Pada selasa, 28 Januari 2014. Merupakan hari berbahagia bagi Bong Djit Min, sebab, kedua anaknya yakni Fransh Hiu (22), dan Dharry Frully Hiu (20), bebas dari hukuman mati di Malaysia. Putusan itu dibacakan oleh Mahkamah Tinggi Syah Alam, Selangor, Malaysia. Dua hiu bersaudara itu didakwa telah menghabisi nyawa Kharti Raja, warga Negeri “Jiran” keturunan India. Wajah sumringah pun tampak pada wajah pria berusia 56 tahun tersebut. Tak henti–hentinya mengucapkan rasa syukur. “Maaf, ya, saya terima telepon dulu dari saudara,” kata Bong Djit Min kepada China Town, belum lama ini.


Meskipun kedua buah hatinya bebas, Bong Djit Min yang mendiami rumah berukuran 16×4 meter ini, belum mengetahui secara pasti kapan mereka pulang ke Kota Pontianak. “Saya belum tahu juga kapan anak saya pulang ke Pontianak. Tapi, saya bersyukur anak saya divonis bebas hari ini. Bibi Hiu telepon saya tadi siang, kata dia anak saya bebas. Saya lega. Ini hadiah Imlek bagi keluarga saya,” tutur pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga gudang ini.

Dia bercerita, anaknya pergi ke Malaysia untuk bekerja di rental playstation milik Hooi Teong Sim, di Selangor, tiga tahun lalu. Saat bekerja tiga bulan tempat itu dimasuki pencuri, dan keduanya menyelamatkan dengan menghabisi nyawa si pencuri, membuat mereka terancam hukuman mati. Kini setelah bebas, bukan hanya keluarga yang senang, pemerintah Indonesia dan Malaysia juga sama.


Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato’ Seri Zahrain Mohamed Hashim, mengaku bersyukur terkait pembebasan keduanya. Menurut dia, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, telah berusaha mencari jalan untuk mengatasi masalah tersebut. “Undang-undang di Malaysia ada proses seseorang itu dianggap tidak bersalah. Vonis bebas ini tentu menyenangkan antara Kalimantan Barat dan Malaysia. Bagi saya bersyukur yang lebih penting proses undang-undang itu bisa dijalankan dan yang benar akan ditegakkan,” ujarnya di Pontianak.

sumber