(Berita Daerah – Nasional) Pasar merespons positif pada saat Jokowi akhirnya menyalonkan diri sebagai calon presiden RI. Rupiah kembali menguat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat naik menjadi IHSG tertinggi tahun ini. Sinyalemen ini menunjukan pasar menyukai Jokowi seiiring dengan rekam jejak Jokowi yang bersih, pro rakyat dan tegas.

Sebelum Jokowi nyapres, seorang konsultan Australia Peter McNair berkata kepada saya optimis akan kemajuan Indonesia di bawah pimpinan Jokowi, respons masyarakat juga nampak pada banyaknya video buatan rakyat yang di upload ke situs youtube untuk mendukung Jokowi.

Belum lagi dorongan dari media yang ramai sekali menggaungkan obrolan tentang Jokowi calon presiden RI 2014, kemanapun Jokowi pergi pertanyaan yang dilontarkan selalu kepastian pencalonannya sebagai presiden.

Tidak kurang juga berbagai survey tentang kandidat teratas pilihan rakyat dalam pemilu 2014, Jokowi selalu berada teratas dibandingkan calon-calon presiden yang lain. Fakta-fakta ini memang merupakan harapan masyrakat Indonesia untuk Indonesia baru yang akan bersinar dibawah pimpinan Jokowi.

Lalu apakah keterkaitan Jokowi dengan masuknya investasi daerah yang sangat besar diharapkan oleh rakyat di daerah? Selama ini yang menjadi kendala akan investasi masuk adalah keraguan investor terhadap keamanan investasi, karena sikap pemerintah yang lamban dan tidak bersih, menjadi bahan pembicaraan dari mulut ke mulut yang menghambat kepercayaan pasar terhadap Indonesia.

Melihat kepercayaan pasar yang besar terhadap Jokowi merupakan modal yang bisa dipergunakan untuk sekarang ini kita bergerak kepara pemodal baik dalam maupun luar negri, kita sampaikan bahwa situasi politik, ekonomi, keamanan Indonesia yang menjadi kondusif.

Terpilih atau tidaknya Jokowi sebagai presiden tetap merupakan indikator yang masih harus ditunggu, namun situasi yang positif dalam beberapa saat ini, bisa menjadi lompatan dalam kita melakukan perubahan terhadap pasar.

Ketika pasar menjadi percaya pada saat ini, sebaiknya penawaran berbagai investasi segera bisa dilakukan, memang masih terlalu dini, namun kapan lagi akan menjadi realisasi yang mendorong kemajuan daerah kalau tidak diusulkan dari sekarang.

Analis vibiz melihat trend yang terus meningkat dalam indikator-indikator pasar yang membaik, memungkinkan saat ini semua industri berpacu melakukan penawaran, negosiasi dan approval dengan para pemilik modal.

Salam Investasi !!

Sumber : beritadaerah

(Berita Daerah – Nasional) Industri pariwisata yang tergabung dalam Asosiasi Biro perjalanan wisata, ASITA, menyambut baik pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang dinilai akan mampu berkontribusi positif terhadap sektor pariwisata Indonesia.

Pencapresan ini dinilai sebagai kabar baik untuk sektor pariwisata di Indonesia. Selama ini, sosok Jokowi tergolong dekat dengan para pelaku industri pariwisata.

Jokowi juga memiliki kepedulian yang baik terhadap perkembangan dunia pariwisata. Jokowi dipandang mengerti bagaimana menjual destinasi dan bisa bekerja sama dengan pihak swasta, khususnya travel agent.

Misalnya, ketika masih menjadi Walikota Solo, Jokowi memiliki sejumlah program yang terbukti mampu mendongkrak pariwisata di wilayah itu. Dari track record Jokowi di Solo dan juga sampai sekarang di Jakarta, bisa dikatakan jika dia adalah sosok pemimpin yang sangat concern dan fokus sekali terhadap perkembangan pariwisata di daerah yang dipimpinnya.

Sementara itu, peringkat Indonesia dalam daftar daya saing pariwisata global World Economic Forum (WEF) kini naik dari posisi 74 pada 2011 ke posisi 70 pada 2013.

Meski naik empat peringkat, namun posisi Indonesia masih berada di bawah daya saing pariwisata negara-negara tetangga terdekat. Peringkat daya saing pariwisata Indonesia masih di bawah Singapura (10), Malaysia (34), dan Thailand (43) yang unggul dalam hal infrastruktur.

Indonesia unggul dalam sumber daya alam, yang berada pada peringkat enam dan daya saing harga atau price for value pada peringkat sembilan.

Kinerja pariwisata Indonesia 2013 cukup memuaskan dengan kunjungan wisatawan mancanegara sampai 8,8 juta orang atau tumbuh 9,42 persen dan perolehan devisa 10,05 miliar dolar AS atau naik 10,23 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kunjungan wisatawan nusantara selama kurun waktu itu juga mencapai 248 juta orang dengan total uang yang dibelanjakan sampai Rp154,7 triliun atau dua kali lipat lebih besar dari belanja wisatawan mancanegara.

Selama tahun 2013, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB sebesar Rp347,35 triliun atau sekitar 3,8 persen dari total PDB Nasional.

Dampak terbesar sektor kepariwisataan 2013 terjadi pada penyerapan tenaga kerja yang mencapai 10,18 juta orang atau 8,89 persen dari total tenaga kerja nasional.

Dalam menghadapi AEC 2015, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah mempersiapkan berbagai program. Misalnya, sejak 2007 hingga 2013, Kemenparekraf telah melakukan sertifikasi sebanyak 58.627 tenaga kerja pariwisata di bidang hotel dan restoran, spa, biro perjalanan, jasa boga, MICE, maupun pemandu wisata.

Upaya ini mengacu pada implementasi Mutual Recognition Agreement (MRA) on Tourism Professionals yang menyepakati 32 standar profesi bidang pariwisata.

Pihak Kemenparekraf juga telah melakukan berbagai program peningkatan kapasitas (capacity building) untuk para pelaku kreatif maupun memfasilitasi peningkatan kemampuan usaha dalam inkubator bisnis sebagai upaya memunculkan para entrepreneurkreatif yang siap terjun ke pasar global.

Eronu Telaumbanua/VM/BD-ant

Editor: Eni Ariyanti

Sumber : beritadaerah