depoknews.com | Maraknya cabe-cabean di kalangan pelajar menuai kritik dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN), Fasli Jalal.
Mantan Wakil Menteri Pendidikan itu pun menyatakan bahwa munculnya fenomena cabe-cabean itu disebabkan karena kurangnya peranan orangtua, ulama, sekolah dan pemerintah setempat dalam mengawasi dan membimbing para pelajar itu.
“Tantangan remaja saat ini makin besar. Arus informasi makin mudah didapat. Oleh karena itu perlunya pengawasan dari empat elemen itu.
Berartiini ada kegagalan keempat elemen itu. Kini hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) ke empat elemen itu,” kata Fasli Jalal dalam acara Rakernas II Majelis Kesehatan PP Aisyiah di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Minggu (16/3/14).
Menurut Fasli, orangtua harus memberikan pengertian terhadap remaja tentang pergaulan yang baik dan sesuai dengan budaya Indonesia. Ulama pun turut serta memberikan pendidikan akhlak ke remaja. Demikian juga sekolah. Jika ketiga elemen ini belum mampu membuat remaja berakhlak dan berbudaya Indonesia maka pemerintah daerah sebagai regulator harus membuat kebijakan yang mendorong para remaja tak terjerumus dalam pergaulan bebas.
“Gaya hidup remaja itu ibaratkan virus yang dapat menyebar. Virus itu dapat menyerang dengan cepat kepada remaja yang dalam masa pancaroba. Ini berbahaya,” tandasnya.
Dikatakan Fasli Jalal, saat ini peranan keempat elemen itu sangat penting demi terciptanya ketahanan keluarga. Peranan keempat elemen itu harus maksimal, karena jika tidak maka ke depan bencana akan dihadapi Bangsa Indonesia. Para remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas kelak akan menjadi penyakit sosial. Tidak menutup kemungkinan mereka pun korban traffiking atau penjualan manusia.
SUMBER