- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Taksi Jujur? Masih banyakkah?


TS
An50r.1
Taksi Jujur? Masih banyakkah?
Assalamualaikim Wr Wb
contoh yang ane alami adalah di taksi (tentu saja pelakunya sopir taksi). Untuk ane, kasus yang paling sering adalah diberi kembalian yang tidak sesuai. Taksi yang ane pikir adalah angkutan aman dan bebas tipu - tipu, ternyata ga jauh beda seperti yang lain. tidak ada jaminan bahwa perusahaan taksi yang bagus tidak melakukannya, karena nilai kejujuran bukan dari perusahaan tapi dari masing masing individu. hal ini terjadi di kota kota besar (dalam kasus ini maksud ane adalah jakarta). karena alhamdulillah ane belum menemukan kasus seperti ini di kota kota lain yang lebih kecil.

sudah 2 tahun ane berdomisili di surabaya (sebelumnya pernah setahun di jakarta). dn selama itu pula ane belum pernah menemukan seekstrim di jakarta. Namun tugas kantor yang memerlukan banyak koordinasi dengan kantor pusat yang berada di jakarta mengharuskan ane untuk sering melakukan perjalanan ke jakarta. seperti yang ane katakan sebelumnya, ane belum pernah mengalami seekstrim di jakarta.
Sopir Taksi di surabaya yang sering ane gunakan mungkin juga melakukan sedikit kecurangan, swperti misalnya argo tertera 43000 maka ketika ane memberikan 50000, ane punya uang kembalian 5000. buat ane itu masih wajar. Tapi di jakarta memungkinkan untuk 50000 itu ludes, artinya tidak ada kembalian. Kejadian itu terlampau sering, ga hanya sama ane tapi juga istri ane. Tapi istri kadang terlalu malas untuk berdebat dan menganggap itu sebagai sedekah.
Dari ketiga kejadian itu, ane hanya berpikir, apakah nilai agama (apapun itu) sebagai sumber kebaikan, sudah tidak berharga lagi? apakah orang orang itu benar benar memisahkan urusan agama dengan khidupan sehari hari (urusan agama ya cuma ditempat ibadah dan sama Tuhan, urusan kehidupan sehari hari ya lain soal). bukan nominal 5000 atau sekian ribu yang ane masalahkan, tapi betapa teganya bapak2 itu makan dan atau menafkahi keluarganya dengan cara seperti itu?
MIRIS
Terima Kasih
Spoiler for cek repost:
nilai kejujuran seharusnya dijaga oleh semua orang. Nilai ini yang mendasari tingkat kepercayaan dalam hubungan antar manusia. namun nilai atau sifat ini menjadi hal yang sangat sangat sangat langka di negara ini. fenomena korupsi (tentu saja yang dimaksud adalah korupsi berupa uang) bahkan telah mnjadi budaya yang sepertinya layak untuk dilestarikan, sehingga tak jarang kegiatan ini dilakukan secaa berjamaah. sedangkan orang orang jujur justru disingkirkan atau dijatuhkan (negara yang aneh). "budaya" ini bahkan telah mengakar sampai level terbawah, atau bisa dibahasakan kegiatan ini tidak hanyabdilakikan oleh pejabat atau orang berduit tapi telah mncapai pelosok negeri. tidak hanya gedung mewah, tapi sampai jalanan. pelakunya bukan hanya pejabat, tapi bisa siapa saja, apapun pekerjaannnya dan dimana saja.
contoh yang ane alami adalah di taksi (tentu saja pelakunya sopir taksi). Untuk ane, kasus yang paling sering adalah diberi kembalian yang tidak sesuai. Taksi yang ane pikir adalah angkutan aman dan bebas tipu - tipu, ternyata ga jauh beda seperti yang lain. tidak ada jaminan bahwa perusahaan taksi yang bagus tidak melakukannya, karena nilai kejujuran bukan dari perusahaan tapi dari masing masing individu. hal ini terjadi di kota kota besar (dalam kasus ini maksud ane adalah jakarta). karena alhamdulillah ane belum menemukan kasus seperti ini di kota kota lain yang lebih kecil.

sudah 2 tahun ane berdomisili di surabaya (sebelumnya pernah setahun di jakarta). dn selama itu pula ane belum pernah menemukan seekstrim di jakarta. Namun tugas kantor yang memerlukan banyak koordinasi dengan kantor pusat yang berada di jakarta mengharuskan ane untuk sering melakukan perjalanan ke jakarta. seperti yang ane katakan sebelumnya, ane belum pernah mengalami seekstrim di jakarta.
Sopir Taksi di surabaya yang sering ane gunakan mungkin juga melakukan sedikit kecurangan, swperti misalnya argo tertera 43000 maka ketika ane memberikan 50000, ane punya uang kembalian 5000. buat ane itu masih wajar. Tapi di jakarta memungkinkan untuk 50000 itu ludes, artinya tidak ada kembalian. Kejadian itu terlampau sering, ga hanya sama ane tapi juga istri ane. Tapi istri kadang terlalu malas untuk berdebat dan menganggap itu sebagai sedekah.
Ada 3 kejadian paling berkesan yang pernah ane alami dengan taksi ,yang menurut ane dapat ane jadikan indikator rwndahnya kejujuran sebagian sopir taksi kota besar ini, lebih tepatnya ane sebut sebagai OKNUM sopir taksi karena jelas tidak semua sopir taksi seperti itu dan ane juga pernah mendapatkan pelayanan yang sangat baik dari sopir taksi (kembali.lagi, kejujuran adalah nilai yang dianut masing2 individu)
Spoiler for Kejadian 1:
Spoiler for Kejadian 2:
Spoiler for Kejadian 3:
Dari ketiga kejadian itu, ane hanya berpikir, apakah nilai agama (apapun itu) sebagai sumber kebaikan, sudah tidak berharga lagi? apakah orang orang itu benar benar memisahkan urusan agama dengan khidupan sehari hari (urusan agama ya cuma ditempat ibadah dan sama Tuhan, urusan kehidupan sehari hari ya lain soal). bukan nominal 5000 atau sekian ribu yang ane masalahkan, tapi betapa teganya bapak2 itu makan dan atau menafkahi keluarganya dengan cara seperti itu?
MIRIS
sekarang ane ga segan untuk berdebat dengan si sopir kalo mengalami hal yang serupa.
semoga tulisan ini bermanfaat buat agan agan atau mungkin bisa di share disini kalo ada agan agan yang punya pengalaman serupa sehingga kita bisa lebih waspada.
Spoiler for Jangan lupa:
Spoiler for Trus:
Spoiler for Trus:
Terima Kasih
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
0
2.7K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan