Pro Kontra JOKOWI CAPRES . Yg Punya Pendapat Silahkan Masuk Gan
TS
kobarindonesia
Pro Kontra JOKOWI CAPRES . Yg Punya Pendapat Silahkan Masuk Gan
Sebelum Agan Baca Pro Dan Kontra CAPRES JOKOWI Jangan lupa Jangan Dikasih TS Cuman Minta
Langsung Saja Menuju TKP Pro Dan Kontra Jokowi Capres
Kontra: Saya nggak setuju Jokowi jadi Capres. Nanti nggak fokus. Selesaikan dulu masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta!
Pro: Berapa sih jumlah penduduk DKI Jakarta?
Kontra: Entah, berapa ya? 9 juta mungkin, atau 12 juta?
Spoiler for jokowi:
Pro: Tapi pasti di bawah 15 juta kan?
Kontra: Iya.. Saya rasa masih sekitar itulah...
Pro: Nah, berapa jumlah penduduk Indonesia?
Kontra: Sekitar 250 juta...
Pro: Mana yang lebih prioritas? Kepentingan 250 juta, atau kepentingan 15 juta orang?
Kontra: Kepentingan 250 juta orang dong...
Pro: Nah, kalau begitu jelas dong. Maslahat untuk 250 juta (di mana di dalamnya termasuk penduduk DKI yang 15 juta) harus didahulukan... Artinya, jika bangsa ini meminta, ya Jokowi harus memenuhi panggilan sejarah, menjadi capres 2014... Setuju?
Kontra: Eehh..gimana ya? Iya deh setuju saja...
Quote:
Kiriman Aliansi Hacker Marhaen (AHM)
Spoiler for Megawati Setuju:
JAKARTA – Ini kabar baik untuk pendukung Jokowi Presiden 2014. Jokowi memberi kuliah umum di Riau hari Sabtu (16/11), Bandung hari Rabu (20/11) dan Laguboti hari Sabtu (23/11), tentulah atas seijin Megawati. Apa artinya? Megawati Soekarnoputri sudah menyetujui Jokowi Capres 2014.
Jokowi yang santun dan taat garis partai, ketika menerima undangan berbicara di luar DKI Jakarta, diperkirakan minta ijin dulu kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Bagaimana pun, bicara di luar Jakarta, sesungguhnya bukan level Gubernur DKI Jakarta.
Mencermati “irama” Jokowi selama ini, bukan model Jokowi untuk mendahului partai, apalagi mendahului Bunda Megawati yang sangat dihormatinya. Maka mendapat undangan dari daerah, tentulah Jokowi berkonsultasi dengan Megawati, dipenuhi atau tidak.
Pertemuan rutin antara Megawati dengan Jokowi, sudah menjadi rahasia umum, sedikitnya tiga kali seminggu. Keduanya bertemu tanpa didampingi staf. Logikanya, untuk menjadualkan pertemuan, tentulah Jokowi memberi tahu Megawati, akan ada undangan ke daerah.
Bukan rahasia pula, orang yang paling dekat dengan Megawati sekarang ini, tak lain adalah Jokowi. Dan orang yang paling “didengar” oleh Jokowi sekarang ini, tak lain adalah Megawati Soekarnoputri. Mega menjadi sentral pemimpin masa depan.
Dari penjelasan di atas, mari kita tarik kesimpulan, kepergian Jokowi memberi kuliah umum ke Riau, Bandung dan Laguboti (Sumatra Utara), adalah atas seijin Megawati. Maka sesungguhnya, bahasa tubuh Megawati sudah menyatakan Jokowi Capres 2014.
Kita tahu, Sabtu (16/11) Jokowi bicara di Universitas Riau. Beberapa kemudian, Rabu (20/11), Jokowi memberi kuliah umum di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, kemudian Sabtu (23/11), Jokowi sudah di Institute Teknologi (IT) DEL Laguboti, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara.
Pertanyaan kita, kalau Megawati sudah memberi restu kepada Jokowi menjadi Presiden 2014, apakah pendukung masih perlu bekerja keras? Tentu saja harus tetap demikian. Untuk apa? Mengamankan Jokowi dari rongrongan lawan yang belakangan kian “ganas.”
Rakyat harus mengawal Jokowi, rakyat harus melindungi Jokowi dari serangan orang yang merasa akan dikalahkan Jokowi. Mereka memang mempunyai sumber daya ekonomi yang tak terbatas, tetapi rakyat mempunyai kekuatan merubah melalui tempat pemungutan suara (TPS).
Sayangnya, para elit politik tidak menyelami kehendak rakyat. Sebagian elit menganggap diri didukung rakyat, padahal masyarakat sudah menyatakan dukungan melalui lembaga survey. Jadi ada keterlepasan (uncoupling) antara kesadaran elit dengan kesadaran rakyat.
Sejak Indonesia merdeka, selain kepada Soekarno, dukungan rakyat terhadap seorang pemimpin, tidak pernah semasif dukungan terhadap Jokowi sekarang ini. Hanya Jokowi yang bisa mendekati Soekarno, maka Jokowi pun dianggap sebagai “Seokarno Baru.”
Selamat datang Jokowi Capres 2014, selamat datang “Soekarno Baru.”
Guruh Soekarnoputra yang hadir di Sidoarjo dalam rangkaian kampanye PDIP memberikan pernyataan cukup mengejutkan. Ia menyatakan dirinya tidak setuju bahwa Joko Widodo (Jokowi) yang dicalonkan PDIP sebagai Calon Presiden (Capres) 2014.
“Secara pribadi dan saya sebagai rakyat Indonesia saya tidak setuju dengan Jokowi,” tandas Guruh saat ditemui di Radio Siaran Khusus Pemerintah (RSPK) Sidoarjo, Selasa (18/3/2014).
Kenapa tidak setuju? “Saya beranggapan, Jokowi masih kurang mumpuni,” papar Guruh yang kembali mencalonkan anggota legislatif DPR RI lewat Dapil I wilayah Surabaya-Sidoarjo.
Guruh yang masuk bursa Pileg DPR RI dengan nomor urut 1 itu, menegaskan bahwasanya Jokowi menjadi Capres adalah keputusan yang ditetapkan partai. Yakni ditetapkan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang tak lain adalah kakak kandungnya.
“Menurut saya, Pak Jokowi itu lebih tepat jika menjadi capres pada 2019. Itu pun berdasarkan kemajuan beliau nanti,” jelasnya.
Guruh mengakui, hubungannya dengan Jokowi selama ini sangat baik. Begitu pula kepribadian mantan Walikota Surakarta yang kini menjadi Gubernur DKI juga sangat baik dalam memimpin suatu daerah.
“Dari ketetapan partai, saya mau tidak mau harus konsisten untuk memenangkannya. Apalagi saya sebagai jurkam nasional,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Guruh menyapa warga Sidoarjo lewat siaran langsung radio dalam program Jagongan yang dipandu Ludy Eka Pramono dan Januar.