Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

asp-boiAvatar border
TS
asp-boi
[Sudah dibilang punya Meong] Slogan "Say No To Jokowi" Bergema
Quote:


Slogan "Say No To Jokowi" Bergema

ASATUNEWS - Penetapan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden PDI Perjuangan mendapat respon negatif dari banyak kalangan masyarakat. Mayoritas menilai Jokowi khianat terhadap amanah rakyat Jakarta yang telah memilih dia pada pilkada 2012 lalu.

Triliunan rupiah uang rakyat membiayai pilkada Jakarta terbuang percuma. Kepastian Ahok alias Zhang Wan Xie menjadi Gubernur DKI Jakarta hanya tinggal tunggu waktu seiring dengan pencapresan Jokowi. Partai Gerindra mengklaim punya perjanjian tertulis yang mewajibkan Jokowi segera mengundurkan diri bilamana telah ditetapkan sebagai capres PDIP.

Jokowi diberi mandat sebagai calon presiden (capres) oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Meski disesalkan banyak pihak, keputusan Megawati ini dinilai sangat mempengaruhi konstelasi politik Indonesia. Di sosial media berkembang gerakan "Say No To Jokowi" dan hastag #JokowiRakus.

Menurut pengamat politik Universitas Andalas, Edi Indrizal, langkah yang diambil oleh Megawati itu sudah tepat. Menimbang, elektabilitas Jokowi yang terus meroket, disamping PDIP yang dinilai paling potensial dalam Pemilu 2014.

"Kalau dilihat hasil survei itu merupakan citra Jokowi sebenarnya. Jika ada yang beranggapan survei banyak dimainkan, saya kira itu tidak benar seluruhnya, karena survei itu kan waktunya berbeda-beda dan hasilnya pun semua hampir sama," katanya di Padang, Jumat malam (14/3).

Terkait pendamping paling potensial untuk Jokowi, bagi Edi, itu semua belum bisa digambarkan. “Untuk siapa yang cocok menjadi pendampingnya, saat ini belum bisa digambarkan, karena Pileg saja belum mulai, apalagi Pilpres yang digelarnya sesudah Pileg selesai,” tuturnya.

Selain itu, Edi juga menyebut, pemberian mandat Jokowi sebagai capres PDIP bisa menimbulkan efek positif dan negatif.

“Positifnya, memperjelas kepada publik, karena beberapa bulan belakangan hal itu membuat publik bertanya-tanya, siapa yang digandangkan untuk jadi Capres PDIP,” katanya.

Sedangkan, efek negatifnya sendiri, disebut Edi, Jokowi bisa menjadi musuh bersama bagi para pesaingnya sesama Capres. “Pastinya, pencalonan Jokowi dapat berpengaruh besar terhadap Capres lainnya,” jelasnya.

Terkait kepemimpinan dua tahun Jokowi di DKI Jakarta merupakan salah satu kelemahannya nanti. Namun, disamping itu, banyak kalangan masyarakat yang mengaku kepemimpinannya sudah teruji.

"Tapi, semua itu diserahkan lagi kepada masyarakat, karena masyarakatlah yang akan menilainya sendiri," katanya.

Sementara, pantaskah jika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menggantikan Jokowi apabila dirinya terpilih menjadi Presiden, Edi menyebut bahwa semua itu tidak bisa dipatahkan.

“Mampu atau tidak mampunya Ahok, Ahok pasti juga akan menjadi Gubernur DKI Jakarta jika Jokowi terpilih menjadi Presiden. Kalau Ahok pun jadi Gubernurnya, saya kira itu sah-sah saja, karena kepemimpinannya juga sudah teruji ditengah-tengah masyarakat,” katanya.

Irwandi Lubis dari Jaringan Advokat Publik (JAP) menilai keputusan Megawati mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden PDIP sebagai strategi jitu menghancurkan Jokowi. Ketika Jokowi harus mundur sebagai gubernur DKI, rakyat kemungkinan besar akan antipati karena Jokowi dinilai berkhianat terhadap amanah warga Jakarta dan menempatkan Jakarta dalam situasi politik berbahaya karena Ahok otomatis jadi gubernur.

"Apakah warga Jakarta sudah siap menerima Ahok yang karakternya seperti preman dan sering memprovokasi umat islam sebagai gubernur Jakarta?" ujar mantan aktivis LBH itu, di Jakarta, Sabtu (15/3/14).

Selanjutnya advocat pemerhati kebijakan publik itu menambahkan, Megawati dapat mengambil keputusan lebih lanjut terhadap Jokowi setelah perhitungan hasil pemilu 9 April 2014 selesai.

"Jika PDIP suaranya tidak naik signifikan atau anjlok pasca pencapresan Jokowi, Megawati pasti anulir keputusannya," tegas Irwandi.

Melihat meluasnya reaksi negatif dari berbagai kalangan terhadap pencapresan Jokowi oleh PDIP, Irwandi berpendapat nasib Jokowi kini malah di ujung tanduk. Kecuali opini ciptaaan para cukong Jokowi dapat membalik keadaan ini. | BA/021

ember

Kira-kira Jakarta siap nerima Ahok gak ya? Kalau Kalbar (tempat lahir ane) anteng aja sih dapet gubernur non-muslim gitu (Cornelis)

Quote:

setuju emoticon-thumbsup
Diubah oleh asp-boi 15-03-2014 04:34
0
3.9K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan