Kaskus

Entertainment

satria554Avatar border
TS
satria554
Sempatkan baca sampe selesai ya gan :'(
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga kisah berikut bisa sedikit merubah pola pikir kita gan

Seorang pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login
facebook. Pertama kali yang dia cek adalah inbox.
Hari ini terlihat sesuatu yang tidak dia perdulikan
selama ini. Bagian ‘OTHER’ di inboxnya. Ada dua pesan. Pesan
pertama, spam. Pesan kedua, dia membukanya. Ternyata pesan
3 bulan yang lalu.

Dia baca isinya:
“Salam. Ini kali pertama abah mencoba menggunakan
facebook. Abah coba tambah kamu sebagai teman tapi
tidak bisa. Abah juga tidak terlalu paham benda ini.
Abah coba kirim pesan ini kepada kamu. Maaf, abah
tidak pandai mengetik. Ini pun kawan abah yang
mengajarkan.

Ingatkah saat pertama kali kamu punya HP? Saat itu
kamu kelas 4 MI. Abah kasian semua anak-anak sekarang
punya HP. Jadi, abah hadiahkan pada kamu satu. Dengan harapan
kamu akan telpon abah kalau kamu mau cerita tentang
masalah asrama, sekolah atau apa-apa saja. Tapi, kamu hanya
telpon abah seminggu sekali. Tanya tentang uang makan dan
jajan.

Abah berpikir juga, isi ulang pulsa 100 ribu tapi telpon
abah tidak sampai 5 menit. Sudah habiskah pulsanya?
Saat kamu kecil dulu, abah masih ingat pertama kali
kamu bisa ngomong. Kamu asyik panggil, ‘Abah, abah, abah’.
Abah bahagia sekali anak lelaki abah panggil abah. Panggil
Umi.

Abah senang bisa berbicara dengan kamu walaupun
kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang abah
ucapkan di umur kamu 4 atau 5 tahun.
Tapi, percayalah. Abah dan Umi bicara dengan kamu
banyak sekali. Kamulah penghibur kami di saat kami
berduka. Walaupun hanya dengan gelak tawamu.
Saat kamu masuk MI. Abah ingat kamu selalu bercerita
dengan abah ketika membonceng motor dengan abah setiap
pergi dan pulang sekolah. Banyak yang kamu ceritakan pada
abah. Tentang ibu guru, sekolah, teman-teman. Abah jadi
makin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya
kamu ke sekolah. Sebab kamu lucu sekali. Menyenangkan. Ayah
mana yang tidak gembira kalau anaknya suka ke sekolah
untuk belajar.

Ketika kamu masuk MTs. Kamu mulai punya kawan-
kawan baru. Kamu pulang dari sekolah, kamu langsung masuk
kamar. Kamu keluar pas waktu makan saja. Kamu keluar
rumah dengan kawan-kawanmu. Kamu mulai jarang bercerita
dengan abah.

Kamu pandai. Akhirnya masuk asrama di Aliyah. Di
asrama, jarak antara kita makin jauh. Kamu mencari kami saat
perlu. Kamu biarkan kami saat tidak perlu.
Abah tahu, naluri remaja. Abah pun pernah muda.

Akhirnya, abah tahu kalau ternyata kamu menyukai seorang
gadis. Ketika masuk kuliah, sikap kamu sama saja dengan
ketika di Aliyah. Jarang hubungi kami. Sewaktu pulang liburan,
kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan
internet kamu, dengan dunia kamu.

Abah bertanya-tanya sendiri dalam hati. Adakah kawan
istimewa itu lebih penting dari Abah dan Umi? Adakah
Abah dan Umi cuma diperlukan saat kamu mau nikah saja
sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu
saja?

Akhirnya, kamu jarang berbicara dengan abah lagi.
Kalau pun bicara, dengan jari-jemari. Berjumpa tapi tak berkata-
kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma
waktu hari raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata.
Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, kamu tidak pulang liburan lagi.

Malam ini, abah sebenarnya rindu sekali pada kamu.
Bukan mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma
abah sudah terlalu tua. Abah sudah di penghujung usia 60
an. Kekuatan abah tidak sekuat dulu lagi.

Abah tidak minta banyak… Kadang-kadang, abah cuma
mau kamu berada di sisi abah. Berbicara tentang hidup
kamu. Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu.
Menangis pada abah. Mengadu pada abah. Bercerita
pada abah seperti saat kamu keci dulu. Apapun.
Maafkan abah atas curhat abah ini. Jagalah solat.
Jagalah hati. Jagalah iman. Mungkin kamu tidak punya waktu
berbicara dengan abah. Namun, jangan sampai kamu tidak punya
waktu berbicara dengan Allah. Jangan letakkan cinta di hati pada seseorang melebihi cinta kepada Allah.

Mungkin kamu mengabaikan abah. Namun jangankamu mengabaikan Allah. Maafkan abah atas segalanya.”

Pemuda meneteskan air mata. Dalam hati perih tidak
terkira.

Bagaimana tidak, tulisan ayahandanya itu dibaca
setelah 3 bulan beliau pergi untuk selama-lamanya. Di saat tidak mungkin lagi mampu memeluk tubuh tua ayahnya.

# Hargai orang tua kita selama dia masih
hidup...kadang kala kita terlalu sibuk dengan kerja. Sampaikah kita lupa akan dia yang membesarkan kita... memberi pendidikan untuk kita bekerja.. mengajar kita berjalan untuk bekerja..

Jangan sampai anak kita nanti melupakan kita seperti kita melupakan kedua orangtua kita.
0
1.5K
10
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan