Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

stevo0Avatar border
TS
stevo0
Jokowi Capres , Sri Mulyani Cawapres
CAPRES
emoticon-I Love Indonesia (S)



Dalam daftar yang dikeluarkan oleh Google Zeitgeist Indonesia tahun 2012, nama Jokowi menduduki peringkat 5 (lima) teratas dan juga satu-satunya nama politisi Indonesia yang muncul dalam search engine Google. Popularitas Jokowi di dunia nyata, terutama waktu beliau menjabat sebagai Walikota Surakarta / Solo periode 2005-2010 & 2010-2015 (hanya 2 (dua) tahun menjabat sebelum maju Pemilihan Gubernur DKI Jakarta) ternyata malah terkalahkan oleh popularitasnya sendiri di “dunia maya”. Heran? Tidak diperlukan keheranan rekan sekalian kalau kita lebih detail melihat kualitas kepemimpinan Jokowi.

Sebelum nama Jokowi mencuat semakin pesat dalam pembicaraan dunia politik selama 3-5 tahun terakhir, mungkin tidak ada pihak kekuasaan yang akan menyangka fenomena kepemimpinan ini, dikarenakan posisi awal politik beliau yang bukan beranjak sebagai kader yang menonjol. Nama Jokowi mulai terdengar dalam hiruk pikuk kepemimpinan politik RI yang saat itu merindukan figur alternatif, ketika Jokowi sukses dalam merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, dengan memberi syarat investor untuk memikirkan kepentingan publik. Jokowi pun melakukannya via komunikasi secara langsung & terbuka.

Hal yang menonjol dilakukan oleh Jokowi adalah melakukan rebranding kota Solo yang dipimpinnya, yang semula buruk penataannya & banyak terjadi penolakan masyarakat untuk ditertibkan, menjadi bagian dari bagian dari Organisasi kota warisan dunia tahun 2006 dan bahkan tuan rumah Festival Musik Dunia. Kepemimpinan Jokowi pun diuji oleh pertengkaran dalam Keraton Surakarta dan berhasil pula didamaikan oleh beliau dengan melakukan pendekatan personal selama 8 (delapan) bulan.

Ditahun 2008, Jokowi menerima penghargaan dari Majalah Tempo sebagai salah satu dari “10 Tokoh 2008” yang dilanjutkan di tahun 2011 ketika menerima penghargaan Bintang Jasa Utama sebagai Kepala Daerah yang sukses mengabdikan dirinya kepada rakyat. Dan yang tidak kalah fenomenalnya ialah, Jokowi yang dahulu adalah pengusaha, menjabat sebagai Kepala Daerah Tingkat II Surakarta, dengan tidak bersedia menerima gaji. Jokowi dapat dikatakan sebagai simbol kepemimpinan baru yang sudah lama dinantikan sebagai alternatif pemimpin oleh warga negara RI saat ini yang sudah lelah dengan stagnansi kepemimpinan yang penuh dengan tindakan korupsi dan janji retorika kosong.

Sumur


CAWAPRES
emoticon-I Love Indonesia (S)




JAKARTA, KOMPAS.com - Nama mantan Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu, Sri Mulyani Indrawati kembali berdengung di kancah politik Indonesia. Hari ini, Senin (14/2/2011), para pendukung Sri Mulyani menggelar acara peluncuran Solidaritas Masyarakat Indonesia-Keadilan untuk mempersiapkan pemimpin nasional dengan kriteria tegas, jujur, dan mampu menyelenggarakan politik kemajemukan yang terinspirasi dari figur Sri Mulyani Indrawati. Acara ini diselenggarakan oleh redaksi web Srimulyani.net dan Komunitas Salihara.

"(Ada) kemungkinan Sri Mulyani Indrawati (SMI) mengambil tanggung jawab atas pergeseran jalannya transisi demokrasi menjadi konsolidasi kepemimpinan, serta sistem politik dan pemerintahan Indonesia. Ditelaah dari perbandingan kekuatan potensial tokoh menjadi capres, di samping kekuatan peluang memenangkan Pilpres Pemilu 2014, kemampuan pemimpin juga penting, karena banyak yang gagal," terang Pengamat Politik UI, Arbi Sanit dalam sambutannya di peluncuran SMI Keadilan di Rumah Integritas, Jl. Latuharhary, Menteng.

Sri Mulyani dianggap sebagai sosok pemimpin yang berintegritas karena mempertahankan prinsip-prinsip etika publik dalam mengelola negara. "Sri Mulyani juga teguh pada pendirian hati nuraninya untuk tidak sedikitpun terlibat dalam konflik kepentingan. Ia menghadapi tekanan politik dan tak gentar dengan akibatnya. Kepemimpinan berintegritas ini semakin kita butuhkansaat ini," ungkap Ketua Panitia Peluncuran SMI Keadilan, Susy Rizky.

Selain nama Sri Mulyani, Arbi Sanit juga menambahkan sejumlah nama tokoh nasional berpotensial Capres 2014 dalam sambutannya. Beberapa di antaranya Abu Rizal Bakrie, Joko Sutanto, Hatta Rajasa, Puan Maharani, Pramono Anung, Jusuf Kalla, Ani Yudhoyono, Wiranto, dan Prabowo Subianto. Bahkan nama Adnan Buyung Nasution dan Todung Mulya Lubis terdaftar dalam lampiran Capres Berpotensial 2014 milik Arbi Sanit.

Sumur
0
3.9K
12
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan