BEIJING, March 14 (Reuters) - Knife-wielding assailants attacked civilians on a street in the central Chinese city of Changsha on Friday morning, state news agency Xinhua said, citing local authorities.

Xinhua said its reporters saw at least one body lying on the ground at the scene.

Photos on microblogs showed at least four bodies on a street outside a school and police taking a suspect into custody. The authenticity of the photos could not be immediately confirmed.

Xinhua did not make clear who was responsible for the attack in the city, capital of Hunan province.

The incident happened just two weeks after a deadly stabbing attack at a Chinese train station in the southwestern city of Kunming which killed 29 people and injured about 140.

The government blamed that attack on militants from the western region of Xinjiang, home to a large Muslim Uighur minority. Many Uighurs say they are infuriated by Chinese curbs on their culture and religion, though the government says they are given wide freedoms.

sember

gugel translate:

BEIJING , 14 Maret ( ANTARA News) - Pisau - menghunus penyerang menyerang warga sipil di sebuah jalan di pusat kota Cina Changsha pada Jumat pagi , kantor berita pemerintah Xinhua mengutip pihak berwenang setempat .

Xinhua mengatakan wartawannya melihat setidaknya satu tubuh tergeletak di tanah di tempat kejadian .

Foto di mikroblog menunjukkan setidaknya empat mayat di jalan di luar sekolah dan polisi mengambil tersangka ke tahanan . Keaslian foto belum bisa segera dikonfirmasi .

Xinhua tidak membuat jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan di kota , ibukota provinsi Hunan .

Insiden itu terjadi hanya dua minggu setelah serangan mematikan menusuk di stasiun kereta api Cina di barat daya kota Kunming yang menewaskan 29 orang dan melukai sekitar 140 .

Pemerintah menyalahkan bahwa serangan terhadap militan dari wilayah barat Xinjiang , rumah bagi minoritas Uighur Muslim besar . Banyak orang Uighur mengatakan mereka marah dengan pembatasan Cina pada budaya dan agama mereka , meskipun pemerintah mengatakan mereka diberi kebebasan yang luas .