- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menunggu Konversi BBM ke BBG
TS
vibiz10
Menunggu Konversi BBM ke BBG
Spoiler for Prologue:
Adakah yang masih ingat saat Pemprov DKI Jakarta mewajibkan seluruh kendaraan dinasnya untuk mengonsumsi BBG? Ribuan converter, yaitu alat untuk mengonversi piranti BBM ke BBG, sudah dibagikan. Bahkan ratusan taksi di Jakarta juga ikut program tersebut.
Namun, apa yang terjadi? Kendaraan-kendaraan ber-BBG itu kembali mengonsumsi BBM. Penyebabnya, tekad menyukseskan program konversi BBM ke BBG itu tak didukung sepenuhnya oleh pemerintah sendiri. Pemerintah rupanya tak menyediakan pasokan BBG yang cukup sehingga menyulitkan para pengguna kendaraan BBG untuk tetap menggunakan itu.
Namun, apa yang terjadi? Kendaraan-kendaraan ber-BBG itu kembali mengonsumsi BBM. Penyebabnya, tekad menyukseskan program konversi BBM ke BBG itu tak didukung sepenuhnya oleh pemerintah sendiri. Pemerintah rupanya tak menyediakan pasokan BBG yang cukup sehingga menyulitkan para pengguna kendaraan BBG untuk tetap menggunakan itu.
Spoiler for Pelaksanaan Program BBG Masih Belum Serius:
(Berita Daerah – Nasional) Pemerintah dinilai tidak serius menjalankan program konversi pemakaian bahan bakar minyak ke bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan.
Sudah bertahun-tahun pemerintah mengatakan akan membangun infrastruktur SPBG dan juga menyediakan converter kit, namun sampai sekarang tidak diwujudkan. Kondisi tersebut tentu menghambat rakyat untuk bisa pindah ke BBG.
Ketidakseriusan pemerintah terutama Kementerian ESDM yang bertanggung jawab terhadap pembangunan SPBG dan Kementerian Perindustrian untuk penyediaan converter kit patut dipertanyakan.
Padahal, pemerintah pastinya sudah menyadari bahwa program BBG merupakan solusi penting untuk mengurangi subsidi BBM. Harga BBG tidak subsidi dan juga lebih murah dibandingkan BBM, sehingga tidak memberatkan rakyat.
Pembatasan ataupun penjatahan pemakaian BBM juga bukanlah solusi yang baik. Langkah yang sebaiknya ditempuh oleh pemerintah adalah konversi ke BBG.
Sejak awal, program BBG ini memang terlihat tidak serius. Terbukti, sampai saat ini pemerintah belum mempunyai cetak biru (blue print) program BBG.
Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata penyaluran SPBG secara nasional hanya 50 persen dan bahkan beberapa di antaranya di bawah 10 persen. Kebutuhan satu unit SPBG untuk mencapai keekonomian sekitar 800.000 liter setara premium per hari.
Hal tersebut disebabkan karena kurangnya ketersediaan converter kit yang merupakan komponen penting program tersebut. Tender pengadaan konverternya juga belum jalan. Jika konverternya saja belum ada, tentunya operasional tidak bisa berjalan.
Solusinya harus dimulai dengan membuat cetak biru sebagai dasar program tersebut. Apabila cetak biru belum ada tentu program akan berjalan tidak terarah dan tidak bisa dievaluasi.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) juga mendesak pemerintah mengoptimalkan konversi BBM ke BBG. Efisiensi energi dapat dilakukan dengan meningkatkan pemakaian BBG.
Namun, upaya konversi bahan bakar minyak menuju bahan bakar gas di Indonesia masih membutuhkan sosialisasi yang komprehensif di berbagai lapisan masyarakat. Berdasarkan penelitian, baru sekitar 20 persen masyarakat yang tahu dan siap dengan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).
Masyarakat harus mendapatkan pemahaman dan keyakinan terlebih dahulu terkait keamanan dan keuntungan penggunaan energi alternatif tersebut. Masyarakat tetap harus mendapatkan pengarahan terkait bagaimana penggunaan bahan bakar gas atau compressed natural gas (CNG) yang aman karena masih banyak yang berpandangan bahwa penggunaan BBG itu berbahaya.
Padahal, justru dengan pemanfaatan BBG sebagai sumber energi transportasi memberikan berbagai keuntungan bagi masyarakat.
Selain menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, peran media juga sangat menentukan dalam mensosialisasikan pentingnya konversi itu. Upaya konversi tersebut tidak perlu tergesa-gesa sebab masih membutuhkan persiapan yang matang termasuk terkait pemenuhan infrastruktur pendukungnya.
Beberapa kelebihan penggunaan bahan bakar gas antara lain emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan sehingga dapat mendukung pengurangan emisi rumah kaca.
Selain itu, harga bahan bakar tersebut jauh lebih murah yakni Rp3.100 per liter dari pada bahan bakar minyak yang saat ini telah naik menjadi Rp 6.500 untuk premium dan Rp5.500 untuk solar. Harga BBG akan lebih meringankan pengguna moda transportasi karena harganya yang lebih murah sekitar 40-50 persen dari bahan bakar premium.
Sumber : beritadaerah
Eronu Telaumbanua/VM/BD-ant
Editor: Eni Ariyanti
Sudah bertahun-tahun pemerintah mengatakan akan membangun infrastruktur SPBG dan juga menyediakan converter kit, namun sampai sekarang tidak diwujudkan. Kondisi tersebut tentu menghambat rakyat untuk bisa pindah ke BBG.
Ketidakseriusan pemerintah terutama Kementerian ESDM yang bertanggung jawab terhadap pembangunan SPBG dan Kementerian Perindustrian untuk penyediaan converter kit patut dipertanyakan.
Padahal, pemerintah pastinya sudah menyadari bahwa program BBG merupakan solusi penting untuk mengurangi subsidi BBM. Harga BBG tidak subsidi dan juga lebih murah dibandingkan BBM, sehingga tidak memberatkan rakyat.
Pembatasan ataupun penjatahan pemakaian BBM juga bukanlah solusi yang baik. Langkah yang sebaiknya ditempuh oleh pemerintah adalah konversi ke BBG.
Sejak awal, program BBG ini memang terlihat tidak serius. Terbukti, sampai saat ini pemerintah belum mempunyai cetak biru (blue print) program BBG.
Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata penyaluran SPBG secara nasional hanya 50 persen dan bahkan beberapa di antaranya di bawah 10 persen. Kebutuhan satu unit SPBG untuk mencapai keekonomian sekitar 800.000 liter setara premium per hari.
Hal tersebut disebabkan karena kurangnya ketersediaan converter kit yang merupakan komponen penting program tersebut. Tender pengadaan konverternya juga belum jalan. Jika konverternya saja belum ada, tentunya operasional tidak bisa berjalan.
Solusinya harus dimulai dengan membuat cetak biru sebagai dasar program tersebut. Apabila cetak biru belum ada tentu program akan berjalan tidak terarah dan tidak bisa dievaluasi.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) juga mendesak pemerintah mengoptimalkan konversi BBM ke BBG. Efisiensi energi dapat dilakukan dengan meningkatkan pemakaian BBG.
Namun, upaya konversi bahan bakar minyak menuju bahan bakar gas di Indonesia masih membutuhkan sosialisasi yang komprehensif di berbagai lapisan masyarakat. Berdasarkan penelitian, baru sekitar 20 persen masyarakat yang tahu dan siap dengan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).
Masyarakat harus mendapatkan pemahaman dan keyakinan terlebih dahulu terkait keamanan dan keuntungan penggunaan energi alternatif tersebut. Masyarakat tetap harus mendapatkan pengarahan terkait bagaimana penggunaan bahan bakar gas atau compressed natural gas (CNG) yang aman karena masih banyak yang berpandangan bahwa penggunaan BBG itu berbahaya.
Padahal, justru dengan pemanfaatan BBG sebagai sumber energi transportasi memberikan berbagai keuntungan bagi masyarakat.
Selain menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, peran media juga sangat menentukan dalam mensosialisasikan pentingnya konversi itu. Upaya konversi tersebut tidak perlu tergesa-gesa sebab masih membutuhkan persiapan yang matang termasuk terkait pemenuhan infrastruktur pendukungnya.
Beberapa kelebihan penggunaan bahan bakar gas antara lain emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan sehingga dapat mendukung pengurangan emisi rumah kaca.
Selain itu, harga bahan bakar tersebut jauh lebih murah yakni Rp3.100 per liter dari pada bahan bakar minyak yang saat ini telah naik menjadi Rp 6.500 untuk premium dan Rp5.500 untuk solar. Harga BBG akan lebih meringankan pengguna moda transportasi karena harganya yang lebih murah sekitar 40-50 persen dari bahan bakar premium.
Sumber : beritadaerah
Eronu Telaumbanua/VM/BD-ant
Editor: Eni Ariyanti
Spoiler for Pemerintah Diam, Warga Bertindak (Jangan ditiru - Bahaya):
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA DAN JANGAN LUPA UNTUK MEMBERIKAN KOMENTAR / PENDAPAT / SARAN.
Ane menerima dan menolak keras
Ga komentar? ga kasih cendol? Minimal RATE lah...
Diubah oleh vibiz10 20-03-2014 04:31
0
2.2K
Kutip
20
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan