DAHULU, para petani kita mampu menghidupi keluarga sendiri bahkan banyak orang. Kini, jumlah mereka yang menggulati profesi ini semakin menipis karena lahan habis terkikis dan berubah peruntukan menjadi kawasan industri, pabrik, perkantoran, pertokoan, perumahan, dan lain-lain. Banyak warga desa yang berubah posisi dari petani menjadi buruh tani.

Layaknya ayam yang mati di lumbung padi, itulah yang kondisi para petani kita saat ini. Negeri yang pernah menyandang swasembada beras ini harus menyaksikan para petaninya yang tergusur secara tragis dari lahannya tempat mencari nafkah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, dalam setahun, sejak 2011 saja, jumlah petani berkurang 3,1 juta (7,42%).

Ada yang lebih meresahkan lagi, yakni usia rata-rata mereka 45 tahun. Artinya, dominasi pekerja sebagai petani lebih banyak dilakukan oleh mereka yang berusia lebih dari 40 tahun. Hal itu juga tidak didukung dengan kemajuan teknologi pertanian yang memadai.

Makanya di Tahun Politik 2014 ini, kita harapkan terpilihnya pemimpin yang peduli petani dan pertanian. Dalam pemilihan presiden kali ini, kita harapkan rakyat rakyat lebih cerdas dalam melihat sosok pemimpin mereka di masa depan. Tentu akan banyak sekali janji kampanye yang bertujuan memenangkan hati rakyat. Itu tidak salah. Tapi sebaiknya rakyat harus bisa lebih cerdas dalam memilih pemimpin yang kiranya mampu mengatasi program mereka, yakni pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

Rakyat harus memilih sosok yang mampu menggulirkan program mengatasi kebutuhan pangan nasional dengan kekuatan sendiri, bukan dengan jalan impor. Program seperti ini harus juga dibarengi program perbaikan dan peningkatan infrastruktur saluran irigasi.

sumber
http://www.investor.co.id/suratpemba...ropetani/79600

kasih komentar dong gan tentang surat pembaca ane..mumpung ada moment pemilu nih..menurut agan" semua siapa ya yang pas di sosok pemimpin itu?