- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kurangnya Keselamatan Kerja di Indonesia


TS
kawaryuno
Kurangnya Keselamatan Kerja di Indonesia
WELCOME TO MY THREAD
SEBELUM BACA JGN LUPA DI 



Quote:
sekilas tentang pengertian keselamatan kerja
.jpg)
Quote:
Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun disana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun factor lain yang masuk unsur eksternal industry.
Berdasarkan definisi, keselamatan berarti suatu keadaan dimana seseorang terbebas dari peristiwa celaka dan nyaris celaka. Sedangkan kesehatan memiliki arti tidak hanya terbebas dari penyakit namun juga sehat atau sejahtera secara fisik, mental serta sosial. Jadi Keselamatan dan kesehatan kerja adalah seseorang terbebas dari celaka dan nyaris celaka dimanapun dia berada dan sehat secara rohani, jasmani maupun dilingkungan sosial.
Berdasarkan definisi, keselamatan berarti suatu keadaan dimana seseorang terbebas dari peristiwa celaka dan nyaris celaka. Sedangkan kesehatan memiliki arti tidak hanya terbebas dari penyakit namun juga sehat atau sejahtera secara fisik, mental serta sosial. Jadi Keselamatan dan kesehatan kerja adalah seseorang terbebas dari celaka dan nyaris celaka dimanapun dia berada dan sehat secara rohani, jasmani maupun dilingkungan sosial.
Quote:
langsung ke ceritanya aja deh gan. agan pernah liat-liat ke perusahaan? gimana sistem keselamatan kerja disana? apa sudah memenuhi standart keselamatan? kalo udah berarti bagus.
kenapa ane bikin thread tentang keselamatan kerja? di indonesia masih banyak yang kurang memperhatikan keselamatan kerja untuk pekerjanya gan



itu beberapa contoh dari kurangnya keselamatan kerja yang ada di negara tercinta kita ini gan
kenapa ane bikin thread tentang keselamatan kerja? di indonesia masih banyak yang kurang memperhatikan keselamatan kerja untuk pekerjanya gan




itu beberapa contoh dari kurangnya keselamatan kerja yang ada di negara tercinta kita ini gan

Berita terkait kecelakaan kerja
Quote:
Delapan buruh pabrik metal putus jarinya
Spoiler for :
Sindonews.com - Lantaran tidak dilengkapi dengan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebanyak delapan buruh pabrik PT Abdi Metal Prakasa putus jari beberapa waktu lalu.
Mereka yang mengalami putus jari, adalah Jayadi, Jumadi, Ujang, Satrio, Nawawi, Wahyu, Martin, dan Fahrul Rojik. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke serikat buruh Depok dan dinas terkait.
Kepala Disnakersos Kota Depok Diah Sadiah mengaku sudah mendengar kasus itu. Hanya saja dia tidak mengetahui kronologis kejadian. Pihaknya membenarkan tidak adanya penerapan K3 di pabrik yang memiliki sekira 80 pekerja itu.
“Masih kita monitoring mengenai laporan itu. Kalau ada yang tidak sesuai ketentuan ya akan ditindak,” kata Diah, Senin (11/11/2013).
Sementara itu, Serikat Pekerja Kimia dan Pertambangan Mutia mengatakan, pihaknya terus memantau kasus ini. Pihaknya melihat ada beberapa pelanggaran yang dilakukan pengelola. Terjadinya kecelakaan kerja disinyalir disebabkan tidak adanya K3.
Selain masalah keselamatan kerja pihaknya mempersoalkan upah layak bagi para pekerja yang tak sesuai dengan UMK Depok. Para buruh di pabrik itu hanya diberikan upah sebesar Rp1,5 juta.
“Belum lagi pemecatan secara sepihak, dan potongan Jamsostek tidak sesuai dengan gaji,” ujar Mutia.
Mereka yang mengalami putus jari, adalah Jayadi, Jumadi, Ujang, Satrio, Nawawi, Wahyu, Martin, dan Fahrul Rojik. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke serikat buruh Depok dan dinas terkait.
Kepala Disnakersos Kota Depok Diah Sadiah mengaku sudah mendengar kasus itu. Hanya saja dia tidak mengetahui kronologis kejadian. Pihaknya membenarkan tidak adanya penerapan K3 di pabrik yang memiliki sekira 80 pekerja itu.
“Masih kita monitoring mengenai laporan itu. Kalau ada yang tidak sesuai ketentuan ya akan ditindak,” kata Diah, Senin (11/11/2013).
Sementara itu, Serikat Pekerja Kimia dan Pertambangan Mutia mengatakan, pihaknya terus memantau kasus ini. Pihaknya melihat ada beberapa pelanggaran yang dilakukan pengelola. Terjadinya kecelakaan kerja disinyalir disebabkan tidak adanya K3.
Selain masalah keselamatan kerja pihaknya mempersoalkan upah layak bagi para pekerja yang tak sesuai dengan UMK Depok. Para buruh di pabrik itu hanya diberikan upah sebesar Rp1,5 juta.
“Belum lagi pemecatan secara sepihak, dan potongan Jamsostek tidak sesuai dengan gaji,” ujar Mutia.
Quote:
Kecelakaan kerja hantui 80 ribu tenaga pabrik gula
Spoiler for :
lensaindonesia..com: Sedikitnya 80 ribu tenaga kerja di pabrik gula sangat rentan menjadi korban kecelakaan kerja. Untuk itu, PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) melakukan langkah antisipasi dengan memaksimalkan program K3 (kesehatan dan keselamatan kerja).
Sekretaris Perusahaan PTPN X M. Cholidi mengungkapkan, aspek fisiologis dan psikologis di lingkungan pabrik gula harus diperhatikan. Sehingga, para tenaga kerja nyaman dan sehat dalam menunaikan tugasnya untuk mencapai produktivitas yang optimal.
Baca juga: Pertamina gandeng PTPN IV kembangkan biofuel untuk kurangi impor BBM dan Normalisasi saluran air, PTPN X gelontorkan dana Rp 1,28 miliar
“Kami mempunyai sekitar 10.000 tenaga kerja yang tersebar di unit usaha gula dan tembakau di berbagai kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tentu pengelolaan K3 ini menjadi tantangan tersendiri. Belum lagi terkait K3 di lingkungan petani yang menjadi binaan kami, yang jumlahnya sekitar 70.000 petani,” ujar Cholidi.
Cholidi menuturkan, penerapan K3 menuntut adanya sistem yang terintegrasi di lingkungan bisnis yang bisa menciptakan suasana terbaik bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Dia menambahkan, di lokasi pabrik gula (PG) sekarang terjadi perubahan aspek sosial yang perlu perhatian serius terkait lingkungan masyarakat. Posisi PG sudah berada di tengah kawasan padat penduduk, berbeda di zaman penjajahan Belanda ketika PG ada di lokasi yang sepenuhnya dikelilingi lahan tebu dan jauh dari permukiman warga. “Kondisi harus disikapi dengan peningkatan keamanan bagi semua pihak, baik di dalam maupun luar PG,” tuturnya.
PTPN X juga terus menjalin kerja sama dengan pemerintah di bidang pengawasan untuk mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang benar terkait pengelolaan K3. “Kami mendukung program pemerintah pada tahun 2015 semua pabrik gula sudah dapat berbudaya K3,” ujar Cholidi.
Sementara itu, Direktur Pengawasan Norma K3 Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Amri mengatakan, komitmen penerapan K3 telah menjadi standard dunia, dan syarat perdagangan global, termasuk syarat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
“Ini bukan memberatkan perusahaan, tapi justru Investasi bagi perusahaan karena sejatinya K3 yang baik akan meningkatkan produktivitas perusahaan,” terang Amri saat sosialisasi K3 di lingkungan pabrik gula PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X).
Amri mengatakan, sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) seperti yang diatur dalam regulasi ketenagakerjaan di tanah air. SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3.
SMK3 yang digunakan diadopsi dari Standard Australia AS4801, serupa dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001. Standard ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standardisasi kelas dunia.
Sekretaris Perusahaan PTPN X M. Cholidi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan di lingkungan pabrik gula dan bisnis tembakau. “Sebagai entitas bisnis, kami sangat berkepentingan dengan K3 karena erat kaitannya dengan peningkatan produktivitas. Karena itu, kami tidak main-main dalam meningkatkan kualitas pengelolaan K3,” ujar M. Cholidi.
Upaya-upaya meningkatkan kualitas K3 dilakukan antara lain dengan mengontrol permesinan, memastikan alat pelindung diri (APD) yang memadai, meningkatkan in-house keeping, bebas pencemaran lingkungan, dan terus melakukan edukasi ke seluruh tenaga kerja. “Kami menekan penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan kerja (KK) sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja,” ujarnya.@licom
Sekretaris Perusahaan PTPN X M. Cholidi mengungkapkan, aspek fisiologis dan psikologis di lingkungan pabrik gula harus diperhatikan. Sehingga, para tenaga kerja nyaman dan sehat dalam menunaikan tugasnya untuk mencapai produktivitas yang optimal.
Baca juga: Pertamina gandeng PTPN IV kembangkan biofuel untuk kurangi impor BBM dan Normalisasi saluran air, PTPN X gelontorkan dana Rp 1,28 miliar
“Kami mempunyai sekitar 10.000 tenaga kerja yang tersebar di unit usaha gula dan tembakau di berbagai kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tentu pengelolaan K3 ini menjadi tantangan tersendiri. Belum lagi terkait K3 di lingkungan petani yang menjadi binaan kami, yang jumlahnya sekitar 70.000 petani,” ujar Cholidi.
Cholidi menuturkan, penerapan K3 menuntut adanya sistem yang terintegrasi di lingkungan bisnis yang bisa menciptakan suasana terbaik bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Dia menambahkan, di lokasi pabrik gula (PG) sekarang terjadi perubahan aspek sosial yang perlu perhatian serius terkait lingkungan masyarakat. Posisi PG sudah berada di tengah kawasan padat penduduk, berbeda di zaman penjajahan Belanda ketika PG ada di lokasi yang sepenuhnya dikelilingi lahan tebu dan jauh dari permukiman warga. “Kondisi harus disikapi dengan peningkatan keamanan bagi semua pihak, baik di dalam maupun luar PG,” tuturnya.
PTPN X juga terus menjalin kerja sama dengan pemerintah di bidang pengawasan untuk mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang benar terkait pengelolaan K3. “Kami mendukung program pemerintah pada tahun 2015 semua pabrik gula sudah dapat berbudaya K3,” ujar Cholidi.
Sementara itu, Direktur Pengawasan Norma K3 Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Amri mengatakan, komitmen penerapan K3 telah menjadi standard dunia, dan syarat perdagangan global, termasuk syarat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
“Ini bukan memberatkan perusahaan, tapi justru Investasi bagi perusahaan karena sejatinya K3 yang baik akan meningkatkan produktivitas perusahaan,” terang Amri saat sosialisasi K3 di lingkungan pabrik gula PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X).
Amri mengatakan, sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) seperti yang diatur dalam regulasi ketenagakerjaan di tanah air. SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3.
SMK3 yang digunakan diadopsi dari Standard Australia AS4801, serupa dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001. Standard ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standardisasi kelas dunia.
Sekretaris Perusahaan PTPN X M. Cholidi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan di lingkungan pabrik gula dan bisnis tembakau. “Sebagai entitas bisnis, kami sangat berkepentingan dengan K3 karena erat kaitannya dengan peningkatan produktivitas. Karena itu, kami tidak main-main dalam meningkatkan kualitas pengelolaan K3,” ujar M. Cholidi.
Upaya-upaya meningkatkan kualitas K3 dilakukan antara lain dengan mengontrol permesinan, memastikan alat pelindung diri (APD) yang memadai, meningkatkan in-house keeping, bebas pencemaran lingkungan, dan terus melakukan edukasi ke seluruh tenaga kerja. “Kami menekan penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan kerja (KK) sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja,” ujarnya.@licom
KENAPA DI INDONESIA BISA MINIM DENGAN KESELAMATAN KERJA?
Quote:
menurut pandangan ane kenapa bisa kurangnya keselamatan kerja di indonesia
Menekan biaya pengeluaran untuk perusahaan
gk bisa di pungkiri itu menjadi salah satu faktor kenapa minimnya keselamatan kerja yang ada di indonesia.
TERUS KOK MASIH ADA AJA YANG MAU NGELAKUIN PEKERJAAN YANG KESELAMATANNYA KURANG?
karena faktor uang gan, mereka rela melakukan pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa mereka. kurangnya pekerjaan bagi mereka yang berpendidikan tidak sampai ke jenjang perguruan tinggi membuat mereka rela melakukan hal itu gan.
Menekan biaya pengeluaran untuk perusahaan
gk bisa di pungkiri itu menjadi salah satu faktor kenapa minimnya keselamatan kerja yang ada di indonesia.
TERUS KOK MASIH ADA AJA YANG MAU NGELAKUIN PEKERJAAN YANG KESELAMATANNYA KURANG?
karena faktor uang gan, mereka rela melakukan pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa mereka. kurangnya pekerjaan bagi mereka yang berpendidikan tidak sampai ke jenjang perguruan tinggi membuat mereka rela melakukan hal itu gan.
Quote:
yang ane sesalkan disini peran pemerintah untuk mengontrol mereka dimana? kan udah ada aturan keselamatan kerja tapi masih banyak perusahaan nakal yang tidak memperdulikan keselamatan kerja 
walaupun mereka rakyat kecil yang hanya mencari nafkah untuk keluarga. tolong hargai keselamatan mereka. mereka juga mempunyai hak untuk menerima keselamatan kerja. dan dirumah mereka keluarga menunggu dan juga mengkhawatirkan

walaupun mereka rakyat kecil yang hanya mencari nafkah untuk keluarga. tolong hargai keselamatan mereka. mereka juga mempunyai hak untuk menerima keselamatan kerja. dan dirumah mereka keluarga menunggu dan juga mengkhawatirkan
Quote:
MENGABAIKAN KESELAMATAN KERJA WALAUPUN ITU SEPELE, ITU SAMA AJA MEMBIARKAN TERJADINYA KECELAKAAN YANG BESAR.
Quote:
Spoiler for komen agan-agan:
Quote:
Original Posted By AGANngapakers►bener banget gan 
ane sbagai salah satu mahasiswa jurusan k3 juga miris...
kbanyakan perusahaan indonesia itu masih anggap penerapan k3 itu sebagai "cost" . padahal sberny kalo d itung2 dan dipahami, sebenerny malah jadi investasi jangka panjang gan.
Wujudkan Indonesia Berbudaya K3 2015 (kalo bisa si sekarang
)
pejwan klo berkenan gan

ane sbagai salah satu mahasiswa jurusan k3 juga miris...
kbanyakan perusahaan indonesia itu masih anggap penerapan k3 itu sebagai "cost" . padahal sberny kalo d itung2 dan dipahami, sebenerny malah jadi investasi jangka panjang gan.
Wujudkan Indonesia Berbudaya K3 2015 (kalo bisa si sekarang

pejwan klo berkenan gan

Quote:
Original Posted By ardiemikola►Jujur aja gan ane pernah magang di bumn pemangkit listrik, itu bos2nya enak bgt mondar-mandir di area turbin ngga pake safety equipment, bikin geleng2 dah kelakuannya
Quote:
Original Posted By begilabersama►Ane rasa selain peran pemerintah ditambah dengan pemahaman pentingnya K3 kepada para pengusaha. Kebijakan K3 perusahaan saat ini hanya sekedar dokumen untuk dapetin tender2 tanpa disertai bentuk KOMITMEN dari manajemen tertinggi perusahaan ujung2nya orang kecil yg butuh uang mau aja kerja dengan mempertaruhkan nyawa. Di negara negara maju,K3 malah menjadi nilai jual Perusahaan. Harapan ane sih moga kedepannya penerapan K3 menjadi budaya bangsa kita. Amin ( thread mantab gan....page one kalo bole...dikasih cendol lebih bole....;-) )
Quote:
Original Posted By mahardikatravel►kita butuh semacam lembaga pengawasan keselamatan pekerja, kalau udah ada. tolong ditingkatin lah kerjanya, sidak tuh pabrik-pabrik atau pekerjaan konstruksi. malah kadang ga ada pengamannya sama sekali.
tapi dari beberapa temen ane bilang, mereka ga biasa kerja pake pengaman, ribet katanya
tapi dari beberapa temen ane bilang, mereka ga biasa kerja pake pengaman, ribet katanya

mending ribet dari pada nyawa melayang

Quote:
Original Posted By bondanrisang►bnr bgt gan..ane skrg kerja di proyek power plant..kadang pekerjanya itu kurang memperhatikan keselamatannya..org ngelas g pake kacamata pelindung uda ane ingetin mlh di jwb uda biasa sprti ini pak..jarang bgt yg pake safety shoes..klo manjat2 jarang yg pake bodyharnes..cm mngandalkan helm aj..ntar klo uda kena musibah br smua itu dipake..
Quote:
Original Posted By okiekaoke►di pabrik tempat mamah ane kerja juga pernah kejadian gan. mamah ane kerja di pabrik tekstil, anak buahnya sering ada yang ngalamin kecelakaan kerja gitu. yang paling ngeri menurut ane sih pernah ada yang tangan kanannya masuk ke mesin apa gt, ane lupa namanya. sampe telapak tangannya ancur gan, alhasil dia ga punya jari2 tangan kanan lg
ane ikut nengokin dia juga soalnya sama mamah

Quote:
Original Posted By kodok772001►dl...waktu kantor lama ane di balaraja...soal safety juga minim...
teman ane narik kabel sampai telapak tangannya melepuh...ane naik di tempat ketinggian gak ada "body harness"..gak ada sepatu safety....gak ada kacamata safety...gak ada helm...
kerja sekelas kerja rodi....sering disepelin mentang2 ane outsourcing...gaji tahun 2007 cm 1,4jt....tp komputer yg dipegang 150-an...
cm tahan 1 tahun...habis itu pindah ke perusahaan kimia....yg pasti safety first disini...
teman ane narik kabel sampai telapak tangannya melepuh...ane naik di tempat ketinggian gak ada "body harness"..gak ada sepatu safety....gak ada kacamata safety...gak ada helm...
kerja sekelas kerja rodi....sering disepelin mentang2 ane outsourcing...gaji tahun 2007 cm 1,4jt....tp komputer yg dipegang 150-an...
cm tahan 1 tahun...habis itu pindah ke perusahaan kimia....yg pasti safety first disini...
Quote:
Original Posted By iyadah►menurut ane ga seluruhnya karna menekan biaya gan.
di tempat ane sendiri, masalah peralatan K3 bukan karena biaya, tapi karena budaya dan kebiasaan pekerja itu sendiri yang belum terbiasa dan belum sadar.
semuanya sebenernya udah tersedia, tp banyak yg gak digunakan atau dimanfaatkan
dengan segala alasannya, ribet ataupun males ngambilnya, atau menurut mereka gaperlu.
di tempat ane sendiri, masalah peralatan K3 bukan karena biaya, tapi karena budaya dan kebiasaan pekerja itu sendiri yang belum terbiasa dan belum sadar.
semuanya sebenernya udah tersedia, tp banyak yg gak digunakan atau dimanfaatkan

dengan segala alasannya, ribet ataupun males ngambilnya, atau menurut mereka gaperlu.
betul gan, tadi ane abis ke perusahaan kecil gitu pas di tanya emang udah pada biasa gk pake pengaman yang disediakan

Quote:
Original Posted By 3602►K3 di indonesia..cuma slogan sama pamflet doank
pengalaman ane dri jaman kuliah ampe kerja : (ane lulusan kehutanan di PTN bogor)
1. PKL di pabrik kayu, buseet boro2 namanya pengenalan K3 pada setiap departemen, begitu masuk kerja langsung pegang mesin, pernah ada kecelakaan kerja, 2 ruas jari kanan putus kena mesin, karena penasaran ane tanya manager pabrik...jawabannya : "ada jamsostek yang urus"..buset..ane tanya standar K3 malah dijawab gtu
ane beberapa kali PKL dan TA di pabrik kayu, buset K3 masih jadi momok buat finance ttg budget..setingkat manager yang menganggap kecelakaan adalah musibah
pengalaman ane dri jaman kuliah ampe kerja : (ane lulusan kehutanan di PTN bogor)
1. PKL di pabrik kayu, buseet boro2 namanya pengenalan K3 pada setiap departemen, begitu masuk kerja langsung pegang mesin, pernah ada kecelakaan kerja, 2 ruas jari kanan putus kena mesin, karena penasaran ane tanya manager pabrik...jawabannya : "ada jamsostek yang urus"..buset..ane tanya standar K3 malah dijawab gtu
ane beberapa kali PKL dan TA di pabrik kayu, buset K3 masih jadi momok buat finance ttg budget..setingkat manager yang menganggap kecelakaan adalah musibah

Quote:
Original Posted By ninon2010►Memang gan, sering diabaikan masalah K3 ini, dengan dalih menekan biaya operasional, secara kasarnya yang penting proyek berjalan.
Juga minimnya pengetahuan tentang K3 di kalangan pekerja juga ikut menambah permasalahan dalam keselamatan kerja.
Juga minimnya pengetahuan tentang K3 di kalangan pekerja juga ikut menambah permasalahan dalam keselamatan kerja.
Spoiler for K3:

Quote:
Original Posted By yanakuza►K3 itu yg menjalankannya hrs P3, pengusaha,pekerja,pemerintah...pengusaha sbg fasilitator,pekerja sbg aktor,pemerintah sbg regulator...gmn gan?
seharusnya begitu, cuma gk dijalankan dengan baik gan

Quote:
Original Posted By fairlyferredine►kalo ane liat disekitar lingkungan ane, para pekerjanya sendiri jg sering ceroboh gan...trs ada kayak rasa gengsi kalo pake peralatan pengaman, dianggap gak berani lah, banci lah. Padahal ini pandangan yg sangat keliru. Islam saja mengajarkan untuk memaksimalkan ikhtiar, na menjaga tubuh dr bahaya kecelakaan kerja jg bagian dr memaksimalkan ikhtiar. Budaya kita jg masih menganggap antisipasi bukan bagian dari proses kok, hny faktor pendukung aja. Ane smpe capek ngejelasinnya bahkan sama temen ane sendiri yg sesama lulusan sarjana aja susah memahamkan pentingnya antisipasi kecelakaan kerja
Quote:
Original Posted By masindoro►Klo menurut Ane sebagai orang Safety gan, kurangnya budaya k3 pada masyarakat Indonesia yang membuat itu semua terjadi gan.
Budaya K3 – Keselamatan sendiri berasal dari kata selamat yang memiliki arti secara harfiah terhindar dari bahaya dan risiko. Perlu kita ketahui, setiap kegiatan memiliki potensi munculnya bahaya dan risiko. Tanpa kecuali bentuk kegiatan tersebut. Baik di tempat kerja maupun di lingkungan rumah ataupun masyarakat.
Salah besar kalau kita berpikir keselamatan hanya untuk aktivitas di dalam dunia kerja. Padahal di sekitar kita di penuhi dengan aktivitas yang penuh dengan bahaya. Sebagai contoh, ketika kita akan menyebrang jalan bahaya apa saja yang mengancam kita pada saat menyebrang.
Sejak kecil kita sudah diajarkan membudayakan keselamatan dalam setiap aspek kehidupan. Kalau kita ingat kata-kata dari seorang guru waktu kita masih duduk di sekolah taman kanak-kanak atau sekolah dasar. Bagaimana seorang guru memberikan suatu nasihat kepada kita untuk selalu berhati-hati ketika berjalan di jalan raya. Kita dikenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas, dan diharapkan kita pun mematuhi rambu-rambu tersebut. Namun, apa yang terjadi setelah kita beranjak dewasa. Bagaimana sikap-sikap seorang dewasa di jalan raya? Kita tahu dan memahami bahwa rambu-rambu dibuat dengan landasan untuk keselamatan. Namun, berapa banyak pelanggaran yang dilakukan. Dengan berbagai alasan, mulai dari lupa hingga mengejar waktu hingga tidak sempat melihat rambu-rambu lalu lintas.
Apa yang terjadi dengan pelajaran yang sudah kita Terima sejak kecil mengenai keselamatan? Adakah yang salah dengan pengetahuan yang diberikan oleh guru kita kala itu?
Kembali ke permasalahan budaya keselamatan. Di Indonesia, budaya keselamatan sudah di bangun sejak kita masih duduk di taman kanak-kanak. Namun, setelah kita tahu lantas hal tersebut hanya sebagai pengetahuan bagi diri kita saja. Tetap saja pelanggaran-pelanggaran mengenai keselamatan banyak dilakukan. Hal ini sudah cukup rumit untuk kita analisa. Budaya keselamatan hanya sebagai bentuk slogan, bukan sebagai budaya yang dilakukan oleh setiap individu.
Namun, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki dan Membudayakan keselamatan. Seperti yang dikatakan filosof, “hal yang terjadi saat ini adalah bentuk akibat tindakan yang kita lakukan pada hari kemarin. Begitupun tindakan yang dilakukan pada hari ini, merupakan hal apa saja yang akan kita Terima pada hari esok”. Kalau sekarang kita berpikir sudah terlanjur, maka esok pun akan semakin memperburuk keadaan dan jangan berharap ada perbaikan.
Tidak perlu berpikir kita harus melakukan hal besar dalam membentuk budaya keselamatan. Tidak perlu juga kita menyalahkan pemerintah dengan ketidaktegasannya terhadap undang-undang keselamatan yang dibuat. Tidak perlu juga kita menyalahkan aparat dan penegak hukum, karena mereka lalai dalam menjalankan tugasnya. Saat ini kita hanya perlu pikirkan, hal apa yang bisa kita lakukan di dalam keluarga kita di rumah dalam membentuk budaya keselamatan.
Merubah budaya, tentunya dilakukan dari hal yang terdekat dari kita. Hal yang paling dekat adalah keluarga kita. Anak-anak kita di rumah. Seperti yang kita ketahui, anak-anak kita adalah masa depan kita. Budaya yang kita sampaikan saat ini ke anak-anak kita merupakan budaya yang akan diterapkan oleh mereka kelak ketika dewasa. Mari kita budayakan keselamatan mulai dari diri kita sendiri, mulai dari keluarga terdekat kita, dan mulai dari sekarang. Jika, setiap keluarga memiliki budaya keselamatan yang bagus, maka sebuah negara yang berisi dari keluarga yang Membudayakan keselamatan tentunya akan menjadi sebuah negara yang Membudayakan keselamatan.
Pekiwan klo berkenan gan..
Budaya K3 – Keselamatan sendiri berasal dari kata selamat yang memiliki arti secara harfiah terhindar dari bahaya dan risiko. Perlu kita ketahui, setiap kegiatan memiliki potensi munculnya bahaya dan risiko. Tanpa kecuali bentuk kegiatan tersebut. Baik di tempat kerja maupun di lingkungan rumah ataupun masyarakat.
Salah besar kalau kita berpikir keselamatan hanya untuk aktivitas di dalam dunia kerja. Padahal di sekitar kita di penuhi dengan aktivitas yang penuh dengan bahaya. Sebagai contoh, ketika kita akan menyebrang jalan bahaya apa saja yang mengancam kita pada saat menyebrang.
Sejak kecil kita sudah diajarkan membudayakan keselamatan dalam setiap aspek kehidupan. Kalau kita ingat kata-kata dari seorang guru waktu kita masih duduk di sekolah taman kanak-kanak atau sekolah dasar. Bagaimana seorang guru memberikan suatu nasihat kepada kita untuk selalu berhati-hati ketika berjalan di jalan raya. Kita dikenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas, dan diharapkan kita pun mematuhi rambu-rambu tersebut. Namun, apa yang terjadi setelah kita beranjak dewasa. Bagaimana sikap-sikap seorang dewasa di jalan raya? Kita tahu dan memahami bahwa rambu-rambu dibuat dengan landasan untuk keselamatan. Namun, berapa banyak pelanggaran yang dilakukan. Dengan berbagai alasan, mulai dari lupa hingga mengejar waktu hingga tidak sempat melihat rambu-rambu lalu lintas.
Apa yang terjadi dengan pelajaran yang sudah kita Terima sejak kecil mengenai keselamatan? Adakah yang salah dengan pengetahuan yang diberikan oleh guru kita kala itu?
Kembali ke permasalahan budaya keselamatan. Di Indonesia, budaya keselamatan sudah di bangun sejak kita masih duduk di taman kanak-kanak. Namun, setelah kita tahu lantas hal tersebut hanya sebagai pengetahuan bagi diri kita saja. Tetap saja pelanggaran-pelanggaran mengenai keselamatan banyak dilakukan. Hal ini sudah cukup rumit untuk kita analisa. Budaya keselamatan hanya sebagai bentuk slogan, bukan sebagai budaya yang dilakukan oleh setiap individu.
Namun, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki dan Membudayakan keselamatan. Seperti yang dikatakan filosof, “hal yang terjadi saat ini adalah bentuk akibat tindakan yang kita lakukan pada hari kemarin. Begitupun tindakan yang dilakukan pada hari ini, merupakan hal apa saja yang akan kita Terima pada hari esok”. Kalau sekarang kita berpikir sudah terlanjur, maka esok pun akan semakin memperburuk keadaan dan jangan berharap ada perbaikan.
Tidak perlu berpikir kita harus melakukan hal besar dalam membentuk budaya keselamatan. Tidak perlu juga kita menyalahkan pemerintah dengan ketidaktegasannya terhadap undang-undang keselamatan yang dibuat. Tidak perlu juga kita menyalahkan aparat dan penegak hukum, karena mereka lalai dalam menjalankan tugasnya. Saat ini kita hanya perlu pikirkan, hal apa yang bisa kita lakukan di dalam keluarga kita di rumah dalam membentuk budaya keselamatan.
Merubah budaya, tentunya dilakukan dari hal yang terdekat dari kita. Hal yang paling dekat adalah keluarga kita. Anak-anak kita di rumah. Seperti yang kita ketahui, anak-anak kita adalah masa depan kita. Budaya yang kita sampaikan saat ini ke anak-anak kita merupakan budaya yang akan diterapkan oleh mereka kelak ketika dewasa. Mari kita budayakan keselamatan mulai dari diri kita sendiri, mulai dari keluarga terdekat kita, dan mulai dari sekarang. Jika, setiap keluarga memiliki budaya keselamatan yang bagus, maka sebuah negara yang berisi dari keluarga yang Membudayakan keselamatan tentunya akan menjadi sebuah negara yang Membudayakan keselamatan.
Pekiwan klo berkenan gan..

Quote:
Original Posted By Mr.grade►

Ia gan memang sebenernya tingkat keselamatan kerja di indonesia masih terlalu rendah gan,di karenakan kurang nya
penerapan dan pengetahuan tentang TKK (Teknik Keselamatan Kerja)
dan semoga aja kedepan nya K3 di indonesia lebih meningkat
untuk memperkecil tingkat kecelakaan kerja gan.
ane bisa bicara begini karena ane kuliah di jurusan Teknik Industri dan ada pembelajaran,tentang Keselamatan Kerja/K3.dan itu pun bakalan jadi
bahasan di Skripsi ane di semester besok untuk maju gan.
penerapan dan pengetahuan tentang TKK (Teknik Keselamatan Kerja)
dan semoga aja kedepan nya K3 di indonesia lebih meningkat
untuk memperkecil tingkat kecelakaan kerja gan.
ane bisa bicara begini karena ane kuliah di jurusan Teknik Industri dan ada pembelajaran,tentang Keselamatan Kerja/K3.dan itu pun bakalan jadi
bahasan di Skripsi ane di semester besok untuk maju gan.

ane juga sama kaya ente 1 jurusan gan

yang gk bisa ke page one maaf yak

Quote:
Spoiler for buka:
makasih yang udah kasih 


jgn lupa untuk di komeng ya gan. gk di komen gpp asal di 
. Gak di kasih
gpp asal di
biar pada tau ya gan










Quote:
sumber
http://www.anneahira.com/uu-keselamatan-kerja.htm
http://www.sragenpos.com/2013/foto-p...n-kerja-477323
http://metro.sindonews.com/read/2013...-putus-jarinya
[url]http://www.lensaindonesia..com/2013/12/01/kecelakaan-kerja-hantui-80-ribu-tenaga-pabrik-gula.html[/url]
http://www.anneahira.com/uu-keselamatan-kerja.htm
http://www.sragenpos.com/2013/foto-p...n-kerja-477323
http://metro.sindonews.com/read/2013...-putus-jarinya
[url]http://www.lensaindonesia..com/2013/12/01/kecelakaan-kerja-hantui-80-ribu-tenaga-pabrik-gula.html[/url]
Diubah oleh kawaryuno 11-03-2014 11:11
0
74.3K
Kutip
956
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan