JAKARTA - Nama mantan tim sukses (timses) pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok), berinisial MBP disebut-sebut ikut 'bermain' dalam proyek pengadaan dan pembelian bus TransJakarta senilai Rp1,5 triliun.

Terkait hal itu, pengamat perkotaan Universitas Trisakti (Usakti), Yayat Supriatna mengatakan, banyak hal-hal yang belum dikuasai oleh Gubernur Jokowi.

"Sebelum Jokowi tampil sebagai pemimpin nasional harus diuji dulu, harus matang dulu di Jakarta," ujar Yayat saat dihubungi, di Jakarta, Senin (10/3/2014).

Hal tersebut diucap Yayat lantaran Jokowi kerap masuk sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Karenanya, bila Jokowi maju sebagai capres terkesan amat tergesa-gesa.

Jokowi, sambungnya, harus membuktikan dulu sikap tegasnya terhadap lingkaran-lingkaran terdekatnya. Tak terkecuali kepada sikap tegas terhadap orang dekat Jokowi dari Solo, yang bersangkutan.

"Ternyata terlihat banyak hal yang tidak dikuasai Jokowi, dia dimanfaatkan lingkaran-lingkaran terdekat untuk kepentingan mengeruk proyek. Jokowi belum membuktikan sikap tegasnya," jelas dia.

Lebih lanjut, Yayat menjelaskan, untuk memimpin Jakarta diperlukan sikap yang tegas. Sebab kata dia, Jakarta adalah barometer untuk daerah-daerah di seluruh Indonesia.

"Saya ada ide prinsipnya begini, memperbaiki Jakarta dibutuhkan tokoh yang tegas dan mengambil sikap. Pemimpin Jakarta dan Indonesai bukan butuh sosok yang populer, tapi berani bersih di internal lingkaran terdekatnya," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama tidak menampik adanya kabar adanya mantan tim sukses (timses) Jokowi-Ahok berinisial MBP yang diduga bermain dalam proyek pengadaan bus Transjakarta.

Bahkan, dia juga membenarkan bahwa MBP sering bermain dalam proyek dengan memanfaatkan nama Jokowi.

"Aku sudah tanya Pak Jokowi. Itu anak emang dari dulu di Solo suka begitu. Dia suka ada proyek, suka ngaku-ngaku dekat Pak Jokowi. Manfaatin. Foto-foto, dia klaim," kata Ahok.

sumber