Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

abunawas78Avatar border
TS
abunawas78
Kisah-kisah lucu di awal kemerdekaan RI
Kisah-kisah lucu di awal kemerdekaan RI




P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

__________

Rangkaian teks proklamasi yang dibacakan di Jl Pegangsaan, Jakarta itu mengubah segalanya. Tepat pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB pagi telah lahir negara berdaulat bernama Republik Indonesia. Negara besar yang kini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Bangsa yang kini tak mau lagi tunduk di bawah senapan Belanda, samurai Jepang ataupun meriam Inggris.

Tak mudah memang untuk menciptakan negara baru di akhir perang dunia II. Dimana seluruh kekayaan Indonesia saat itu nyaris ludes disikat Jepang untuk kebutuhan perang.
Namun sesulit apapun rintangan yang ada, semangat kemerdekaan mampu mengalahkan segalanya. Walau kenyataanya pada masa itu masih banyak rakyat yang belum mengerti apa itu kemerdekaan.

Bung Karno yang merupakan salah satu orang yang paling berjasa dalam mengantarkan bangsa Indonesia menuju gerbang kemerdekaan, pernah menyampaikan sebuah kisah yang cukup menggelitik.

Beberapa saat setelah proklamasi, rakyat naik kereta, mereka terkejut ketika kondektur menagih ongkos.
"Lho, buat apa..?? Kita kan sudah merdeka," kata mereka bingung.

Itulah potret di awal kemerdekaan yang pernah dikisahkan Bung Karno, sepenggal kisah yang tak selamanya selalu menceritakan tentang perang dan heroisme.

Tak hanya sedikit kisah lucu di awal kemerdekaan rupanya, berikut beberapa kisah lucu lainnya seperti yang diceritakan Bung Karno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams,...

>> Mobil curian untuk yang mulia presiden

Republik Indonesia baru diproklamirkan, jelas saja belum ada mobil kepresidenan untuk Bung Karno yang langsung menjadi presiden sehari setelah proklamasi itu.
Masa iya, 'Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia' harus jalan kaki kemana-mana..??

"Para pengikutku yang setia menganggap sudah seharusnya seorang presiden memiliki sebuah sedan mewah. Karena itu mereka mengusahakannya.
Sudiro mengetahui ada sebuah Buick besar muat tujuh orang yang merupakan mobil paling bagus di Jakarta saat itu, dengan gorden di jendela belakang."

"Sayang mobil ini milik Kepala Jawatan Kereta Api, seorang Jepang. Tetapi soal begini tidaklah membuat pusing Sudiro. Tanpa kuketahui, dia pergi mencari mobil itu dan menemukannya sedang diparkir di sebuah garasi," ujar Bung Karno dalam buku biografi 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' yang ditulis Cindy Adams.

Sudiro yang mengenal supir itu langsung meminta sang supir menyerahkan kunci mobil Buick mewah tersebut.
Sang sopir lalu bertanya,
"Akan diapakan mobil tersebut..??"

"Saya bermaksud memberikannya kepada Presiden kita," balas Sudiro.

Sopir muda itu pun mengangguk setuju. Dia menyerahkan kunci mobil majikannya pada Sudiro. Sopir ini pun kemudian disuruh Sudiro pulang kampung agar tidak dicari majikannya.

Bagaimana ya nasib majikannya itu..??

>> Perintah pertama Presiden Soekarno

Sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang. Mereka menetapkan Bung Karno sebagai Presiden RI pertama dan Mohammad Hatta sebagai wakilnya.

Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon itu. Sederhana saja, PPKI dengan mudah memilih Bung Karno sebagai presiden.

Kisah pengangkatan sebagai presiden ini juga turut diceritakan Bung Karno dalam buku biografinya yang ditulis Cindy Adams.

"Nah, kita sudah bernegara sejak kemarin. Dan sebuah negara memerlukan seorang Presiden. Bagaimana kalau kita memilih Soekarno..??"

Bung Karno pun menjawab, "Baiklah..!!"

Sesederhana itu, maka jadilah Bung Karno sebagai Presiden pertama RI.

Namanya negara yang baru seumur sehari, tidak ada mobil kepresidenan yang mengantar Bung Karno. Maka Bung Karno pun pulang berjalan kaki.

"Di jalanan aku bertemu dengan tukang sate yang berdagang di kaki lima. 'Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia' memanggil pedagang yang bertelanjang kaki itu dan mengeluarkan perintah pelaksanaannya yang pertama. Sate ayam 50 tusuk..!!" ujar Bung Karno.

Itulah perintah pertama presiden RI.
"Sate ayam 50 tusuk..!!"

Soekarno kemudian jongkok di pinggir got dekat tempat sampah.
Sambil berjongkok, 'Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia' itu menghabiskan sate ayam 50 tusuk dengan lahap. Seperti hal pengangkatan Bung Karno menjadi Presiden yang sangat sederhana itu, pesta perayaan pelantikannya sebagai Presiden pun sangat sederhana.

>> Cara bedakan wartawan Inggris dan Belanda

Setelah merdeka, segera datang pasukan sekutu yang membawa wartawan Amerika, Inggris dan Belanda.
Namanya negara baru, tentu tidak ada 'press officer'.

Maka Presiden Soekarno menunjuk seorang pemuda untuk meladeni wartawan itu. Tentu saja pelajar itu tidak berpengalaman menghadapi wartawan asing yang agresif. Apalagi ada orang Belanda yang mengaku jadi wartawan Amerika.

Akhirnya pemuda itu menemukan cara yang jitu. Dia menginjak kaki para wartawan itu.

"Kalau orang Belanda, dia akan berteriak OW..!! Tapi orang Amerika dan Inggris akan berteriak OUH..!!" kata Bung Karno.

Sebelum pergi, para wartawan itu minta izin dan surat pengantar. Bung Karno bingung, surat apa..??
Maka dia membuat kartu asal jadi dan mengecapnya dengan sembarang stempel. Barulah wartawan asing itu pergi.

"Stempel itu tak ada artinya dan tak pernah ada yang pernah melihat sebelumnya," kata Bung Karno geli.

>> Kisah AK Gani sang menteri penyelundup

Di awal kemerdekaan, perekonomian Indonesia karut marut. Satu-satunya cara mendapatkan uang atau kebutuhan rakyat adalah dengan cara menyelundupkan barang-barang ke luar negeri kemudian melakukan barter di sana.

Bahan pakaian, makanan, hingga senjata pun diselundupkan dari luar negeri. Tentu saja Belanda yang memblokade Indonesia kesal setengah mati.

"Orang yang menyelundupkan perdagangan emas dan perak itu juga menyelundupkan 8.000 ton karet adalah Dr. AK Gani. Belanda memberinya julukan raja penyelundup tapi rakyat Indonesia mengenalnya sebagai menteri perekonomian," kata Bung Karno.

>> Jas pinjaman para diplomat Indonesia

Setelah Indonesia merdeka, Belanda ternyata kembali ingin berkuasa di Indonesia. Selain bertempur, diplomasi di meja perundingan pun dilakukan.

Bung Karno menceritakan tentang Leimena, seorang dokter pedesaan. Selama pendudukan Jepang, Leimena tak punya baju selain sepasang pakaian dalam. Maka dia terpaksa meminjam jas dan dasi untuk menghadapi para diplomat Belanda.

"Orang-orang desa dengan baju pinjaman tiba-tiba terjun ke politik, duduk di meja perundingan berhadapan dengan wakil-wakil terhormat dari Ratu Juliana yang berpakaian mentereng. Atau melakukan perundingan dengan orang Inggris yang bergelar Sir atau Lord."

"Beberapa anggota delegasi kami malahan memakai sepatu pinjaman. Dan orang Inggris dan Belanda memanggil mereka dengan sebutan 'Yang Mulia'. Kesulitan terbesar dari para menteriku adalah menahan ketawa bila memikirkan keganjilan ini semua," kata Bung Karno.

Disunting dari : merdeka.com

"Dan mungkin, masih banyak lagi kisah-kisah lucu dari para tokoh Indonesia itu yang tidak tercatat sejarah..."
0
6.4K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan