu, 26 Maret, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Di tahun ini, Earth Hour memecahkan rekor kampanye lingkungan dengan partisipan terbesar di dunia, yaitu 5.251 kota di 135 negara. Logo 60 Earth Hour berubah menjadi 60+ karena kampanye ini tidak hanya mengangkat publik untuk mengubah gaya hidupnya menjadi hemat listrik saja tapi juga mendukung gaya hidup lain yang lebih ramah lingkungan, seperti hemat kertas/tisu, mendukung penggunaan transportasi publik/car-pooling/sepeda/jalan kaki, mengurangi dan pengelolaan sampah seperti membawa tas belanja atau botol minum sendiri.

Di tahun 2011, Earth Hour Indonesia didukung oleh Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Gubernur DKI, Gubernur Jabar,Walikota Bandung,Walikota Semarang, Walikota Yogyakarta dan Dewan Kota Surabaya turut ambil bagian dalam pelaksanaan Earth Hour 2011. Selain itu, Banjarmasin, Makassar, Manado, dan Sorowako juga turut berpartisipasi secara sukarela.

Untuk mendapatkan dukungan dari para CHAMPIONS (tim berisi para voluntir inti yang fokus menjadi campaigner Earth Hour di tiap kota) di lima kota target, diadakan road trip atau kunjungan dengan bus dalam waktu dua minggu untuk mengadakan pelatihan di tiap kota. Tujuannya agar para CHAMPIONS mendapatkan pemahaman kampanye dan perencanaan yang matang; pendekatan kepada pemerintah kota, gedung-gedung milik korporasi yang hendak turut berpartisipasi, peliputan media massa, menjaring voluntir dari komunitas, sampai edukasi ke kampus dan sekolah.

Dan, pada tahun ini, Indonesia ada di posisi ketiga kampanye dunia maya terbesar di dunia setelah Brasil dan Amerika Serikat, padahal di tahun ini, Indonesia baru saja terjun di media sosial, seperti facebook, twitter, dan YouTube.

2012

Earth Hour Indonesia 2012 diadakan pada Sabtu, 31 Maret, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Secara global, kampanye Earth Hour masih dianggap sebagai aksi lingkungan secara sukarela terbesar di dunia sejak 2011 dengan total partisipasi sekitar 2 milyar orang di 7.001 kota di 152 negara.

Di Indonesia, jargon kampanye "I Will If You Will" diadaptasi menjadi "Ini Aksiku! Mana Aksimu?" untuk mengangkat aksi-aksi perubahan gaya hidup ramah lingkungan yang telah dilakukan individu, komunitas, media massa, korporasi, dan pemerintahan, dan menantang semua pihak yang masih ragu, belum berani, atau pesimis untuk mulai berubah dari lingkup yang paling dekat dengan dirinya dari hal yang paling mudah.

Di tahun ini, Earth Hour Indonesia mengembangkan mekanisme belajar bersama setahun sekali bernama KUMBANG – Kumpul Belajar Bareng. Di sini semua CHAMPIONS (tim berisi para voluntir yang fokus menjadi campaigner Earth Hour di tiap kota) diberi kesempatan bertemu secara langsung dari berbagai kota untuk berbagi pengalaman, kapasitas, rencana, dan mimpi mereka untuk perkembangan kota masing-masing menggunakan momen kampanye Earth Hour. Kapasitas yang dimaksud adalah bagaimana menjadi tim dan komunitas yang bertanggung jawab, berjejaring dengan pemerintah, berjejaring dengan korporasi, berjejaring dengan media massa, berjejaring dengan komunitas lain, kampus, dan sekolah, berkampanye di dunia maya lewat media sosial, dan berkampanye dengan foto/video atau multimedia.

2013

Earth Hour Indonesia 2013 diadakan pada Sabtu, 23 Maret, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Tahun ini kelompok masyarakat, komunitas, media massa, korporasi, dan pemerintahan kota yang mendukung Earth Hour ada di 33 kota; yaitu Banda Aceh, Medan, Pekan Baru, Jabodetabek, Bandung, Cimahi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Gresik, Kediri, Sidoarjo, Denpasar, Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Sangatta, Tarakan, Sorowako, dan Makassar. Setiap kota punya target untuk mematikan ikon kota/nasional dan mendapat dukungan dari pemimpin kota. Targetnya, kampanye perubahan gaya hidup ini dapat diadaptasi oleh 100% masyarakat Indonesia melalui inovasi baru dan kearifan lokal yang telah ada di budaya Indonesia.

Kampanye Earth Hour 2013 di Indonesia berlangsung selama 60 hari, yaitu 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah 23 Maret 2013. Kampanye Earth Hour ditutup pada hari Bumi, yaitu 22 April. Kenapa? Karena Komunitas Earth Hour Indonesia hendak memberi pemahaman bahwa perubahan kebiasaan tidak bisa diraih hanya dengan proses edukasi yang dilakukan satu kali selama satu jam setiap tahun, tapi perlu dilakukan setiap hari. Dan, Earth Hour bukan peristiwa seremonial, namun momentum yang mengingatkan diri sendiri untuk perubahan kecil yang berdampak besar bila menjadi gaya hidup.

Kami tidak pernah berhenti ber-AKSI dan hendak mengapresiasi inisiatif yang telah dilakukan banyak orang namun belum diangkat. Maka tahun ini WWF-Indonesia dan Komunitas Earth Hour Indonesia mengadakan Penghargaan Aksi untuk Bumi bagi kota yang memiliki aksi menarik yang dilakukan sekolah dan kelompok masyarakat. Dan, Penghargaan Aksi untuk Bumi bagi korporasi yang telah mulai memperhatikan praktek 3R (reduce, reuse, recycle) dan kampanye/kebijakan internal yang lebih ramah lingkungan. Aksiku! Mana Aksimu?

Tertarik untuk bergabung bersama kami? Ada Kelas Pemimpin Kreatif Indonesia atau disebut KEPIK yang diadakan untuk pengembangan kapasitas calon voluntir Earth Hour Indonesia. Ada beberapa nama adaptasi dari KEPIK di kota yang berbeda-beda supaya lebih lokal dan akrab, seperti Kujang di Bogor dan Kinjeng di Yogyakarta. Peserta KEPIK terbaik dan dedikatif akan menjadi CHAMPIONS (tim berisi para voluntir inti yang fokus menjadi campaigner Earth Hour di tiap kota). Kepik sendiri adalah serangga berguna bagi kita karena ia indikator sebuah lingkungan yang bersih. Jadi diharapkan para voluntir ini akan jadi pelopor gerakan lingkungan hidup yang dapat diandalkan di masing-masing kota.

INI AKSIKU! MANA AKSIMU?
SABTU, 29 MARET 2014
20.30 - 21.30 ( WAKTU SETEMPAT )

Perubahan Iklim dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
BUMI DEMAM TINGGI!
Apa Anda merasakannya?

Malas berlama-lama di bawah sinar matahari?
Tidak juga dengan pertolongan topi atau payung?
Tidak cukup dengan kipas?
Kebutuhan pendingin ruangan kian tinggi?
Pagi terasa seperti siang yang menusuk?
Siang membuat dehidrasi?
Musim kemarau lebih panjang?
Demam berdarah dan malaria muncul dimana-mana?
Hujan deras tiba-tiba datang dan mengundang banjir?

Jawabannya, ya!

"Dekade 1990-an dan 2000-an adalah 10 tahun terpanas!"
World Meteorological Organization.

Kok bisa?

Permukaan bumi dilapisi dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Ketika masuk atmosfer Bumi, panas matahari harus melewati panel ini. Kemudian diserap oleh tanah, air, dan ekosistem lain. Makanya, Bumi terasa hangat. Kalau tidak ada GRK, Bumi akan dingin dan beku. Proses ini disebut Efek Rumah Kaca. Secara alami GRK penting. TAPI, GRK di atmosfer bertambah kian hari kian cepat. Bahkan terlalu cepat.
Alhasil, Bumi makin panas!
AKIBATNYA?

Gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair!
10 – 20% gletser di pegunungan Alpen hilang dalam 20 tahun mendatang.
Gletser seluas 33.000 km2 di pegunungan Himalaya mencair
Permukaan air laut naik 9 – 96 cm. Garis pantai bergeser dan penduduk pesisir pantai terancam mengungsi! Termasuk Indonesia.
Sumber kebutuhan air tawar sepertiga penduduk dunia kering pada tahun 2100.
Suhu air laut yang panas membuat terumbu karang menjadi putih dan mati, termasuk berbagai jenis ikan karang yang jadi sumber makanan manusia juga.
Jumlah kelahiran penyu betina lebih banyak dibandingkan penyu jantan akibat suhu pengeraman yang lebih tinggi.
80% spesies tanaman dan binatang akan punah dalam 1 abad mendatang.
Kekeringan dan kebakaran hutan di hutan tropis Indonesia kian tinggi. Bagaimana dengan orang utan dan habitatnya? Atau, kita, manusia?
Beberapa jenis nyamuk pembawa penyakit, seperti demam berdarah dan malaria, menyebar keluar dari daerah tropis.
Musim kemarau panjang dan musim hujan yang singkat —> gagal panen, krisis pangan.
Intensitas hujan yang hebat hingga terjadi badai besar, hujan keras, dan banjir.
Kira-kira 150,000 jiwa tewas setiap tahunnya akibat pemanasan global. Tahun 2003, gelombang udara panas di Eropa menelan 25.482 jiwa.
Perkiraan kerugian dari perubahan iklim mencapai USD 11 milyar atau sekitar Rp 110 trilyun per tahun!

KITA, PENYEBABNYA!

Kita seringkali menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, minyak bumi) dalam beraktivitas. Pertumbuhan penduduk, perkembangan industri, dan teknologi makin menambah parah jumlah emisi GRK yang dilepas ke udara.
Darimana datangnya GRK?

37% total emisi CO2 datang dari sektor listrik —> polutan terbesar: 23 trilyun ton emisi CO2 per tahun atau lebih dari 700 ton per detik dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Pembuangan transportasi. Kendaraan yang mengonsumsi 7,8 liter bahan bakar per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, setiap tahunnya mengeluarkan emisi 3 ton CO2 ke udara!
Penggundulan atau pembakaran hutan.

Tahukah Anda?

Saat kita menonton TV, menyalakan AC, menyalakan lampu, menggunakan pengering rambut, bermain video game, menggunakan microwave, mencuci/mengeringkan pakaian dengan mesin cuci, menyetrika baju, dan semua aktivitas yang menggunakan listrik berarti kita sudah membuat Bumi bertambah panas.
Apa yang bisa SAYA lakukan?

Memilih teknologi terbaru yang membutuhkan energi sedikit namun tetap nyaman. Atau, ganti lampu hemat listrik. Menggunakan energi dengan bijaksana akan mengurangi kebocoran energi yang tidak perlu.
Lebih sedikit gunakan kendaraan dalam perjalanan singkat atau dekat. Jalan kaki, kayuh sepeda, naik mobil beramai-ramai, dan kendaraan umum, selain akan menghemat pengeluaran transport Anda, tentu saja mengurangi karbondioksida. Sekaligus olah raga, kan?
Periksa ban kendaraan Anda. Menjaga "kesehatan" ban Anda secara teratur mengurangi 10 kg karbondioksida di atmosfer.
Daur ulang sering-sering. Anda bisa menghemat 1200 kg karbondioksida per tahun HANYA dengan mendaur ulang setengah sampah kertas Anda sehari.
Butuh air hangat untuk mandi, air panas untuk minum kopi dan teh, atau mencuci pakaian? Gunakan secukupnya dan Anda mengurangi 420 kg karbondioksida per tahun. Banyak, kan?
Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis. Tahukah Anda, setiap kali Anda mengurangi 10% sampah saja, Anda sudah mengurangi 600 kg karbondioksida.
Tanam pohon, tentu saja. Bayangkan, satu pohon saja bisa menghisap 1 ton karbondioksida sepanjang hidupnya.
Matikan alat elektronik! TV, DVD, VCD, MP3, stereo, komputer, games, ketika Anda tidak sedang menggunakannya. Anda menghemat beribu-ribu kg karbondioksida per tahun. Tak perlu dipindahkan ke posisi stand-by atau memasang timer karena listrik masih tetap mengalir. Jadi, padam sama sekali.
kenapa Harus Hemat Listrik?
Krisis Pasokan Listrik Indonesia
Apakah yang dimaksudkan dengan krisis pasokan listrik?
Krisis pasokan listrik adalah segala macam gangguan yang terjadi dalam proses penyediaan maupun konsumsi listrik bagi publik.
Gangguan dapat berupa kesenjangan antara supply (pasokan) dan demand (permintaan) maupun gangguan teknis yang disebabkan oleh rendahnya kualitas pembangkit dan jaringan listrik.
Bagaimana tren konsumsi listrik Indonesia hingga kini?

Konsumsi listrik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan 10 – 15 % per tahun. Terjadi peningkatan listrik di sektor rumah tangga, dari sekitar 24.000 SBM di tahun 1999 menjadi 33.000 SBM pada tahun 2003. Di sektor industri sendiri tercatat kenaikan dari 19.000 SBM pada tahun 1999, menjadi 22.000 SBM di tahun 2003.
SBM = Satuan Barel Minyak —> gas dan batubara dikonversi juga ke minyak.
Bagaimana tren konsumsi listrik Indonesia di masa yang akan datang?

Konsumsi listrik rumah tangga akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi semakin tinggi daya beli dan konsumsi publik, maka makin tinggi pula tingkat penggunaan listriknya. Hingga saat ini, tercatat baru 70% rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses listrik. Sisanya merupakan pengguna listrik potensial di masa yang akan datang.
Krisis listrik apakah yang akan terjadi dalam waktu dekat ini?

Dengan melihat besarnya kebutuhan listrik di Pulau Jawa serta kebutuhan perbaikan jaringan pasokan listrik, diperkirakan Jawa dan Bali masih akan mengalami pemadaman listrik bergilir pada malam dan sore hari. PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta dan Tangerang sendiri telah meminta masyarakat hemat listrik sejak 23 Mei 2005 sehubungan pengurangan pasokan listrik hingga 267 megawatt (MW).
Pentingnya Efisiensi Konsumsi Listrik
Masalah terberat apakah yang bisa muncul dari krisis listrik Indonesia?

Dua akibat utama yang muncul adalah ketidakseimbangan pasokan listrik antar pulau, polusi, dan inefisiensi penggunaan sumber daya alam berbahan bakar fosil.
Apakah yang terjadi dalam ketidakseimbangan pasokan listrik?

Ketidakseimbangan permintaan listrik dan pasokannya juga menimbulkan masalah. Krisis penyediaan listrik di beberapa wilayah di luar Jawa, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan beberapa daerah lainnya adalah contoh nyata. Sebaliknya, pasokan listrik di Jawa cukup berlebih dengan banyaknya pembangkit yang dibangun.
Bagaimanakah kondisi lingkungan berkaitan dengan pengadaan listrik di Indonesia?

Fakta bahwa kebanyakan pembangkit listrik di Indonesia memakai bahan bakar fosil menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan berpotensi menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbondioksida di Indonesia bahkan di kawasan Asia Pasifik. World Resources Institute (WRI) dalam analisisnya menempatkan Indonesia pada peringkat ke-21 penghasil emisi karbondioksida tertinggi di dunia tahun 2000. Emisi karbondioksida Indonesia yang dihasilkan sektor energi saja mencapai 1,2% emisi karbondioksida dunia keseluruhan (78 juta ton CO2). Sedangkan jumlah emisi karbondioksida per orang di Indonesia adalah 0,4 ton, atau berada pada peringkat 108 dunia.
Mengapa pemerintah belum bisa menyediakan listrik secara efisien dan bersih?

Penyebab minimnya dana itu adalah besarnya beban keuangan PT PLN (Persero) untuk membeli bahan bakar minyak sebagai sumber energi pembangkit. Di samping itu, harga jual listrik di beberapa kelompok konsumen masih berada di bawah harga produksi PLN. Akibatnya, kondisi keuangan PT PLN masih dalam status defisit
Solusi apakah yang sebaiknya dilakukan dalam masalah krisis listrik ini?

EARTH HOUR Indonesia
Kenapa dimulai di Jakarta?

Konsumsi energi Listrik di Indonesia terfokus di Jawa – Bali atau sebesar 78% dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional, karena 68% konsumennya berada di pulau Jawa-Bali. Bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi yang lebih kecil.

Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 29.605 GWH atau 23% total konsumsi listrik Indonesia, terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang.

Pendistribusiannya ke beberapa sektor terbagi menjadi:

Rumah tangga:33%
Bisnis/perkantoran serta gedung komersial: 30%
Sektor industri: 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang)
Gedung pemerintahan: 3%
Fasilitas publik dan sektor sosial: 4%

Total keseluruhan konsumsi listrik sebesar 29.605 GWH atau sama dengan 26,4 juta ton CO2 (Riset DJLPE 2004-2006 tentang emisi CO2 dari produksi listrik: 0,891/MWh)

Seberapa besar pengaruh EARTH HOUR bagi Jakarta?

Dengan mematikan lampu-lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai selama 1 jam dapat memberikan kontribusi kepada penghematan listrik di Jakarta serta mendukung program efisiensi energi yang diinisiasi pemerintah pada pukul 17.00 – 22.00.

Apabila 10% penduduk Jakarta** berpartisipasi dalam EARTH HOUR, maka Jakarta dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300MWh, yakni setara dengan:

Mematikan 1 pembangkit listrik dan menyalakan sekitar 900 desa
Mengurangi 267,3 ton CO2
Daya serap lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya)
Persediaan O2 untuk lebih dari 534 orang (1 pohon mampu memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa hidupnya)
Apabila (300MWh = 1.080.000MJ) X Rp 200/MJ = menghemat biaya listrik hingga Rp 216.600.000,-

** 10% penduduk Jakarta diasumsikan 700 ribu orang mematikan 2 lampu setiap rumah.
Diubah oleh xboutx 27-03-2014 03:19
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan