Selasa, 25 Maret 2014 - 05:17 wib

TUBAN - Maksud hati membantu keponakan untuk mendapatkan cinta dari seorang janda, seorang kepala desa di Tuban, Jawa Timur, malah harus berurusan dengan polisi, karena menodongkan senjata ke keluarga pihak perempuan yang menolak lamaran. Dari tangan pelaku, polisi menyita satu senjata air softgun dan dua senjata tajam berupa parang dan bendo.
 
Pelaku penodongan menggunakan airsoftgun adalah Kasmuri (45), yang menjabat Kepala Desa Trantang, Kecamatan Kerek. Kejadian bermula saat sang kades datang ke rumah Sakri (69), warga Dusun Pereng Tengah, Desa Rengel, dengan maksud meminang Siti Aisyah (30) untuk dinikahkan dengan Lanjar (28), keponakannya.
 
Faktanya, cinta Lanjar bertepuk sebelah tangan. Pinangan dari kades dan saudara-saudaranya yang turut datang ditolak mentah-mentah oleh Sakri. Dia menolak anaknya dinikahi oleh Lanjar. Bahkan Sakri juga sempat menampar Lanjar. Aksi ini membuat suasana memanas hingga Pujianto, adik Lanjar, naik pitam dan mengambil dua senjata tajam berupa parang dan bendo di mobil lalu diacung-acungkan ke Sakri.
 
Tidak mau kalah dengan keponakannya, Kasmuri juga menodongkan senjata air softgun dan mengintimidasi Sakri. Merasa jiwanya terancam, Sakri kemudian lari keluar rumah menuju Mapolsek Rengel untuk melaporkan kejadian tersebut.
 
Mengetahui dilaporkan ke polisi, Kasmuri dan saudara- saudaranya segera kabur menggunakan mobil kijang super ke arah Kecamatan Grabagan. Namun pelariannya tidak berhasil lantaran anggota Polsek Grabagan berhasil menghadang dan melakukan penangkapan.
 
Kasubag Humas Polres Tuban AKP Ellis Suendayani menyatakan Pujianto bakal dijerat dengan Undang-Undang Darurat tentang kepemilikan senjata tajam. Sedangkan Kasmuri dikenakan pasal 368 terkait pengancaman dengan menggunakan senjata. Keduanya saat ini dan mendekam di sel tahanan Mapolres Tuban. (Pipiet Wibawanto/Sindo TV) (ful

http://m.okezone.com/read/2014/03/25/521/960152

biasanya kan dukun bertiindak uda ganti jaman ya