- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sesudah Akuisisi WhatsApp Sekarang Facebook Akuisisi Oculus VR $2 Billion


TS
zonakritis
Sesudah Akuisisi WhatsApp Sekarang Facebook Akuisisi Oculus VR $2 Billion
Sebelumnya
dulu ya gan
wah duitnya gak abis-abis ya gan ini perusahaan, 2 milyar dollar itu kan bukan jumlah yang sedikit loh, apalagi abis beli WhatsApp 16 Milyar dollar
Sumber
Sekilas Tentang Oculus Rift

Rift dari Oculus adalah headset virtual reality (VR) yang cukup menjanjikan. Perangkat yang dikenakan di kepala ini menyajikan lingkungan tiga dimensi dalam game yang sangat nyata, hingga membuat penggunanya merasa seperti benar-benar “terjun” ke dunia maya.
Oculus telah mulai mengirimkan versi developer kit dari Rift untuk keperluan pengembangan aplikasi yang mendukung teknologi VR tersebut, tapi CEO Oculus Brendan Iribe mengingatkan bahwa pihaknya masih memiliki banyak pekerjaan rumah sebelum perangkat itu bisa dinikmati konsumen umum. Satu yang menjadi perhatiannya adalah kebutuhan sistem yang tinggi untuk menjalankan game lewat Rift. “Rendering grafis untuk Rift sangat berat untuk GPU (graphics processing unit) komputer, karena gambar harus diproses dua kali, masing-masing untuk mata kanan dan kiri,” ujarnya dalam keynote di acara AMD Developer Summit 2013, San Jose, Amerika Serikat, Rabu (13/11/2013) waktu setempat.
Oculus Rift memang memanfaatkan dua tampilan yang diproyeksikan ke mata pengguna. Keduanya kemudian digabungkan secara otomatis oleh otak sehingga menghasilkan sensasi tiga dimensi, seolah-olah dunia dan obyek-obyek dalam game sungguh ada di hadapan siapapun yang memakai headset VR itu.
Seperti diterangkan oleh Iribe, kendala muncul karena rendering dua tampilan grafis yang berbeda memerlukan daya komputasi lebih tinggi dibandingkan pemrosesan pada satu layar saja. Beban ini meningkat seiring semakin tingginya resolusi grafis.
Occulus Rift versi developer kit memiliki resolusi “HD” sebesar 1280 x 800 atau 640 x 800 per mata. Nantinya, di versi final, resolusi tersebut bakal ditingkatkan menjadi 1920 x 1080 yang berarti menambah beban. “Setelah itu mungkin kami akan meningkatkan resolusi menjadi 4K (3840 x 2160) atau lebih… Anda bisa bayangkan GPU macam apa yang diperlukan seiring berlanjutnya tren ini,” lanjut Iribe.
Itu pula sebabnya pencipta Oculus Rift Palmer Lucky mengatakan bahwa Xbox One dan PS4 tak akan mampu menjalankan game virtual reality melalui headset ini. Meski masih sangat baru, kedua konsol game tersebut sudah divonis tak memiliki “tenaga” yang cukup mumpuni untuk menangani tampilan VR ala Rift.
Grafis yang disajikan Oculus Rift ke masing-masing mata mesti berjalan pada frame rate setidaknya 60 fps untuk mencegah stutttering atau tampilan tersendat-sendat. Di samping resolusi, kendala lain yang menyangkut daya olah grafis adalah pemrosesan tambahan yang perlu agar tampilan virtual reality bisa tampil optimal. “Perlu ada super sampling, MSAA (multisample anti-aliasing) untuk menghilangkan gerigi (jagginess) pada tampilan grafis. Belum lagi segala macam program shader untuk mengoreksi efek distorsi optis, seperti chromatic aberration,” jelas Iribe.
Diakui oleh Iribe, Oculus sendiri masih harus meningkatkan kualitas headset VR miliknya. Saat ini masih terdapat jeda signifikan antara gerakan kepala pengguna hingga update tampilan grafis di headset. Jeda selama 60 milidetik ini berakibat pada timbulnya “ghosting” (buram karena gerakan). “Kami menargetkan angka ideal 15 milidetik untuk mengatasi persoalan tersebut,” kata Iribe lagi.

Kendati demikian, Iribe terkesan tetap optimis. Dia mengatakan bahwa semua masalah pada akhirnya akan teratasi sehingga pengguna bisa menikmati tampilan virtual reality yang mulus dan nyaman. “Hari ini baru permulaan… memang belum sampai di tujuan, tapi kami mendekat dengan cepat.”
Oculus Rift diperkirakan sudah bakal tersedia menjelang akhir 2014. Iribe berjanji bakal menyediakan versi Rift yang bisa dipakai orang berkacamata. “Itu salah satu prioritas kami,” katanya.
Konsep headset VR sebenarnya sama sekali bukan barang baru. Di industri game, alat ini sudah banyak mengemuka sejak medio 90-an. Perangkat-perangkat semacam Nintendo Virtual Boy, Virtual I-O iGlasses, dan VFX-1 mencoba membawa virtual reality ke konsumen, tapi semuanya gagal karena berbagai macam kendala, termasuk soal harga yang bisa mencapai ribuan dollar AS.
Kini, VR tampak menjanjikan karena didukung dengan teknologi komputer, game, dan olah grafis yang sudah lebih matang. Ditambah lagi harga yang lebih terjangkau, dengan target sekitar 300 dollar AS. Mampukah Oculus Rift tampil membawa perubahan?
Sumber

Spoiler for No Repsol:

Quote:
Facebook mengumumkanbahwa mereka akan membeli Oculus VR, perusahaan dibalik Oculus Rift, dengan harga dua milyar dolar. Angka ini terbagi dari 400 juta dolar dalam uang tunai dan 23,1 juta saham Facebook yang bernilai 1,6 milyar dolar.

Facebook mengatakan bahwa mereka berencana untuk memperluas aplikasi untuk Oculus Rift yang hanya tidak untuk game saja, tetapi termasuk bidang media, hiburan, komunikasi, dan edukasi. Di saat yang sama, Facebook juga ingin "mempercepat" pertumbuhan perusahaan tersebut dalam ranah gaming. Pembelian ini dikatakan akan dilaksanakan pada kuartal kedua 2014.
"Mobile adalah platform saat ini, dan sekarang kami bersiap untuk platform masa depan," ujar Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook. "Oculus memiliki kesempatan untuk membuat platform yang paling sosial, dan merubah cara kita bekerja, bermain, dan berkomunikasi."
Ini adalah pembelian kedua Facebook yang mencapai milyaran dolar dalam beberapa bulan terakhir. Di Februari, Facebook membeli Whatsapp, aplikasi mobile untuk messaging, dengan nilai 16 milyar dolar.
"Kami percaya virtual reality akan didefinisikan secara besar-besaran oleh pengalaman sosial yang menghubungkan orang-orang dengan cara-cara baru yang menakjubkan. Ini adalah teknologi yang transformatif dan membuat pasar baru, yang memungkinkan dunia untuk mengalami sesuatu yang tidak mungkin, dan ini hanyalah awalnya," ujar Brendan Iribe, salah satu pendiri dan CEO Oculus.
Pembelian ini juga menghadirkan tambahan bayaran senilai 300 juta dolar dalam uang tunai dan saham jika Oculus berhasil mencapai target tertentu. Kantor pusat Oculus tidak pindah dan tetap berada di Irvine, California. Chief technical officer John Carmack memimpin kantor cabang Dallas, dan kantor ketiga akan dibuka di San Frasisco dalam waktu dekat.

Tim Oculus juga menjelaskan bagaimana proses pembelian ini terjadi dalam blog-nya. Mereka mengatakan pertama kali bertemu dengan Facebook "beberapa bulan yang lalu" untuk "membahas bagaimana mereka bisa bekerjasama untuk menyampaikan visi kami ke jutaan orang." Mereka pun mulai mendaftarkan apa saja poin-poin penting yang serupa dari kedua perusahaan: "Kultur kami serupa dimana memiliki fokus dalam inovasi dan memperkerjakan orang-orang yang terbaik dan terpintar; kami percaya komunikasi mendorong platform baru; kami ingin berkontribusi dalam dunia yang lebih terbuka dan lebih terhubung; dan kami melihat virtual reality adalah langkah selanjutnya."
Menurut Oculus, akusisi oleh Facebook ini menghadirkan banyak manfaat karena pada akhirnya akan mengarah ke produk dan platform reality yang lebih baik. Ini dikarenakan sekarang mereka memiliki lebih banyak modal dan juga dukungan dari perusahaan besar. Mark Zuckerberg juga mengatakan bahwa rencana Oculus untuk Rift yang difokuskan ke game "tidak akan berubah." (RG)

Facebook mengatakan bahwa mereka berencana untuk memperluas aplikasi untuk Oculus Rift yang hanya tidak untuk game saja, tetapi termasuk bidang media, hiburan, komunikasi, dan edukasi. Di saat yang sama, Facebook juga ingin "mempercepat" pertumbuhan perusahaan tersebut dalam ranah gaming. Pembelian ini dikatakan akan dilaksanakan pada kuartal kedua 2014.
"Mobile adalah platform saat ini, dan sekarang kami bersiap untuk platform masa depan," ujar Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook. "Oculus memiliki kesempatan untuk membuat platform yang paling sosial, dan merubah cara kita bekerja, bermain, dan berkomunikasi."
Ini adalah pembelian kedua Facebook yang mencapai milyaran dolar dalam beberapa bulan terakhir. Di Februari, Facebook membeli Whatsapp, aplikasi mobile untuk messaging, dengan nilai 16 milyar dolar.
"Kami percaya virtual reality akan didefinisikan secara besar-besaran oleh pengalaman sosial yang menghubungkan orang-orang dengan cara-cara baru yang menakjubkan. Ini adalah teknologi yang transformatif dan membuat pasar baru, yang memungkinkan dunia untuk mengalami sesuatu yang tidak mungkin, dan ini hanyalah awalnya," ujar Brendan Iribe, salah satu pendiri dan CEO Oculus.
Pembelian ini juga menghadirkan tambahan bayaran senilai 300 juta dolar dalam uang tunai dan saham jika Oculus berhasil mencapai target tertentu. Kantor pusat Oculus tidak pindah dan tetap berada di Irvine, California. Chief technical officer John Carmack memimpin kantor cabang Dallas, dan kantor ketiga akan dibuka di San Frasisco dalam waktu dekat.

Tim Oculus juga menjelaskan bagaimana proses pembelian ini terjadi dalam blog-nya. Mereka mengatakan pertama kali bertemu dengan Facebook "beberapa bulan yang lalu" untuk "membahas bagaimana mereka bisa bekerjasama untuk menyampaikan visi kami ke jutaan orang." Mereka pun mulai mendaftarkan apa saja poin-poin penting yang serupa dari kedua perusahaan: "Kultur kami serupa dimana memiliki fokus dalam inovasi dan memperkerjakan orang-orang yang terbaik dan terpintar; kami percaya komunikasi mendorong platform baru; kami ingin berkontribusi dalam dunia yang lebih terbuka dan lebih terhubung; dan kami melihat virtual reality adalah langkah selanjutnya."
Menurut Oculus, akusisi oleh Facebook ini menghadirkan banyak manfaat karena pada akhirnya akan mengarah ke produk dan platform reality yang lebih baik. Ini dikarenakan sekarang mereka memiliki lebih banyak modal dan juga dukungan dari perusahaan besar. Mark Zuckerberg juga mengatakan bahwa rencana Oculus untuk Rift yang difokuskan ke game "tidak akan berubah." (RG)
wah duitnya gak abis-abis ya gan ini perusahaan, 2 milyar dollar itu kan bukan jumlah yang sedikit loh, apalagi abis beli WhatsApp 16 Milyar dollar

Sumber
Quote:
Sekilas Tentang Oculus Rift

Rift dari Oculus adalah headset virtual reality (VR) yang cukup menjanjikan. Perangkat yang dikenakan di kepala ini menyajikan lingkungan tiga dimensi dalam game yang sangat nyata, hingga membuat penggunanya merasa seperti benar-benar “terjun” ke dunia maya.
Oculus telah mulai mengirimkan versi developer kit dari Rift untuk keperluan pengembangan aplikasi yang mendukung teknologi VR tersebut, tapi CEO Oculus Brendan Iribe mengingatkan bahwa pihaknya masih memiliki banyak pekerjaan rumah sebelum perangkat itu bisa dinikmati konsumen umum. Satu yang menjadi perhatiannya adalah kebutuhan sistem yang tinggi untuk menjalankan game lewat Rift. “Rendering grafis untuk Rift sangat berat untuk GPU (graphics processing unit) komputer, karena gambar harus diproses dua kali, masing-masing untuk mata kanan dan kiri,” ujarnya dalam keynote di acara AMD Developer Summit 2013, San Jose, Amerika Serikat, Rabu (13/11/2013) waktu setempat.
Oculus Rift memang memanfaatkan dua tampilan yang diproyeksikan ke mata pengguna. Keduanya kemudian digabungkan secara otomatis oleh otak sehingga menghasilkan sensasi tiga dimensi, seolah-olah dunia dan obyek-obyek dalam game sungguh ada di hadapan siapapun yang memakai headset VR itu.
Seperti diterangkan oleh Iribe, kendala muncul karena rendering dua tampilan grafis yang berbeda memerlukan daya komputasi lebih tinggi dibandingkan pemrosesan pada satu layar saja. Beban ini meningkat seiring semakin tingginya resolusi grafis.
Occulus Rift versi developer kit memiliki resolusi “HD” sebesar 1280 x 800 atau 640 x 800 per mata. Nantinya, di versi final, resolusi tersebut bakal ditingkatkan menjadi 1920 x 1080 yang berarti menambah beban. “Setelah itu mungkin kami akan meningkatkan resolusi menjadi 4K (3840 x 2160) atau lebih… Anda bisa bayangkan GPU macam apa yang diperlukan seiring berlanjutnya tren ini,” lanjut Iribe.
Itu pula sebabnya pencipta Oculus Rift Palmer Lucky mengatakan bahwa Xbox One dan PS4 tak akan mampu menjalankan game virtual reality melalui headset ini. Meski masih sangat baru, kedua konsol game tersebut sudah divonis tak memiliki “tenaga” yang cukup mumpuni untuk menangani tampilan VR ala Rift.
Grafis yang disajikan Oculus Rift ke masing-masing mata mesti berjalan pada frame rate setidaknya 60 fps untuk mencegah stutttering atau tampilan tersendat-sendat. Di samping resolusi, kendala lain yang menyangkut daya olah grafis adalah pemrosesan tambahan yang perlu agar tampilan virtual reality bisa tampil optimal. “Perlu ada super sampling, MSAA (multisample anti-aliasing) untuk menghilangkan gerigi (jagginess) pada tampilan grafis. Belum lagi segala macam program shader untuk mengoreksi efek distorsi optis, seperti chromatic aberration,” jelas Iribe.
Diakui oleh Iribe, Oculus sendiri masih harus meningkatkan kualitas headset VR miliknya. Saat ini masih terdapat jeda signifikan antara gerakan kepala pengguna hingga update tampilan grafis di headset. Jeda selama 60 milidetik ini berakibat pada timbulnya “ghosting” (buram karena gerakan). “Kami menargetkan angka ideal 15 milidetik untuk mengatasi persoalan tersebut,” kata Iribe lagi.

Kendati demikian, Iribe terkesan tetap optimis. Dia mengatakan bahwa semua masalah pada akhirnya akan teratasi sehingga pengguna bisa menikmati tampilan virtual reality yang mulus dan nyaman. “Hari ini baru permulaan… memang belum sampai di tujuan, tapi kami mendekat dengan cepat.”
Oculus Rift diperkirakan sudah bakal tersedia menjelang akhir 2014. Iribe berjanji bakal menyediakan versi Rift yang bisa dipakai orang berkacamata. “Itu salah satu prioritas kami,” katanya.
Konsep headset VR sebenarnya sama sekali bukan barang baru. Di industri game, alat ini sudah banyak mengemuka sejak medio 90-an. Perangkat-perangkat semacam Nintendo Virtual Boy, Virtual I-O iGlasses, dan VFX-1 mencoba membawa virtual reality ke konsumen, tapi semuanya gagal karena berbagai macam kendala, termasuk soal harga yang bisa mencapai ribuan dollar AS.
Kini, VR tampak menjanjikan karena didukung dengan teknologi komputer, game, dan olah grafis yang sudah lebih matang. Ditambah lagi harga yang lebih terjangkau, dengan target sekitar 300 dollar AS. Mampukah Oculus Rift tampil membawa perubahan?
Sumber
Diubah oleh zonakritis 26-03-2014 02:58
0
5.1K
Kutip
41
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan