- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menyedihkan : Akibat Eksploitasi Aqua Yang Tidak Bertanggung Jawab


TS
HKRJSA
Menyedihkan : Akibat Eksploitasi Aqua Yang Tidak Bertanggung Jawab
SELAMAT DATANG
DI THREAD ANE GAN
Ini Thread Ke Empat Ane, Semoga Thread Ane Tidak Repost Gan

Spoiler for No Repost:

Siapa Agan-Agan Kaskuser Disini Yang Tidak Mengenal Aqua???
Aqua Yang Kita Kenal Adalah Air Minum Dalam Kemasan Yang Praktis, Dengan Adanya Air Minum Aqua Kita Bisa Mendapatkan Air Minum Yang Siap Saji, Siap Di Minum, Aqua Ada Kemasan Dalam Gelas, Botol Sedang, Botol Besar, Maupun Dalam Kemasan Galon. Kebanyakan Dari Kita Mengkonsumsi Air Aqua Dalam Kemasan Gelas Karena Sangat Praktis, Tinggal Beli, Cobloskan Sedotan, Dan Air Aqua Dapat Kita Teguk, Srupuuuttt, Segarrr,Upss... Kalau Masi Kurang Kita Bisa Nambah Lagi Kog...
Namun Tahukah Agan-Agan Jika Selama Ini Aqua Mendapatkan Air Bersih Tadi Dari Kekayaan Air Di Indonesia, Namun Sungguh Disayangkan Setelah Menguras Habis Kekayaan Air Di Suatu Daerah Tertentu Aqua Tidak Bertanggung Jawab Terhadap Kerusakan Alam Yang Di Akibatkan Oleh Eksploitasi Pengambilan Air Untuk Minuman Dalam Kemasan Tadi (Di Ibaratkan Habis Manis Sepah Di Buang), Padahal PT Aqua-Danone Ini Punya Semboyan "Kebaikan Alam-Kebaikan Hidup". Nah Apakah Semboyan Ini Sesuaikah Atau Jangan-Jangan Hanya Sekedar Semboyan Kamuflase???
Sebelum Menikmati Beritanya Sebaiknya Kita Tahu Dulu Profil PT Aqua-Danone Ini Gan :
Spoiler for Profil PT Aqua-Danone:
PT. Danone AQUA
PT Aqua Golden Mississippi atau yang terkenal dengan produknya yang bermerk Aqualahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23Februari 1973. Pabrik Aqua yang pertama didirikan di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk komersil dimulai sejak tanggal 1Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah Aqua botol kaca ukuran 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan Aqua 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca. Pada saat perusahaan go-public pada tanggal 1 Maret 1990, namaPT Golden Mississippi diubah menjadi PT Aqua Golden Mississippi.Semula produk Aqua ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai jenis kemasan baru:1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk Aquadapat terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau. Padatahun 1981, Aqua memutuskan untuk mengganti bahan baku yang semula dari sumur bor kemata air pegunungan yang mengalir sendiri (self flowing spring).Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat, lisensi untuk memproduksiAqua diberikan kepada PT Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984 danTirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang sama juga diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Upaya ekspor dirintis sejak medio 1987 dan terus berjalan baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika.Di luar negeri, tepatnya Filipina, dijalin pula kerja sama untuk memproduksi Aqua, yang telah berproduksi sejak awal 1998. Penyatuan Aqua dan grup DANONE pada tanggal 4 September 1998 berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan Aqua sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. DANONE meningkatkankepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40% menjadi 74%, sehingga DANONE kemudianmenjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group.
Lokasi Sumber Mata Air AQUA
•Brastagi
•Lampung (Jabung dan Umbul Cancau) Mekarsari (Kubang)
•Subang (Cipondoh)
Wonosobo (Mangli)
•Klaten (Sigedang)
•PandaanKebon Candi
•MambalMenado (Airmadidi)
Sejarah PT. Danone AQUA :
•1973, PT AQUA Golden Mississippi didirikan sebagai pioner perusahaan air minum mineral pertama di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi.
•1974, Produksi pertama AQUA diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 mldari pabrik di Bekasi. Harga per botol adalah Rp.75,-
•1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebihmendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut.
•1985, Pengembangan produk AQUA dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan inimembuat produk AQUA menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
•1993, Menyelenggarakan program AQUA Peduli (AQUA Cares), sebagai langkah pendauranulang botol plastik AQUA menjadi materi plastik yang bisa dapat digunakan kembali.
•1995, AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan.Hasil sistem in line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersihdi ujung proses produksi., sehingga proses produksi menjadi lebih higienis
•1998, Penyatuan AQUA dan grup DANONE pada tanggal 4 September 1998. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia.
•2000, Bertepatan dengan pergantian milenium, AQUA meluncurkan produk berlabel Danone-AQUA.
•2001, DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74%, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Group.AQUA menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.
•2002, Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan AQUA sendiri yang terkena musibah tersebut. AQUA menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulaidiberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 - 2004] pada 1 Juni 2002.
•2003, Perluasan kegiatan produksi AQUA Group ditindaklanjuti melalui peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaanmelalui penerapan SAP (System Application and Products for Data Processing) danHRIS (Human Resources Information System).
•2004, Peluncuran logo baru AQUA. AQUA menghadirkan kemurnian alam baik dari sisi isimaupun penampilan luarnya. AQUA meluncurkan varian baru AQUA Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango.Peluncuran produk ini memperkuat posisi AQUA sebagai produsen minuman.
•2005, DANONE membantu korban tsunami di ACEH. Pada tanggal 27 September, AQUAmemproduksi MIZONE, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari DANONE.MIZONE hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.
Sertifikasi
Saat ini, seluruh pabrik AQUA telah memenuhi standar produksi yang dibutuhkan, gunamenghasilkan air minum terbaik bagi keluarga anda.
SUMBER
Nah Ini Dia Akibat Eksploitasi Aqua-Danone :
Spoiler for Air Mata Dari Mata Air Aqua:

Warga Kampung Pojok, Desa babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, terpaksa menggunakan kolam air keruh buat keperluan saban hari meski berada dekat pabrik Aqua.
Panas begitu menyengat Selasa pekan lalu di Kampung Pojok, Desa Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dua bocah lelaki dan perempuan asyik bermain di pinggir kolam dijadikan warga sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) sumbangan dari Aqua.
Air di kolam itu keruh. Warnanya coklat dan tidak layak digunakan untuk mencuci, apalagi buat diminum. Airnya bercampur sampah plastik dan daun kering gugur dari pohon mengelilingi kolam berukuran 45 meter meter persegi ini. Namun siang itu, Siti, 42 tahun, tengah membasuh sabun di atas piring, mangkuk dan sendok. Perlahan dia mengguyur air keruh itu membilas perabotan rumah tangga dia cuci.
"MCK ini sumbangan dari pabrik Aqua. Airnya kini tidak mengalir dan warga setiap hari gunakan air keruh ini untuk kebutuhan sehari-hari," kata Siti, warga RT 02/ RW 05 Kampung Pojok, kepada merdeka.com.
Siti mengeluhkan sejak berdiri pabrik Aqua di bawah rumahnya, air sumur di kediamannya mulai mengering. Kekeringan kian parah di musim kemarau. "Kalau untuk air minum baru kita pakai pompa di rumah. Sisanya pakai air di sini," ujar Siti. Jika sumurnya kering, dia harus berjalan menanjak dan menurun sekitar satu kilometer menuju mata air juga digunakan penduduk Kampung Pojok.
Suaminya, Ari, baru pulang dari sawah langsung mendekati Siti. Dia mencuci kakinya di kolam itu dengan sabun colek. Sehabis itu, dia menggosok gigi dan berkumur memakai air keruh baru saja digunakan istrinya mencuci. "Sudah biasa seperti ini," tutur Ari.
Kenyataan dihadapi Siti sekampung memang sulit dipercaya lantaran Sukabumi merupakan nafas industri air kemasan kelas dunia. Di sekitar Desa Babakan Pari, mulai dari jalan raya menuju Kota Sukabumi terdapat tiga pabrik air kemasan: Aqua-Danone, You C 1000, dan Pocari Sweat. Tidak jauh dari sana masih ada pabrik 2 Tang, PT Indolakto, dan Kratingdaeng.
Menurut data Dinas Pertambangan dan Energi Sukabumi, kini berubah nama menjadi Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral, tiga tahun lalu di Kecamatan Cidahu ada sebelas perusahaan mengambil dan memanfaatkan air di daerah itu. Mereka adalah PT Aqua Golden Mississippi, PT Ades Water Indonesia Tbk, PT Tirta Food Aritama, PT Cisalada Jaya Tirtatama, PT Baksomas Sugiharto, PT Subur Tirta Sejuk, PT Tri Banyan Tirta, PT Agrawira Tirtamitra, PT Asia Health Energi Beverages, PT Airess Mega Utama, dan PT Tirta Investama.
Hasil penelitian Direktorat Geologi bekerja sama dengan Bagian Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi menemukan 37 mata air di dua kecamatan, yakni Cicurug dan Cidahu. Total debit air dari mata-mata air itu 1.335 liter per detik.
Hasil riset 2012, kata Irfan Zamzami, peneliti dari Amrta Institute for Water Literacy, eksploitasi air di Kabupaten Sukabumi telah membuat warga menderita. Sebagian besar miskin dan sulit memperoleh air bersih.
"Sebanyak 48 persen atau hampir separuh pengambilan air tanah di Kabupaten Sukabumi dilakukan oleh tiga perusahaan penghasil produk terkemuka di dunia, yaitu Aqua, Pocari Sweat, dan Indomilk," kata Irfan melalui surat elektronik Senin pekan lalu.
Dia menemukan 24 persen warga tinggal di sekitar perusahaan air kemasan tergolong miskin. Selain itu, temuannya di Kecamatan Cidahu, mayoritas penduduknya berada di sekitar perusahaan air kemasan, seperti Aqua, Pocari Sweat, Indomilk, Kratingdaeng, dan Alto kesulitan air bersih. "Di Kecamatan Cidahu banyak yang kesulitan terhadap akses air bersih," ujar Irfan.
Hingga berita ini dilansir, pihak Aqua Danone belum memberikan konfirmasi soal itu. "Akan saya koordinasikan di dalam dulu, ya Mas. Mohon diberi waktu, terima kasih banyak," tutur juru bicara Aqua Danone Clarissa Idarto melalui pesan BlackBerry Messenger Sabtu pekan kemarin.
[URL=""]Air Mata Dari Mata Air Aqua[/URL]
Spoiler for Kerusakan Alam Dan Kesulitan Hidup:

Pabrik Aqua Galon milik PT Tirta Investama di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Jarum jam baru saja bergeser sedikit dari pukul dua siang. Panas surya terasa membakar kulit. Dari jarak tidak terlalu jauh, seorang lelaki beruban terlihat membasuh badannya menggunakan ember kuning bekas kaleng cat.
Udung, 57 tahun, juga mencuci panci dan piring dengan air coklat mengalir dari irigasi persawahan ke bak penampungan mandi, cuci, dan kakus (MCK) buatan warga. Air itu berlalu tanpa terbendung dan terbuang ke selokan kecil di bawahnya.
Aliran airnya kini kecil karena sudah beberapa hari tidak turun hujan. "Sudah hampir 20 tahun saya gunakan air di sini, sumur di rumah saya airnya mulai kering," kata Udung sambil menawarkan merdeka.com singgah di kediamannya Selasa pekan lalu.
Udung mengatakan saban hari penduduk RT 02/RW 05 Desa Babakan Pari, Kelurahan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menggunakan MCK itu. Kebanyakan memakai untuk mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga serta buang air besar.
Ada tiga kabin di MCK itu. Satu kabin digunakan untuk mandi, yang di tengah buat buang hajat, dan sebelah kiri untuk mandi dan wudu bagi jamaah ingin salat di Masjid Nurul Falah samping MCK.
Bangunan MCK ini berukuran panjang lima meter dengan lebar dua meter. Berdinding batako dan beratapkan asbes "Ini swadaya warga," kata Udung.
Hanya sekitar satu kilometer dari MCK biasa dipakai Udung, Nina warga RT 01/RW 05 sedang mencuci pakaian. Dia dengan tekun menyikat daster putih bermotif kembang di atas penggilasan.
Di sampingnya terdapat dua ember hitam berisi penuh tumpukan pakaian. Namun air buat mencuci di MCK sumbangan Aqua itu berwarna coklat. "Sehari-hari biasa cuci pakaian disini," ujar Nina.
Sejak berdiri pabrik Aqua dengan bendera PT Tirta Investama menggunakan mata air Cikubang tepat di bawah permukimannya, air di rumah Nina kerap kering. Dia akhirnya terpaksa mencuci pakaian di MCK air keruh itu.
Nina mengatakan sumbangan air bersih disalurkan oleh Aqua melalui pipa berukuran setengah inchi kini tak lagi mengalir. "Sudah lama tidak mengalir," tuturnya.
Usmahudin, 42 tahun, juga mengeluhkan air tanah kering dan debit airnya mulai mengecil. Sebab itu, sebagian warga menggunakan air keruh Sungai Cigoong dialirkan melalui pipa berukuran tiga perempat."Kecil kalau air pompa keluarnya. Di kampung warga untuk bilas, cuci baju sampai mandi," katanya.
Warga Babakan Pari memang sudah lama kekurangan air bersih. Berdasarkan hasil riset Amrta Institute for Water Literacy, sejak berdirinya perusahaan raksasa air minum kemasan, warga mulai bermasalah dengan air.
Warga di Kecamatan Cidahu kekurangan air bersih. "Di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, berdekatan dengan pabrik-pabrik pengambil air tanah, banyak yang kesulitan terhadap akses air bersih," kata Irfan Zamzami, peneliti dari lembaga itu, kepada merdeka.com melalui surat elektronik Senin pekan lalu.
Berdasarkan simulasi dilakukan Amrta Institute empat tahun lalu, Aqua menyedot mata air Cikubang 221.143 meter kubik saban bulan. Dari ratusan ribu meter kubik itu, Aqua memperoleh pendapatan sekitar Rp 2,8 triliun. "Pendapatan dari satu perusahaan ini saja akan sangat timpang dibandingkan pendapatan dari sektor air Kabupaten Sukabumi pada 2012 sebesar Rp 23,5 miliar," ujarnya.
Alhasil, slogan Aqua - kebaikan alam kebaikan hidup - tidak berlaku bagi warga Cidahu. Yang terjadi malah sebaliknya: kerusakan alam kesulitan hidup.
SUMBER
Spoiler for Raup Untung Di Tengah Dahaga:

Areal mata air milik Aqua di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa barat, dipagar beton dan dijaga 24 jam.
Waktu baru saja menunjukkan pukul empat sore. Namun cahaya langit di Kampung Kuta, Desa Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sudah mulai gelap. Wawan perlahan menuruni puluhan anak tangga melingkar menuju bekas mata air dulu kerap digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Bekas mata air itu kini ditumbuhi ilalang dan ditanami pohon pisang. Air dari dinding tebing itu sekarang sudah tidak pernah mengalir dan tertutup oleh rumput liar. "Di situ dulu ada empat mata air, tapi kini sudah tidak ada lagi karena kering," kata Wawan, warga Kampung Kuta, kepada merdeka.com Selasa pekan lalu.
Dia mengatakan keringnya mata air itu berlangsung setelah perusahaan air minum kemasan bermerek Aqua mengambil mata air Cikubang. Sejak 1995 penduduk Desa Babakan Pari mulai kelimpungan dengan keringnya air di sumur milik mereka jika tidak turun hujan.
"Kalau nggak turun hujan sepuluh hari aja sudah kering. Beda dengan dulu keringnya pas musim kemarau, tapi warga bisa manfaatkan mata air," ujar wawan mengenang.
Dia lantas menunjukkan sumber mata air lain juga telah ditumbuhi rumput liar bercampur pohon bambu. Hanya ada kubangan air bekas mata air sering digunakan warga. Mata air sudah tidak berproduksi lagi.
Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi kini berubah nama menjadi Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sukabumi, tiga tahun lalu Kecamatan Cidahu memiliki enam mata air.
Enam mata air itu adalah mata air Cikubang di Kampung Cikubang Jaya, mata air Ciburial (Desa Babakan Pari), mata air Cibuntu (Kampung Kerenceng), mata air Cigombong (Desa Pasir Doton), mata air Desa Jaya Bakti, dan mata air di Desa Pondok Kaso.
"Semuanya sudah dibeli perusahaan," kata Wawan sambil menunjukkan mata air sedalam 2,5 meter dengan luas sekitar 4x7 meter telah dibeli oleh PT Alam Raya. Namun sampai sekarang mata air ini belum digunakan.
Dalam data Dinas Pertambangan, Aqua lewat bendera PT Aqua Golden Mississippi beralamat di Jalan Pulo Lembut nomor 3 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, menguasai empat sumber air dari mata air Cikubang di Kampung Kubang Jaya, Babakan Pari, Kabupaten Sukabumi.
Mata air pertama menghasilkan 500 liter air per detik, Yang kedua dan ketiga sama-sama memproduksi 864 meter kubik air tiap hari. Dari mata air keempat diperoleh 70 liter air saban detik.
Wawan menyebut ekploitasi mata air oleh Aqua sebagai penyebab kekeringan di kampungnya. Dia mengatakan untuk memperoleh air bersih dulu cukup menggali sumur tujuh meter. "Sekarang harus 17 meter, itu pun masih kekeringan," ujarnya.
Dia menunjuk ke arah sebuah penampungan air dibangun oleh Aqua untuk warga sedalam 23 meter juga tidak menghasilkan air setetes pun. Penampungan di Kampung Kuta itu tidak b ermanfaat lagi. "Itu menggunakan bor membangunnya, tapi airnya enggak keluar," tuturnya.
Ironis memang. Aqua kebanjiran fulus, sedangkan warga Cidahu kekeringan. Menurut simulasi dilakukan Amrta Institute pada 2009, Aqua menggunakan air tanah 221.143 meter kubik per bulan dan meraup pendapatan sekitar 2,8 triliun setahun. Tapi perolehan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dari sektor air cuma Rp 23,5 miliar.
Amrta mensinyalir tidak maksimalnya pendapatan pemerintah kabupaten itu lantaran sejumlah faktor, di antaranya kesalahan penghitungan di lapangan, keterbatasan sumur pantau, praktek manipulasi air, dan minimnya sumber daya manusia dari pemerinyah buat mengawasi penggunaan air oleh perusahaan.
"Pemasukan dari air optimal bisa dimanfaatkan untuk konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata peneliti dari Amrta Institute, Irfan Zamzami, kepada merdeka.com melalui surat elektronik. Irfan melakukan riset di Kabupaten Sukabumi tahun lalu berjudul "Studi Kasus Pemantauan Pendapatan dari Eksplotasi Air di Kabupaten Sukabumi: Keterbatasan Masyarakat terhadap Air, Keterbatasan Penerimaan Pemerintah dari Sumber Daya Air".
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Sukabumi menemukan pendapatan asli daerah Kabupaten Sukabumi terbesar didapat dari pajak air tanah. Jumlahnya Rp 17,5 miliar tiap tahun. Sedangkan perolehan dari Pajak Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp 10 miliar dan pajak penerangan jalan (PPJ) Rp 14,5 miliar.
"Porsinya 70 persen dari pajak dibayarkan AMDK," kata Ajat Jatnika dari Fitra Sukabumi saat ditemui di kantornya, Kampung Cibatu, Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu pekan kemarin.
SUMBER
Diubah oleh HKRJSA 09-10-2013 13:02
0
34.1K
Kutip
176
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan