- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
mengenal dr. Lie A. Dharmawan, yang dijuluki "Dokter Gila"
TS
kodokgalapz
mengenal dr. Lie A. Dharmawan, yang dijuluki "Dokter Gila"
SELAMAT DATANG DI THREAD ANE
Jangan segan2 untuk nimpukin ane ya mas gan / aganwati sekalian, buat silent Rider minimal kasih ane yak.
"PERHATIAN"
Thread ini adalah yang diambil dari berbagai sumber yang tertera.
Thread ini adalah yang diambil dari berbagai sumber yang tertera.
selain berita tentang pembunuhan, korupsi dan bencana yang tak habis - habisnya, muncul sebuah berita yang sangat inspiratif dari Tanah Air kita ini gan, berawal dari sebuah penghargaan disalah satu stasiun TV swasta, beliau termasuk salah satu yang mendapatkan penghargaan tersebut, mari kita simak infonya berikut ini :
Quote:
siapa sih Dr. Lie ini, apa kelebihannya sehingga jadi tren topik bulan ini:
Spoiler for Dr. Lie:
Dr. Lie Augustinus Dharmawan (Li De Mei) dengan nama kecil Lie Tek Bie lahir di Padang pada 16 April 1946. Saat Lie baru menginjak usia 10 tahun, sang ayah meninggal. Ibunya yang hanya seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan tak sampai tamat Sekolah Dasar (SD), harus menghidupi dan menyekolahkan ketujuh anaknya yang masih kecil. Dari mencuci piring, mencuci baju, menyetrika, memasak, membuat kue pun dilakoninya.
Lie sempat membantu berjualan kue. Meski demikian, Lie kagum karena ibunya bukan hanya tak pernah menyerah tapi juga mengasihi orang-orang di sekitarnya. Lie sendiri tidak mengerti mengapa ibunya yang bahkan tak tamat SD mampu memiliki filosofi luhur semacam itu, meski hanya diungkapkan lewat kalimat sederhana: “Lie, kalau kamu sudah jadi dokter, jangan memeras orang kecil. Mereka akan membayar berapapun tetapi diam-diam menangis di rumah karena tidak ada makanan.” Inspirasi ini melekat kuat dalam benak Lie.
Kala itu, Lie memang melihat betapa sulitnya masyarakat sekitar pergi ke dokter saat sakit. Kemiskinan membuat masyarakat terpaksa pergi ke dukun sebagai alternatif pengobatan. Lie pun pernah merasakan, saat nyawa adiknya tak tertolong karena penyakit diare akut dan terlambat ditangani oleh dokter. Hal itulah yang membuat Lie bertekad kuat menjadi seorang dokter. Saat menyampaikan cita-citanya menjadi dokter, seisi kelas tertawa. Lie sadar perjuangannya berat. Selain belajar keras, setiap pukul enam pagi ia juga selalu berdoa di gereja yang dekat dengan sekolahnya. Doa yang sama selalu ia ulang selama bertahun-tahun: “Tuhan, saya mau jadi dokter yang sekolah di Jerman.”
Tahun 1965 Lie lulus SMA dengan prestasi cemerlang. Berulang kali ia mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas di Pulau Jawa, namun tidak diterima. Lie pun diterima di Universitas Res Publica (URECA) yang didirikan tahun 1958 oleh para petinggi organisasi Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki). Namun, baru saja berkuliah beberapa hari, gedung kampus tersebut dibakar massa. Alhasil, ia tak dapat melanjutkan kegiatan perkuliahan. Lie pun memutuskan bekerja serabutan, paling tidak untuk membeli tiket pergi ke Jerman.
Pada usia 21 tahun, Lie pun segera mendaftarkan diri ke sekolah kedokteran di Berlin Barat, tanpa dukungan beasiswa. Ia mulai berkuliah di Fakultas Kedokteran Free University, Berlin Barat. Untuk memenuhi biaya kuliah dan kehidupan sehari-harinya, Lie bekerja sebagai kuli bongkar muat barang. Di lain kesempatan, Lie juga pernah bekerja di sebuah panti jompo yang salah satu tugasnya adalah membersihkan kotoran orang tua berusia 80 tahunan.
Lie membuatnya tetap berprestasi sekalipun sibuk bekerja, sehingga ia mendapat beasiswa, itu semua ia gunakan untuk biaya sekolah adik-adiknya. Tahun 1974, Lie berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar M.D. (Medical Doctor). Empat tahun setelahnya, Lie sukses menyandang gelar Ph.D. Melalui perjuangan tanpa kenal lelah selama sepuluh tahun, Lie akhirnya lulus dengan empat spesialisasi yakni ahli bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung dan ahli bedah pembuluh darah. kalau namanya ditulis lengkap dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKV.
source
Quote:
lalu apa yang beliau lakukan koq heboh bener?
Spoiler for Dr. Lie:
Selama enam bulan Lie di Semarang kemudian ke RS Rajawali, Bandung. Tahun 1988, Lie berkarir di RS Husada, Jakarta hingga saat ini. Kegiatan sosial pertama Lie sebagai seorang dokter bedah di Indonesia dilakukan saat mengoperasi secara cuma-cuma seorang pembantu rumah tangga tahun 1988. Selanjutnya, Lie juga terus mengupayakan bedah jantung terbuka (bedah di mana jantung dihentikan dari pekerjaannya untuk dibuka untuk diperbaiki). Bedah semacam ini melawan arus karena butuh peralatan yang lebih canggih dan mahal, namun harus dilakukan dalam operasi skala besar. Tahun 1992, Lie akhirnya sukses melangsungkan bedah jantung terbuka untuk pertama kalinya di rumah sakit swasta di Jakarta.
Jangankan berobat, jika makan sehari-hari pun sulit. Kesadaran ini menerpa batin Lie begitu kuat hingga akhirnya bersama Lisa Suroso (yang juga aktivis Mei 1998) mendirikan sebuah organisasi nirlaba di bidang kemanusiaan dengan nama doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli—sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. DoctorSHARE bekerja didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika medis. DoctorSHARE memberikan pelayanan medis secara cuma-cuma di berbagai wilayah Indonesia. Selain pengobatan umum di berbagai sudut Indonesia, program awal DoctorSHARE adalah pendirian Panti Rawat Gizi) di Pulau Kei, Maluku Tenggara.
Bersama DoctorSHARE, Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) Swasta, yang diberi nama KM RSA DR. LIE DHARMAWAN. Pelayanan medis dalam RSA dilakukan dengan cuma-cuma. Tujuan didirikannya RSA ini adalah untuk melayani masyarakat yang selama ini kesulitan mendapat bantuan medis dengan segera karena kendala geografis dan finansial, terutama untuk kondisi darurat, khususnya bagi masyarakat prasejahtera yang tersebar di kepulauan di Indonesia. source
Quote:
gimana awalnya sih koq beliau punya ide bikin RSA ini?
Spoiler for Dr. Lie:
Itu terjadi pada Maret 2009 ketika saya melakukan operasi di Pulau Kei, Maluku. Pada hari terakhir, datang seorang ibu membawa anak perempuannya yang sangat kesakitan usia 9 tahun. Untuk sampai ke tempat saya, mereka harus berlayar tiga hari dua malam. Anak ini menderita hernia incarserata, usus terjepit. Secara teori kedokteran, anak ini harus ditolong dalam 6-8 jam, sedangkan perjalanannya sudah lebih dari dua hari. Bonyoklah itu usus.
Saya lakukan bedah, dan anak ini sehat, sembuh. Ini bukan kepandaianku, tapi ada kuasa supranatural. Saya selalu berdoa, kadang saya berdialog dalam doa saya. Di situ gambaran anak ini terbayang lagi dan seolah ada suara yang mengatakan: ”Maukah kau melayani-Ku?” Tentu ini pengalaman sangat pribadi. Saya tolak. Saya sudah terlalu capai. Saya sudah melayani-Mu dua puluhan tahun. Saya sudah banyak menolong orang miskin. Segala kesombongan dan kecongkakan saya keluar. Pokoknya saya enggak mau.
Tapi, bayangan anak itu datang dan datang lagi. Sampai suatu malam, dengan berurai air mata saya mengatakan, Tuhan saya mau. Saya sadar bahwa ini akan berimplikasi sangat luar biasa, akan begitu banyak beban bagi saya. Pengorbanan waktu, uang, perasaan. Dan ini terjadi. source
Quote:
Sejarah Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan
Spoiler for Dr. Lie:
26 Maret 2009, doctorSHARE melakukan pelayanan medis cuma-cuma di Langgur, Kei Kecil – Maluku Tenggara. Saat melangsungkan bedah, di luar rencana datang seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 9 tahun dalam keadaan usus terjepit. Mereka telah berlayar selama tiga hari dua malam mengarungi lautan. Menurut teori medis, seseorang dengan usus terjepit harus sudah dioperasi dalam 6-8 jam. Anak perempuan tersebut dioperasi dan akhirnya sembuh.
Peristiwa ini sangat menggugah hati pendiri doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli), dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKV. Bayangan anak perempuan tersebut selalu melintas dalam benaknya. Beliau pun terpanggil melakukan sesuatu bagi mereka yang tidak mendapatkan pelayanan medis sebagaimana mestinya karena kendala geografis dan kondisi finansial. Ide utamanya adalah “menjemput bola” melalui Rumah Sakit Bergerak atau Rumah Sakit Terapung di atas sebuah kapal.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga masih harus melakukan banyak hal untuk memberikan pelayanan medis sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945. Banyak warga pra sejahtera belum mendapatkan pelayanan medis memadai.
Penelitian mulai dilakukan. Diketahui bahwa jenis kapal untuk Rumah Sakit Apung yang sesuai dengan kondisi Indonesia bukanlah kapal besar yang sulit merapat ke pulau-pulau kecil. Di samping itu, jenis kapal berbahan fiber juga terlalu ringan dan akan segera bocor ketika menabrak karang.
Di Seattle, Amerika Serikat – dr. Lie A. Dharmawan mengunjungi museum kapal laut dan melihat kapal laut berbahan kayu berusia seratusan tahun dalam kondisi yang masih sangat baik. Dari perpustakaan di sana, terdapat sebuah artikel yang menulis bahwa jenis kayu terbaik bagi kapal adalah kayu ulin yang tumbuh di Indonesia dan Filipina.
Pulang ke Indonesia, dr. Lie mulai mencari kapal kayu dan akhirnya menemukan sebuah kapal barang di Palembang. Kapal berjenis pinisi tersebut akhirnya dibeli tahun 2012. Kapal dapat memuat barang hingga 250 ton dan mampu berlayar dari Palembang menuju Riau, Batam, dan sebagainya. Dengan kualifikasi tersebut, Rumah Sakit Apung dapat berdiri di atas kapal ini.
Draft kapal sangat tinggi yaitu 4,4 meter. Kamar-kamar pun mulai didirikan di dalam lambung kapal. Kondisi ini sangat menguntungkan karena guncangan saat melangsungkan tindakan bedah (operasi) di dalam lambung kapal jauh berkurang dibandingkan jika harus melakukannya di atas geladak.
Melalui perombakan, lahirlah Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan yang terdiri dari dua tingkat. Bagian dasar digunakan sebagai ruang Rontgen, EKG, USG, serta laboratorium. Di tingkat atas terdapat Kamar Bedah, Ruang Resusitasi, Ruang Dokter, dan sebagainya.
Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan milik doctorSHARE berlayar untuk uji coba pelayanan medis perdananya pada 16 Maret 2013 ke Kepulauan Seribu dan diresmikan pada 6 Juni 2013.
"Kapal ini memang secara fisik kecil, ini adalah floating hosiptal yang terkecil di dunia. Tapi sebagai lawannya, sebagai kebailkannya, semangat yang menggebu-gebu, semangat yang membara tidak pernah putus asa selama 4 tahun merancang kapal ini dan bekerja untuk keberhasilan kapal ini," terang dr Lie
Pembangunan rumah sakit ini menghabiskan dana Rp 3 miliar dari rencana semula Rp 6 miliar. Dana tersebut sepenuhnya diperoleh dari sponsor. Ada sponsor yang menyumbang dengan cara memberikan diskon untuk peralatan dan perlengkapan yang diperlukan, jadi bisa menghemat banyak biaya.
Profil Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan
Nama Kapal: KLM RSA DR. LIE DHARMAWAN
Nama Panggilan Kapal: YC-7342
Jenis Kapal: Pinisi
Bendera Kebangsaan: INDONESIA
Tanda Selar : GT.173 No.6786/Bc
Tonase Kotor (GT): 173 GT
Tonase Bersih (NT): 52 NT
Mesin Induk: MITSUBISHI 8DC11 - 340 PK
Tahun Pembangunan: 2002
Penggerak Utama: Motor
Bahan Utama Kapal: Kayu
Jumlah Geladak: Satu
Jumlah Baling-Baling: Satu
Panjang Kapal: 25,13 meter
Lebar Kapal: 6,82 meter
Draft Kapal: 4,00 meter
Kecepatan Maksimum: 10 KNOTS
Kecepatan Normal: 8 KNOTS
Kecepatan Ekonomis: 6 KNOTS
Kapasitas Tangki
a. Tangki utama: 5.000 liter
b. Tangki cadangan: 2.200 liter
Bahan Bakar: SOLAR/HSD
source
Quote:
ah paling sama aja kaya puskesmas, cuman bedanya dia dilaut.
Spoiler for Dr. Lie:
Hal yang istimewa adalah Floating Hospital ini dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan cuma-cuma. Dr Lie tergerak hatinya karena melihat kenyataan banyak masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis, tapi belum mendapat kesempatan karena berbagai faktor, terutama faktor demografis dan faktor finansial.
“Kami akan berusaha mendapatkan dana dari donatur. Kami akan membuka sebuah klinik di Jakarta dan penghasilannya digunakan untuk membiayai kelangsungan hidup doctorSHARE. Kami belum tahu apa lagi yang dapat kami lakukan untuk mendapatkan dana bagi kelangsungan pelayanan yang terus kami kerjakan. Tapi satu yang menjadi concern kami, masyarakat tidak akan kami bebani dengan pembayaran,” ungkap Pendiri Mahasiswa Kedokteran Indonesia di Berlin (1971) dan Pengurus Perhimpunan Dokter Indonesia di Jerman (1981-1984) ini.
Dalam sehari, Dr. Lie berhasil melakukan 3 operasi di atas kapal. Walau kapal sesekali bergoyang karena ombak, dokter yang kesehariannya bertugas sebagai kepala dokter bedah di RS Husada ini bisa melakukan operasi dengan baik. Direncanakan akan ada 15 pasien yang menjalani operasi bedah di atas kapal, sedangkan penyuluhan kesehatan dilakukan di Balai Karang Taruna. source
Quote:
trus apa program selanjutnya?
Spoiler for Dr. Lie:
“Sesudah pulang dari Kepulauan Seribu, kami akan mereview apa yang menjadi kekurangan kami, misalnya kapal ini terlalu pelan jalannya. Kalau memungkinkan, dari segi finansial kami bisa mendapatkan dana, lalu secara teknis mesinnya bisa diganti, kami akan mengganti dengan mesin yang lebih baik dan besar agar kapal ini bisa lebih cepat jalannya,” terang Wakil Ketua INTI (Perhimpunan Indonesia-Tionghoa) DKI Jakarta (2000-sekarang) yang merangkap Ketua INTI Pusat bidang kesehatan (2005-sekarang) ini.
Masalah mesin tentu menjadi permasalahan yang cukup serius karena kapal ini direncanakan menjelajah daerah-daerah terpencil, lebih terpencil dari kepulauan seribu yang masih masuk dalam wilayah DKI Jakarta. Jadi bisa dibayangkan, sarana dan prasarananya tentu jauh lebih minim.
Karena tidak memungut biaya dari pasien, Dr. Lie berharap bisa menjalin kerja sama dengan aparat setempat. Misalnya jika di suatu tempat sudah ada puskesmas, dokter setempat diharapkan bisa menjadi ujung tombak mencari pasien yang butuh pelayanan. Hal itu akan mempersingkat waktu singgah sehingga tim bisa melanjutkan ke tempat lain.
“Kami merencanakan tujuan kami berikutnya bulan April ini Bangka Belitung dan Kalimantan Barat. Sesudah itu kami akan ke Bali, Sumba, Flores, Timor Barat dan kepulauan Kei karena kami sudah punya home base di sana. Kami punya 2 panti di sana, Therapeutic Feeding Center KAI. Ada 2 pulau Kei besar dan Kei kecil,” ungkap Dr. Lie. source
Quote:
lalu akibat ide "gilanya" ini, Dr. Lie menerima penghargaan sebagai "Kick Andy Heroes 2014"
Spoiler for Dr. Lie :
Kepada seluruh kerabat, suporter dan simpatisan doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli)...
22 Februari 2014 malam, studio Kick Andy Metro TV menyelenggarakan malam penganugerahan "Kick Andy Heroes 2014" pada mereka yang berjasa dalam bidang kemanusiaan.
Saya mewakili doctorSHARE telah terpilih sebagai salah seorang pahlawan kemanusiaan. Hemat saya, gelar ini adalah apresiasi dewan juri dan masyarakat luas atas kinerja doctorSHARE yang konsisten berpartisipasi dalam usaha perbaikan nasib mereka yang terlupakan.
Ini jelas merujuk pada kerja tim, kepada kita seluruhnya, baik yang aktif terjun ke lapangan maupun mereka berhalangan hadir di lapangan. Itulah team work kita.
Begitu banyak doa yang didaraskan, voting agar saya menang dalam pemilihan "Kick Andy Heroes" ini dan bentuk-bentuk dukungan lainnya, saya sungguh terharu. Terima kasih.
Ini bukan prestasi pribadi tapi hasil kerja keras kita semua yang konsisten dan tak kenal lelah apalagi menyerah.
Untuk itu, gelar ini saya kembalikan pada kita semua para supporter doctorSHARE dan hadiah uang 30 juta juga akan dipakai bagi pelayanan doctorSHARE.
Sekali lagi, terimalah ungkapan terima kasih dari saya pada kita semua. Kekompakan kita mendorong doctorSHARE berkiprah lebih baik lagi di masa depan.
Pendiri doctorSHARE
- dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D -
source: sumur
Quote:
ini kumpulan foto - fotonya mas gan:
Spoiler for 1:
Spoiler for 2:
Spoiler for 3:
Spoiler for 4:
Spoiler for 5:
Spoiler for 6:
Spoiler for 7:
ada satu poin gan pada acara kick an*i kemaren, waktu beliau ditanya gini gan,
"kalo tidak salah waktu kerusuhan tahun 98, anda dan keluarga anda juga mengungsi ke Jerman, lalu kenapa anda kembali lagi ke Indonesia?"
dengan tegas beliau menjawab gan : "saya bangga menjadi Orang Indonesia"
dari sini saya mengajak kepada semua kaskuser gan, jangan rasis ama orang tionghua di Indonesia gan karena dalam hati mereka juga ada garuda didadanya, mereka bangga jadi orang Indonesia gan. mari kita sama - sama memajukan negara tercinta kita ini gan demi kesejahteraan dan kemakmuran anak cucu kita kelak. semoga salah satu kisah ini menjadi inspirasi bagi kita generasi muda untuk dapat memberikan yang terbaik untuk negeri ini.
Sekian thread dari ane semoga berkenan bagi ane tapi ane jangan dilempar ini
Quote:
kunjungi juga thread ane yang laen mas gan:
PERALATAN KESELAMATAN DI KAPAL
Setelah kasus Dr. Ayu, kemungkinan susah untuk persalinan secara normal
Status FB & Twitter yang anti mainstream [ TEMA KORUPTOR ]
BOS, ente lari kemana ???
orang ini kreatifnya kebangetan (food art photograph)
PERALATAN KESELAMATAN DI KAPAL
Setelah kasus Dr. Ayu, kemungkinan susah untuk persalinan secara normal
Status FB & Twitter yang anti mainstream [ TEMA KORUPTOR ]
BOS, ente lari kemana ???
orang ini kreatifnya kebangetan (food art photograph)
Diubah oleh kodokgalapz 10-03-2014 00:08
0
51.4K
Kutip
301
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan