- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tenggak Alkohol 95 Persen, 10 Orang Tewas


TS
audifighter
Tenggak Alkohol 95 Persen, 10 Orang Tewas
Tenggak Alkohol 95 Persen, 10 Orang Tewas

Klo ga tewas berarti sakti nih orang

Quote:
Dalam empat hari terakhir sepuluh warga Kota Purworejo meninggal akibat keracunan minuman keras oplosan alias intoksitasi. Kepala Kepolisian Resort Kota Puworejo, Ajun Komisaris Besar Polisi Roma Hutajulu mengatakan korban miras oplosan genap menjadi sepuluh sejak Sabtu kemarin. "Belum ada tersangka, tapi kami masih melakukan penyelidikan," ujar Roma saat dihubungi Ahad, 10 November 2013.
Roma mengatakan korban yang meninggal itu ditemukan di dua lokasi. Enam korban di pasar Baledono dan empat lagi di bekas kantor keamanan Pasar Baledono. "Awalnya, pada Kamis kemarin yang meninggal hanya enam, terus bertambah jadi sepuluh," kata Roma.
Roma mengatakan polisi hanya mendapat keterangan dari satu korban bernama Lastiyono alias Conting pada Jumat lalu. Warga Kelurahan Baledono, Kota Purworejo berusia 36 tahun ini pun akhirnya meninggal Sabtu siang. "Ketika diperiksa gejalanya sama, dehidrasi, pandangan kabur, kejang-kejang, demam dan mulutnya berbau alkohol," kata Roma.
Semula polisi mendapatkan laporan korban pertama yang meninggal ialah Sutrisno. Warga kampung Kedung Putri, Kelurahan Baledono, Kota Purworejo itu ditemukan meninggal di bawah tangga lantai satu bekas gedung Pasar Baledono pada Kamis malam, 7 November 2013. Korban terus berjatuhan hingga mencapai sepuluh orang pada Sabtu kemarin.
Roma mengatakan sudah memeriksa pemilik toko Abon Ular, Widyastuti. Pemilik toko, yang menjual suplemen obat kuat, itu tempat para korban membeli alkohol 95 persen, air mineral dan sumplemen kuku bima. "Tapi bukan dia yang mengoplos, korban yang mencampurnya sendiri. Jadi dia tidak kami jadikan tersangka," kata Roma.
Polisi hanya menyita alkohol dan suplemen yang dijual di toko yang lokasinya tak jauh dari Pasar Baledono itu. Berdasar informasi, yang dikumpulkan oleh polisi dari petugas kesehatan di Rumah Sakit Panti Waluyo, Rumah Sakit Saras Husada dan Puskesmas Purworejo satu dan sejumlah bidan pemeriksa sepuluh korban, semuanya keracunan miras oplosan. "Kami tidak melakukan otopsi karena keluarga tidak mengizinkan," kata Roma.
Rata-rata korban memiliki profesi sebagai buruh dan petugas parkir di sekitar Pasar Baledono. Menurut Roma, setelah pasar Baledono terbakar, banyak bekas los pedagang yang dipakai berkumpul oleh warga untuk pesta miras. "Masalahnya alkohol 95 persen yang ilegal dijual bebas di Kota Purworejo," kata Roma. Namun alkohol itu bukan untuk dikonsumsi melainkan untuk mengobati luka.
Peraturan Daerah setempat memang melarang peredaran minuman mengandung alkohol di wilayah Purwerejo. Korban akhirnya nekat mengoplos sendiri minuman keras dari alkohol 95 persen itu.
SUMBER
Roma mengatakan korban yang meninggal itu ditemukan di dua lokasi. Enam korban di pasar Baledono dan empat lagi di bekas kantor keamanan Pasar Baledono. "Awalnya, pada Kamis kemarin yang meninggal hanya enam, terus bertambah jadi sepuluh," kata Roma.
Roma mengatakan polisi hanya mendapat keterangan dari satu korban bernama Lastiyono alias Conting pada Jumat lalu. Warga Kelurahan Baledono, Kota Purworejo berusia 36 tahun ini pun akhirnya meninggal Sabtu siang. "Ketika diperiksa gejalanya sama, dehidrasi, pandangan kabur, kejang-kejang, demam dan mulutnya berbau alkohol," kata Roma.
Semula polisi mendapatkan laporan korban pertama yang meninggal ialah Sutrisno. Warga kampung Kedung Putri, Kelurahan Baledono, Kota Purworejo itu ditemukan meninggal di bawah tangga lantai satu bekas gedung Pasar Baledono pada Kamis malam, 7 November 2013. Korban terus berjatuhan hingga mencapai sepuluh orang pada Sabtu kemarin.
Roma mengatakan sudah memeriksa pemilik toko Abon Ular, Widyastuti. Pemilik toko, yang menjual suplemen obat kuat, itu tempat para korban membeli alkohol 95 persen, air mineral dan sumplemen kuku bima. "Tapi bukan dia yang mengoplos, korban yang mencampurnya sendiri. Jadi dia tidak kami jadikan tersangka," kata Roma.
Polisi hanya menyita alkohol dan suplemen yang dijual di toko yang lokasinya tak jauh dari Pasar Baledono itu. Berdasar informasi, yang dikumpulkan oleh polisi dari petugas kesehatan di Rumah Sakit Panti Waluyo, Rumah Sakit Saras Husada dan Puskesmas Purworejo satu dan sejumlah bidan pemeriksa sepuluh korban, semuanya keracunan miras oplosan. "Kami tidak melakukan otopsi karena keluarga tidak mengizinkan," kata Roma.
Rata-rata korban memiliki profesi sebagai buruh dan petugas parkir di sekitar Pasar Baledono. Menurut Roma, setelah pasar Baledono terbakar, banyak bekas los pedagang yang dipakai berkumpul oleh warga untuk pesta miras. "Masalahnya alkohol 95 persen yang ilegal dijual bebas di Kota Purworejo," kata Roma. Namun alkohol itu bukan untuk dikonsumsi melainkan untuk mengobati luka.
Peraturan Daerah setempat memang melarang peredaran minuman mengandung alkohol di wilayah Purwerejo. Korban akhirnya nekat mengoplos sendiri minuman keras dari alkohol 95 persen itu.
SUMBER
Klo ga tewas berarti sakti nih orang
0
7.8K
Kutip
122
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan