Ini Ide-Ide untuk Perbaikan Keselamatan Penerbangan
TS
bazqr
Ini Ide-Ide untuk Perbaikan Keselamatan Penerbangan
Setelah dua pekan penuh kabar simpang-siur, akhirnya ada kejelasan seputar pesawat Malaysia Airlines MH-370. Serpihan pesawat yang hilang kontak pada 8 Maret lalu ini ditemukan di sebelah selatan Samudera Hindia. Pihak Malaysia menyatakan tidak ada penumpang yang selamat.
Tragedi pesawat MH-370 sedikit banyak menyadarkan dunia penerbangan. Meski teknologi di pesawat terus berkembang, tetapi peristiwa ini menyadarkan kita bahwa banyak yang perlu diperbaiki terkait keselamatan di udara.
Berikut adalah sejumlah ide untuk peningkatan keamanan transportasi udara, seperti dikutip dari kantor berita CNN kemarin
Spoiler for Kamera di Kokpit:
Menurut Mark Weiss, mantan pilot American Airlines, ide pertama adalah menempatkan kamera di kokpit. Kamera memungkinkan petugas pengawas di darat mengetahui apa yang terjadi di pesawat.
“Beberapa waktu yang lalu ada pesawat American Airlines yang lepas landas dari Chicago dan mengalami masalah mesin. Pesawat itu jatuh, tetapi keberadaan kamera memungkinkan penyelidik mengetahui apa yang terjadi,” kata Weiss.
Namun, tidak semua pilot berkenan dengan kehadiran kamera di ruang kerja mereka. Banyak pilot yang khawatir privasi mereka di kokpit akan terganggu.
Spoiler for Baterai Alat Pemindai Posisi yang Lebih Tahan Lama:
Saat ini “perburuan” pesawat MH-370 sudah berlangsung lebih dari dua pekan. Baterai alat pemindai posisi biasanya bertahan selama sebulan, berarti tersisa dua pekan lagi sebelum habis. Diperkirakan baterai tersebut akan habis pada 6 April, sehingga setelah itu pencarian akan jauh lebih sulit.
Isu baterai alat pemindai posisi mencuat dalam tragedi kecelakaan Air France 447 pada 2009. Ketika itu baterai alat pemindai habis sebelum pesawat ditemukan. Akibatnya butuh dua tahun untuk menemukan rekaman data dan suara kokpit.
Spoiler for Mengirim Informasi ke Satelit:
Saat ini rekaman data penerbangan tersimpan di alat khusus yang terletak di dalam kokpit . Jika pesawat jatuh, apalagi di laut, butuh upaya ekstra untuk memperoleh data-data tersebut.
Oleh karena itu, National Transportation Safety Board (KNKT-nya Amerika Serikat) tengah mengkaji sistem baru yang bisa mengirim data-data pesawat ke satelit. Data-data yang diterima satelit kemudian dikirimkan lagi ke petugas di darat. Jika sampai terjadi kecelakaan, penyelidik akan lebih terbantu untuk menentukan posisi pesawat.
Namun ide ini bukannya tanpa halangan. Sejumlah pihak yang kontra menyatakan sejumlah alasan seperti biaya tinggi, keterbatasan bandwidth, masalah keamanan, dan privasi.
Spoiler for Pengiriman Data Penerbangan Secara Real Time:
Di tengah era digital dan bahkan Anda bisa menikmati jaringan Wi-Fi di pesawat, mengapa data-data penerbangan tidak bisa diperoleh secara real time? Flyht Aerospace Solutions, sebuah perusahaan asal Kanada, mengatakan bisa.
Menurut Richard Hayden, direktur Flyht Aerospace Solutions, penerapan teknologi ini bisa menjawab berbagai misteri di udara, termasuk dalam kasus MH-370. “Kita akan bisa mengetahui ke mana arah pesawat dan apa yang terjadi secara real time,” katanya.
Namun teknologi ini tidak murah. “Industri penerbangan sangat sensitif terhadap perubahan biaya. Perusahaan jelas tidak akan menambah piranti keamanan, kecuali memang diharuskan oleh regulator,” tegas Mary Schiavo, mantan Inspektur Jenderal di US Department of Transportation.
Spoiler for Peningkatan Kapasitas Perekam Data dan Suara:
Perekam suara saat ini hanya punya kapasitas dua jam, yang jelas sangat tidak memadai. “Harusnya bisa 24 jam. Tidak ada alasan untuk tidak memiliki perekam digital 24 jam,” tukas Peter Goelz, mantan Manajer Pelaksana di US National Transportation Safety Board.
Namun lagi-lagi ide ini mendapat tentangan dari sejumlah pilot. “Mereka merasa kokpit adalah lingkungan kerja. Rekaman suara akan mengganggu suasana kerja,” kata Goelz.