Agil, preman Batres badan penuh tato nangis di kantor polisi
Reporter : Mustiana Lestari
------------------------------------
Kamis, 13 Maret 2014 11:48:13 Kelompok tawuran di Polsek Koja.
Merdeka.com - Preman Batres (Bajingan Stress) yang beraksi di kawasan Koja, Jakarta Utara bikin resah warga sekitar. Mereka tak segan menyabetkan senjata tajam seperti pedang, samurai, dan clurit saat memalak korbannya. Sebagian besar komplotan preman Batres
merupakan pengangguran. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka, para pemuda yang cuma lulusan SMP ini, memutuskan menempuh jalan pintas dengan memalak warga Koja. Mereka dibekuk oleh Satserse Kriminal Polsek Koja karena bikin resah. Namun toh, mereka juga manusia yang bisa menangis membayangkan bakal hidup di balik terali besi karena aksi jahat.
Salah satu preman Batres yang menangis itu bernama Agil (19). Ditemui di kantor polisi, dia tampak menunduk. Matanya berkaca-kaca lantas tangis pun tumpah.
"Ibu lihat saya masuk (penjara) nangis minta saya berubah. Saya jadi ikut nangis,"
ungkap Agil, preman yang lengan, punggung dan dadanya dipenuhi tato. Sambil menahan tangis dia berjanji akan berubah. "
Saya mau kerja apa saja sekarang,"tutupnya
sedih.
Sebelumnya, Satserse Kriminal Polsek Koja menangkap dua komplotan preman yang kerap meresahkan warga di wilayah Koja.
"Ada 5 tersangka yang diamankan Dd, NL, AM dari Uka City dan AG, FN dari Batres. Selain itu diamankan juga 20 senjata tajam," kata Kapolsek Koja Kompol Simangunsong di Polsek Koja, Jakarta Utara, Jakarta, Rabu (12/3). (mdk/tts)
------------------------------
Berita Tambahan :
Agil, preman Batres palak orang pakai samurai uang diberi ke ibu
Reporter : Mustiana Lestari
Merdeka.com - Mayoritas komplotan preman Batres (Bajingan Stress) merupakan pengangguran. Untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga, para pemuda yang cuma lulusan SMP itu menempuh jalan pintas dengan memalak warga Koja. Gerombolan bandit ini terkenal kejam ketika beraksi.
Jika warga enggan memberi uang, mereka tak segan melukai dengan senjata tajam seperti pedang, samurai dan celurit.
"Uangnya buat kasih ibu. Biasanya 50 atau 100 ribu. Ibu saya cuma pembantu rumah tangga, bapak sudah enggak ada. Adik ada tiga, SMA, SMP sama TK," ungkap Agil (19) kepada merdeka.com diPolsek Koja, Jakarta Utara, Rabu (12/3).
Hal yang sama juga dikatakan rekan Agil, Febri (19). Febri yang baru ikut geng setahun ini juga kerap memberi uang kepada keluarga yang ekonominya terbatas.
"Buat bantu-bantu keluarga. Bapak sama kakak- kakak saya kerja semuanya jadi petugas kebersihan," terang Agil, preman yang lengan, punggung dan dadanya dipenuhi tato.
Pengakuan ini jauh berbeda dengan pengakuan korban Batres. Korban mengaku saat minta uang alasan mereka untuk membeli minuman.
"Katanya buat nambahin uang beli minuman. Tapi saya enggak kasih," terang Tomi yang kena sabetan parang Febri hingga jempolnya putus.
Satuan Reserse Kriminal Polsek Koja menggulung dua komplotan preman yang kerap meresahkan warga di wilayah Koja. Lima orang dari komplotan bernama Batres (Bajingan Stress) dan Uka City ditangkap pada dini hari kemarin di berbagai tempat.
"Ada 5 tersangka yang diamankan Dd, NL, AM dari Uka City dan AG, FN dari Batres. Selain itu diamankan juga 20 senjata tajam," kata kapolsek Koja Kompol Simangunsong di Polsek Koja, Jakarta Utara, Jakarta, Rabu (12/3). (mdk/did)