Memulai kedisiplian dan taat pada aturan harus dimulai dari diri kita sendiri, alangkah naifnya kita bila berkoar koar kemana mana tentang disiplin dan patuh pada aturan tapi kita bersikap sebaliknya. Melanggar aturan dan tidak disiplin Mulailah dari diri kita, sakarang juga. Mantapkan diri kita. Bulatkan tekad. Tantangan dan hambatan pasti sudah menunggu didepan. Mungkin celaan yang kita terima. Mungkin fitnah yang kita dapatkan. Karena memulai kebaikan akan selalu diiringi dengan cobaan dan tantangan.

Kedisiplinan dan patuh pada aturan adalah sikap tindakan yang berproses. Perlu kesabaran dalam memulai sikap kita ini. Tak semudah membalikkan tangan, perlu pembiasaan dan perlu waktu dalam mencapainya.

Role Modelsangat dibutuhkan pada tindakan disiplin dan patuh pada aturan. Contoh teladan itu ada pada guru, pimpinan , birokrat, politisi, penegak hukum, negarawan, orang tua hingga ketua suku, ketua organisasi, ketua lembaga dan semua orang yang menjadi tokoh sentral pada lingkungannya. Keteladanan mutlak diperlukan dalam proses pendisiplinan dan taat pada aturan. Bisa dibayangkan bila orang yang sepatutnya memberi contoh, melakukan tindakan tidak disiplin, melanggar aturan atau malah menyarankan berbuat tidak disiplin dan tak perlu menaati peraturan. Masyarakat yang sakit salah satu indikasinya adalah tidak adanya keteladanan yang baik. Contoh yang dikembangkan keburukan dan pelanggaran.

Ketika melaksanakan kedisiplinan dan patuh pada aturan kita sesungguhnya sedang menjadi contoh keteladanan pada orang lain dan lingkungan kita. Maka sebaliknya pula bila kita melakukan yang berlawanan.

Kalau kita berjalan jalan di singapura jangan pernah sekali kali membuang sampah sembarangan atau menyebrang jalan tidak pada tempatnya . Kita pasti kena hukuman denda. Tak perduli siapa kita. Hukuman denda mereka tegas dan tak bisa ditawar tawar. Memang seharusnya demikian, hukum yang tegas dan tidak pandang bulu. Tidak ada toleransi di mata hukum yang ada keadilan di dalam hukum.

Sumber dari pelanggaran yang selama ini terjadi adalah aturan yang tidak tegas ditegakkan. Hukum perundang undanganya sudah ada tapi eksekusi pada tataran realita tak ada dan cenderung lemah karena bisa ditawar tawar dan malah bisa dibeli dengan sejumlah uang. Praktek demikian menghancurkan kewibawaan hukum. Semua proses penegakan disiplin dan patuh pada aturan akan mati lumpuh kalau masih seperti ini dijalankan.

Semua hal yang ane tulis ini adalah setitik usaha agar kita semua menuju kesatu arah yang sama, disiplin dan taat aturan. Bangsa ini bangsa besar, Masyarakatnya luar biasa, Potensinya tak terkira . Kita bisa menjadi bangsa besar dan berjaya.