Pertamax: Menjadi orang yang baik itu harus. Tapi jangan jadi orang yang "terlalu" baik.
Anda harus tahu kapan mengatakan ya kapan mengatakan tidak.
Entar nasibnya kayak rekansaya, dimintai tolong macam-macam padahal seharusnya bukan kerjaan dia,
cuma gara-gara ga bisa ngomong tidak.
Jadilah orang baik yang bisa mengatakan "ya" dan "tidak" pada saat yang tepat.
Keduax : Menyenangkan bila bertemu dengan orang yang baik. Tapi waspadalah kalo ketemu orang yang terlalu baik.

Ini pengalaman adik saya sendiri. Di sebuah kesempatan di ketemu dengan teman lama saya (teman sekolah).
Katanya adik saya awalnya dia bisa jadi teman (lebih tepatnya kayak tetua ) yang baik, bahkan terlalu baik.
Saya mikir kok agak aneh ya, wong saya sebagai teman lamanya justru nggak pernah dihubungi, kok malah akrab sama adik saya.
Ternyata oh ternyata, dia anggota MLM, yang lagi nyari anggota. Adik saya sempat diminta untuk jadi anggota dengan
menggadaikan "gasp" sepeda motornya. Untung adik saya ga termakan ke"terlalu"baikannya.

Seseuatu yang kelihatannya terlalu mudah, itu biasanya menjebak.
Kayaknya di kaskus juga sering ada trit yang isinya pertanyaan mudah tapi sangat menjebak.
Dan ada saya ada pengalaman sendiri, pas masih SMP dulu:
Kebetulan sekolah lagi libur dan di rumah ga ada orang. Pagar saya gembok.
Lalu ada orang pria datang, penampilannya rapi necis. Saya belum bukakan pagar.
Tiba-tiba dia bilang dia dari sebuah event tertentu yang menyatakan bahwa keluarga saya dapat kesempatan untuk mendapatkan hadiah,
asalkan bisa menjawab pertanyaan. Pertanyaannya:
"Siapakah nama salah satu koki terkenal di Indonesia?" (mungkin ini pertanyaan buat ibu2 ya )
a. Rudi Salam

b. Rudi Hartono

c. Rudi Choirudin


Jaman segitu Rudi Choirudin lagi populer-populernya sehingga hampir semua orang tau (saya yg waktu itu masih smp aja tau) jawabannya.
Saya sengaja jawab "Rudi Hartono". Ternyata orang itu jawab "benaaar!" dan katanya saya dapat hadiah. Kemudian orang itu minta untuk membukakan
pagar, saya jadi takut sendiri . Terus saya bilang jawabannya salah, kalo Rudi Hartono itu pebulutangkis, kok masih dapat hadiah. Eh orangnya tiba-tiba ngeloyor sambil ngomel ga jelas.
Wew, untung dari kecil saya sudah punya motto : "Sesuatu yang terlalu mudah itu biasanya tidak sebaik apa yang kita bayangkan"

Jadi populer itu mungkin menyenangkan. Punya banyak teman dan mungkin banyak "pacar" (jangan dilakukan ).
Tapi terlalu populer?
Pikir dulu. Artis-artis hollywood yang terlalu populer justru ga bisa bebas jalan-jalan karena selalu dibuntuti paparazzi
dan fans-fans yang siap untuk mencuri kesempatan untuk mengambil foto (yang kadang-kadang foto di momen yang tidak pantas).
Belum lagi kalo tiba-tiba muncul sekerumunan orang yang sekedar minta tanda tangan atau berjabat tangan.

Siap-siap aja pake masker dan rambut palsu kalo keluar rumah
Yang baru-baru ini, game Flappy Bird yang tiba-tiba terlalu populer juga terpaksa dihentikan penyebarannya.
Mungkin kalo ga terlalu populer game ini masih bisa diunduh secara legal di internet.

Jadi orang kaya memang asik. Tapi kalo terlalu kaya???
Di seri donal bebek seringkali saya lihat Paman Gober tidak bisa tidur dengan nyenyak gara-gara takut kekayaannya diembat sama gerombolan Siberat. Atau paman Gober yang bingung cari gudang baru untuk menampung kekayannya

Untuk kekayaan saya mungkin berpendapat kata kuncinya adalah "cukup".
Kita tidak kekurangan, harta kita cukup untuk makan dan hidup layak keluarga.
Cukup untuk ngredit motor baru, cukup untuk bayar biaya internet dan pulsa HP.
Cukup untuk beli rumah.
Cukup untuk beli Samsung Galaxy keluaran terbaru.
Cukup untuk beli Mobil Ferrari.
Cukup untuk beli Tim Sepak Bola.
Cukup untuk dimakan jadi bubur uang kertas.
Cukup untuk ... (ngiler)
Stop, terlalu ngawur. Kata kuncinya saya ganti jadi "bersyukur". Syukur atas nikmat kekayaan saat ini, dan jangan lupa sisihkan sebagian untuk yang berhak.

BTW Saya bukannya menghambat anda yang ingin berusaha jadi kaya. Jadilah pengusaha yang jujur dan sukses, itulah yang diperlukan bangsa ini.

Seriously, ini adalah sumber dari segala sumber penipuan.
Percaya kepada seseorang itu baik. Tapi kalo percaya yang membabi-buta, ini bahaya. Diberitahu ini, ok. Dikasih info ini, percaya, disuruh nyemplung sumur, siap ndan!
Terus buat apa kita dikasih akal pikiran dong?
Seimbangkan antara percaya dan curiga, kalau anda kehilangan rasa curiga juga bahaya soalnya. Entar agan berpikir kalo parkir motor nggak perlu dicabut kuncinya karena ga ada rasa curiga motor agan bakal ga ada yang ambil
Jangan curiga berlebihan juga sih