- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mereka Pahlawan Bangsa yang Dilupakan Pemerintah


TS
jr77
Mereka Pahlawan Bangsa yang Dilupakan Pemerintah
1. Mantan Atlet Maraton Jadi Penjual Kopi
Nasib Afri Sugiarto boleh dibilang tragis. Dulu, dia dipuji karena prestasinya sebagai atlet maraton asal Kabupaten Cianjur. Namun kini, saat usianya menginjak 53 tahun, Afri hanya mampu bekerja sebagai penjual kopi di Jalan Siliwangi Kabupaten Cianjur.
Tinggal di Jalan Aria Cikondang Gang Harapan II RT 06/19 Kelurahan Sayang Kecamatan/Kabupaten Cianjur, rumah Afri jauh dari mentereng. Di sebuah ruangan, banyak terdapat medali, sisa prestasinya masa lalu.?
"Emas yang saya dapatkan itu ketika saya mengikuti Pekan Olahraga daerah (Porda) di Indramayu Tahun 2003. Saya menang pada lari nomor 10.000 meter untuk kelas umum. Saat itu usia saya sudah 40 tahun. Padahal lawan-lawan saya masih berusia muda," tuturnya.
Kini, tidak ada yang membekas dari prestasi yang dia dapatkan dulu selama menjadi atlet. Rumah yang dia tinggali bersama kedua anak dan istrinya pun adalah warisan dari sang ayah.
Kehidupan Afri saat ini memang jauh dari kesan sebagai mantan atlet berprestasi yang dulunya sempat mengharumkan nama Cianjur di kancah olahraga. Kedua anaknya bisa bersekolah karena dibiayai kakak Afri.
2. Eks Atlet Sea Games Jadi Sopir Angkot
Prestasi olahraga tak selalu menjamin atlet mendapatkan hidup yang jauh lebih baik di masa yang akan datang. Sayadin adalah salah satu contohnya. Mantan atlet dayung nasional itu kini terpaksa menjadi sopir angkot.
Seperti diberitakan Liputan 6 Pagi SCTV, Sayadin yang dulu berjasa mengharumkan nama bangsa, terpaksa menjadi sopir angkot jalur 011 jurusan Bunder-Jatiluhur. ??
Pria asal Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara menjalani profesi itu demi menghidupi istri dan ketiga anaknya.??
Padahal, selama menjadi atlet cabang dayung, selain pernah mengikuti ajang PON, dengan menyabet medali emas, dia pernah mengikuti 4 kali ajang Sea Games Dan memperoleh sejumlah medali termasuk medali emas.
Kini, Sayadin hanya bisa pasrah. Semua prestasi yang telah ia raih dahulu ternyata tak dapat menjamin kesejahteraan hidupnya dan keluarga. Fotonya bersama mantan presiden BJ Habibie dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menjadi bukti sejarah dirinya sebagai anak bangsa yang berprestasi.
3. Atlet Balap Sepeda Terpaksa Jadi Tukang Becak
Cerita
dan memilukan itu juga menimpa atlet balap sepeda nasional asal Surabaya, Jawa Timur, bernama Suharto. Dia kini berprofesi sebagai penarik (tukang) becak.
Siapa sangka, mantan pebalap yang kini berusia 59 tahun itu pernah merebut medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "Team Time Trial" jarak 100 kilometer.??
Bersama tiga rekannya saat itu, yakni Sutiono, Munawar Saleh, dan Dasrizal, tim balap sepeda Indonesia mampu mempecundangi pesaingnya dari Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas.
Dua tahun sebelumnya, di SEA Games 1977 yang berlangsung di Thailand, Suharto menyumbangkan dua medali perak untuk kontingen "Merah Putih" dari nomor jalan raya beregu dan perorangan.
Setelah memutuskan gantung sepeda, nasib Suharto tidak menentu. Untuk menyambung hidup, ia terpaksa bekerja serabutan. Menjadi kernet angkutan kota, membantu tetangganya berjualan ayam kampung atau berjualan alat pendingin ruangan (AC) bekas, pernah dia jalani sebelum akhirnya menjadi tukang becak hingga sekarang.
4. Harumkan Olahraga Tinju, Ellyas Pical Kini Jadi Satpam
Dulu, nama Ellyas Pical begitu terkenal di Indonesia. Petinju kelahiran Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, 24 Maret 1960 itu menjadi juara dunia pertama dari Indonesia. Namun kini, dia bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) sebuah diskotik di Jakarta.??
Sebagai petinju amatir yang bermain di kelas terbang, ia kerap menjadi juara mulai dari tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden. Karier profesionalnya dimulai pada tahun 1983 dalam kelas bantam junior.??
Sejak itu, berturut-turut sederet prestasi tingkat dunia diraihnya, seperti juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan kemenangan angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan.??
Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri.
Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987.
Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan.??
Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya lepas ke tangan Juan Polo Perez dari Kolombia. Pical yang tidak sempat lulus SD ini kemudian bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) di sebuah diskotik di Jakarta.
5. Atlet Silat Tingkat Asia Jadi Sopir Taksi
Mantan atlet pencak silat ini juga bernasib tragis. Marina namanya. Kini usianya sudah 49 tahun. Sehari-hari, dia bekerja sebagai sopir taksi di Jakarta.??
Rutinitas sebagai sopir taksi tersebut sudah dijalani orang tua tunggal dengan dua anak dan empat cucu itu sejak empat tahun lalu.
Sejak berpisah dengan suaminya Rainer Nurdin pada 1990, Marina yang yang pernah menjadi juara Asia di Singapura tersebut harus menghidupi sendiri anak-anaknya.??
Beruntung wanita blasteran Jerman-Jawa itu masih bisa menumpang di rumah orang tuanya di daerah Bintara, Bekasi Barat, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk mengontrak rumah.??
Sebelum menjadi sopir taksi Blue Bird, Marina dengan modal yang terbatas pernah mencoba dagang kebutuhan sehari-hari di dekat rumahnya, tapi gagal karena terus merugi.
"Saya akhirnya memutuskan untuk menjadi sopir taksi karena dari dulu saya memang gemar mengemudi," kata Marina

akan tetapi mereka tetap


sorry banget gan.. klu

sumber :
Nasib Afri Sugiarto boleh dibilang tragis. Dulu, dia dipuji karena prestasinya sebagai atlet maraton asal Kabupaten Cianjur. Namun kini, saat usianya menginjak 53 tahun, Afri hanya mampu bekerja sebagai penjual kopi di Jalan Siliwangi Kabupaten Cianjur.

Tinggal di Jalan Aria Cikondang Gang Harapan II RT 06/19 Kelurahan Sayang Kecamatan/Kabupaten Cianjur, rumah Afri jauh dari mentereng. Di sebuah ruangan, banyak terdapat medali, sisa prestasinya masa lalu.?
"Emas yang saya dapatkan itu ketika saya mengikuti Pekan Olahraga daerah (Porda) di Indramayu Tahun 2003. Saya menang pada lari nomor 10.000 meter untuk kelas umum. Saat itu usia saya sudah 40 tahun. Padahal lawan-lawan saya masih berusia muda," tuturnya.
Kini, tidak ada yang membekas dari prestasi yang dia dapatkan dulu selama menjadi atlet. Rumah yang dia tinggali bersama kedua anak dan istrinya pun adalah warisan dari sang ayah.
Kehidupan Afri saat ini memang jauh dari kesan sebagai mantan atlet berprestasi yang dulunya sempat mengharumkan nama Cianjur di kancah olahraga. Kedua anaknya bisa bersekolah karena dibiayai kakak Afri.
Spoiler for "afri":
2. Eks Atlet Sea Games Jadi Sopir Angkot
Prestasi olahraga tak selalu menjamin atlet mendapatkan hidup yang jauh lebih baik di masa yang akan datang. Sayadin adalah salah satu contohnya. Mantan atlet dayung nasional itu kini terpaksa menjadi sopir angkot.
Seperti diberitakan Liputan 6 Pagi SCTV, Sayadin yang dulu berjasa mengharumkan nama bangsa, terpaksa menjadi sopir angkot jalur 011 jurusan Bunder-Jatiluhur. ??
Pria asal Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara menjalani profesi itu demi menghidupi istri dan ketiga anaknya.??
Padahal, selama menjadi atlet cabang dayung, selain pernah mengikuti ajang PON, dengan menyabet medali emas, dia pernah mengikuti 4 kali ajang Sea Games Dan memperoleh sejumlah medali termasuk medali emas.
Kini, Sayadin hanya bisa pasrah. Semua prestasi yang telah ia raih dahulu ternyata tak dapat menjamin kesejahteraan hidupnya dan keluarga. Fotonya bersama mantan presiden BJ Habibie dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menjadi bukti sejarah dirinya sebagai anak bangsa yang berprestasi.
Spoiler for "sayadin":
3. Atlet Balap Sepeda Terpaksa Jadi Tukang Becak
Cerita

Siapa sangka, mantan pebalap yang kini berusia 59 tahun itu pernah merebut medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "Team Time Trial" jarak 100 kilometer.??
Bersama tiga rekannya saat itu, yakni Sutiono, Munawar Saleh, dan Dasrizal, tim balap sepeda Indonesia mampu mempecundangi pesaingnya dari Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas.
Dua tahun sebelumnya, di SEA Games 1977 yang berlangsung di Thailand, Suharto menyumbangkan dua medali perak untuk kontingen "Merah Putih" dari nomor jalan raya beregu dan perorangan.
Setelah memutuskan gantung sepeda, nasib Suharto tidak menentu. Untuk menyambung hidup, ia terpaksa bekerja serabutan. Menjadi kernet angkutan kota, membantu tetangganya berjualan ayam kampung atau berjualan alat pendingin ruangan (AC) bekas, pernah dia jalani sebelum akhirnya menjadi tukang becak hingga sekarang.
Spoiler for "suharto":
4. Harumkan Olahraga Tinju, Ellyas Pical Kini Jadi Satpam
Dulu, nama Ellyas Pical begitu terkenal di Indonesia. Petinju kelahiran Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, 24 Maret 1960 itu menjadi juara dunia pertama dari Indonesia. Namun kini, dia bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) sebuah diskotik di Jakarta.??
Sebagai petinju amatir yang bermain di kelas terbang, ia kerap menjadi juara mulai dari tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden. Karier profesionalnya dimulai pada tahun 1983 dalam kelas bantam junior.??
Sejak itu, berturut-turut sederet prestasi tingkat dunia diraihnya, seperti juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan kemenangan angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan.??
Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri.
Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987.
Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan.??
Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya lepas ke tangan Juan Polo Perez dari Kolombia. Pical yang tidak sempat lulus SD ini kemudian bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) di sebuah diskotik di Jakarta.
Spoiler for "pical":
5. Atlet Silat Tingkat Asia Jadi Sopir Taksi
Mantan atlet pencak silat ini juga bernasib tragis. Marina namanya. Kini usianya sudah 49 tahun. Sehari-hari, dia bekerja sebagai sopir taksi di Jakarta.??
Rutinitas sebagai sopir taksi tersebut sudah dijalani orang tua tunggal dengan dua anak dan empat cucu itu sejak empat tahun lalu.
Sejak berpisah dengan suaminya Rainer Nurdin pada 1990, Marina yang yang pernah menjadi juara Asia di Singapura tersebut harus menghidupi sendiri anak-anaknya.??
Beruntung wanita blasteran Jerman-Jawa itu masih bisa menumpang di rumah orang tuanya di daerah Bintara, Bekasi Barat, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk mengontrak rumah.??
Sebelum menjadi sopir taksi Blue Bird, Marina dengan modal yang terbatas pernah mencoba dagang kebutuhan sehari-hari di dekat rumahnya, tapi gagal karena terus merugi.
"Saya akhirnya memutuskan untuk menjadi sopir taksi karena dari dulu saya memang gemar mengemudi," kata Marina
Spoiler for "marina":

akan tetapi mereka tetap



sorry banget gan.. klu


sumber :
Spoiler for "nih":
Diubah oleh jr77 14-03-2014 12:15
0
2.6K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan