Pithecanthropus Erectus
Merupakan jenis dari Homo Erectus yang ditemukan di Indonesia. Secara harfiah bzamanrti Manusia Kera yang Berjalan Tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil yaitu pada bagian tulang paha (femur) dan tempurung kepala. Ciri-cirinya adalah tidak memiliki dagu, tinggi badan sekitar 165-170 cm, bagian dahi menonjol. Diperkirakan hidup 2,5 juta – 1,25 juta tahun yang lalu.

Meganthropus Paleojavanicus
Secara harfiah berarti Manusia Purba Bertubuh Besar dari Jawa, ditemukan di Sangiran pada tahun 1936 oleh G.H.R. von Koenigswald yaitu bagian rahang atas dan rahang bawah. Ciri-cirinya adalah tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu. Diperkirakan hidup sekitar 2 juta – 1 juta tahun yang lalu.

Homo Soloensis
Artinya Manusia Solo, ditemukan oleh Ter Haar dan G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1931 di Ngandong dan di Sangiran. Diperkirakan hidup sekitar 900.000 – 300.000 tahun yang lalu. Cirinya adalah, bagian frontal (muka/wajah) tidak monyong / menonjol kedepan, berjalan tegak, volume otak 1000 – 1200cc.

Homo Wajakensis
Artinya Manusia Wajak (homo=manusia). Ditemukan oleh Von Riestchoten dan Eugene Dubois di Wajak, Tulungagung pada tahun 1889. Diperkirakan hidup sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Ciri-Cirinya adalah rahangnya maju, tulang pipinya menonjol, kapasitas otak sekitar 1000 – 2000cc dan berjalan tegak.

Masa Paleolitik
(palaios– purba, lithos – batu)
Diperkirakan terjadi di Indonesia sekitar 50.000 – 10.000 SM. Ciri-ciri masyarakat Zaman Paleolitik adalah:
1. Hidup dengan cara berpindah-pindah (nomaden)
2. Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (food gathering)

Masa Mesolitik
(mesos– madya/tengah, lithos – batu)
Adalah periode perkembangan teknologi manusia diantara Zaman Paleolitik dan Zaman Neolitik. Diperkirakan zaman ini hanya ada di Asia Tenggara dan sekitarnya saja. Contoh peninggalannya adalah kjokkenmoddinger (sampah dapur) setinggi 7 meter yang ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera oleh van Stein Callenfels. Ciri masyarakatnya adalah:
1. Berburu dan Mengumpulkan makanan tingkat lanjut
2. Meramu makanan
3. Memiliki pola hidup yang semi-nomaden

Masa Neolitik
(neo– muda, lithos – batu)
Diperkirakan terjadi di Indonesia sekitar 2000 SM. Masyarakat di zaman ini sudah mulai bercocok tanam dan menternakkan hewan (domestikasi) yang membuat mereka hidup secara menetap (Revolusi Neolitik). Ciri masyarakat Zaman Neolitik adalah:
1. Sudah mulai hidup menetap
2. Domestikasi tanaman / bercocok tanam
3. Domestikasi hewan

Budaya Megalitik
(mega– besar, lithos – batu)
Berbeda dengan tiga zaman terdahulu, megalitik bukanlah sebuah zaman melainkan sebuah jenis budaya. Berdasarkan penjelasan Dr. Daud Aris Tanudirdjo, M.A.,, (salah satu dosen ane di kampus) Megalitik sebenarnya adalah budaya dimana manusia menggunakan batu-batu raksasa yang biasanya digunakan untuk kepentingan religi. Masyarakat yang memiliki budaya ini adalah masyarakat yang sudah mengenal Animisme (memuja roh nenek moyang) dan Dinamisme (memuja benda mati, menganggap benda mati memiliki roh). Jadi, mulai sekarang keliru apabila kita menyebutnya Masa Megalitik, yang benar adalah Budaya Megalitik.
Karena berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya, kemampuan teknologi manusia yang mengalami perkembangan signifikan hingga zaman neolitik. Sementara megalitik hanya ditandai dengan ditemukannya peninggalan batu-batu besar dan tidak ada perubahan signifikan terhadap perkembangan teknologi dan Budaya megalitik pun masih ada kok sampai sekarang.

Zaman Logam
Nah, setelah zaman batu, muncullah zaman logam. Masyarakat di zaman ini sudah mulai mengenal logam dan bagaimana cara mengolahnya agar dapat digunakan di kehidupan sehari-hari. Zaman Logam terbagi menjadi dua, yaitu Zaman Perunggu, dan Zaman Besi.
Salah satu tehnik pembuatan perkakas logam adalah a cire perdue. Yaitu dengan membuat cetakan dari tanah liat berbentuk bivalve (bayangin aja kzamanng seafood yang bisa dibuka ditutup) dari sebuah benda, kemudian dalamnya dilapisi oleh lilin, tutup rapatkan, isi dengan logam cair panas. Setelah dingin, cetakan dibuka dan.
Jadilah perkakas logam (kurang lebih begitu ). Di zaman logam juga dikenal adanya perundagian, yaitu masyarakat sudah mengenal pembagian tugas / pekerjaan secara kompleks dan terperinci.

Chopper / Chopping Tool
Artinya peralatan memotong. Terbuat dari batu yang cara pembuatannya dengan cara memukul-mukulkan batu yang keras diatas batu yang lunak. Chopper Chopping Tool adalah salah satu peninggalan zaman Paleolitik dan Mesolitik. Bentuknya yang kecil hanya memungkinkan penggunanya untuk menggenggam dan percaya atau tidak, jari TS pernah berdarah waktu kuliah praktek bikin kapak genggam (tajemnya mantab bray, jadi jangan sembarangan buatnya ya, BAHAYA)
Berikut in contoh-contoh yang termasuk di dalam Chopper Chopping Tool:

Kapak Lonjong
Dinamakan Lonjong karena bentuknya lonjong (ya iya lah). Kapak lonjong diperkirakan berasal dari zaman Neolitik. Diperkirakan fungsinya untuk membelah kayu dan menguliti pohon.

Beliung / Kapak Persegi
Sama seperti “saudara”nya si kapak lonjong, kapak persegi juga diperkirakan berasal dari zaman Neolitik. Diperkirakan fungsi kapak persegi adalah sebagai mata cangkul bahkan ada yang bilang juga berkaitan dengan kepercayaan.

Kapak Corong
Kapak ini merupakan salah satu contoh peninggalan zaman logam karena kapak corong terbuat dari perunggu. Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong dan bolong.

Nekara dan Moko
(Nekaraya gan, bukan Neraka)
Nekara adalah contoh lain dari peninggalan dari zaman logam. Nekara berbentuk mirip drum / genderang yang terbuat dari perunggu dan memiliki “pinggang”. Diperkirakan fungsi dari nekara adalah sebagai genderang tabuh pemberi semangat saat berperang. Sedangkan Moko, adalah Nekara dengan bentuk lebih kecil dan lebih ramping. Diperkirakan fungsinya hanya sebagai mahar.

Sarkofagus
Adalah sebuah peti mati yang terbuat dari dua buah batu besar (tutup dan wadah) yang diberi ukiran tertentu, biasanya ukiran pada sarkofagus mencerminkan siapa jenazah yang ada di dalamnya dan apa jabatannya semasa hidup.

Kubur Batu
Adalah sebuah peti mati yang disusun dari batu-batu berukuran besar dan tanpa ada hiasan. Biasanya kubur batu juga terdapat di bawah sebuah dolmen

Waruga
Adalah sebuah peti mati yang berbentuk menyerupai sebuah rumah. Posisi jenazah di daam waruga ini agak aneh, karena posisinya duduk dengan kaki ditekuk ke atas dan wajahnya mencium lutut.

Menhir
Adalah sebuah tugu batu besar yang diukir. Fungsi menhir diperkirakan untuk pemujaan roh nenek moyang (animisme). Biasanya berdiri sendiri, namun ada juga yang berdiri berkelompok.

Dolmen
Atau meja altar adalah sebuah meja yang tersusun dari papan batu berukuran besar. Dolmen digunakan sebagai altar tempat meletakkan persembahan kepada roh nenek moyang.

Punden Berundak
Adalah struktur Megalitik yang bertingkat teras yang naik keatas. Makin ke atas, luasnya makin menyempit. Punden berundak konon merupakan prototype dari candi-candi di Indonesia. Punden Berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan. Biasanya di teras tertinggi punden berundak terdapat dolmen. Punden Berundak itu bro, percaya atau engga hanya ada di Nusantara
Nah, Gunung Padang Itu gan, menurut ane sih salah satu punden berundak.

Wikipedia, Google, dan handout kuliah