Twitter kini menjadi salah satu sosial media yang banyak digunakan untuk menyiarkan sesuatu / berkomunikasi dengan followernya. Acara televisi pun memiliki akun Twitter untuk mengupdate berita. Yang paling ngetren adalah live tweet suatu peristiwa, karena para tweeps (pengguna twitter) penasaran menunggu kabar selanjutnya. Namun, terkadang orang tidak mampu mengontrol diri, sehingga melakukan live tweet di luar kewajaran.

Bagaimana mungkin seorang pembunuh menceritakan kalau dia baru saja membunuh orang? Ini kan membuat polisi dengan mudah menangkapnya. Mengapa seorang remaja putri menceritakan kalau dia baru saja melakukan aborsi, bukankah ini membuka aib sendiri?

Yang mengherankan lagi, seseorang yang terjebak dalam kebakaran di rumahnya pun bisa melakukan live tweet. Ah, pokoknya banyak live tweet aneh dan sulit diterima akal. Silakan lihat deskripsinya berikut ini.

Pada Desember 2013, Nyonya Johnson membuat tweet yang sangat aneh, dan sulit dilakukan orang-orang normal jika menghadapi musibah serupa. Bagaimana tidak?

Mendapat kabar suaminya, Craig Johnson (47 tahun), tewas dalam sebuah kecelakaan di Interstate 205, dekat Vancouver, Washington DC, Amerika Serikat, perempuan itu malah asyik nge-tweet mengabarkan berita kecelakaan.

Melalui akun twitternya, Nyonya Johnson menggunakan pelacak lalu-lintas yang kebetulan juga live tweet soal kecelakaan tersebut. Menurut polisi, Craig tewas ketika mobil Honda yang dikemudikan bertabrakan dengan pick-up Toyota.

Nyonya Johnsjon mulai membuat tweet seperti ini: “Saya mencoba tidak panik. Suami saya berkata akan pulang kerja lebih awal, dan dia mengendarai hingga kecepatan 205km/jam saat pulang. Dan ia tidak menjawab telepon.”

Wanita itu kemudian mengirim pesan langsung ke Will Finn, petugas Patroli Kota Washington, untuk meminta deskripsi kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan. Tetapi Finn tidak mau mengirim foto-foto kejadian itu.

“Saya tidak ingin istrinya mengetahui kecelakaan ini lewat Twitter. Namun dua petugas patroli akan segera datang ke rumahnya, untuk menceritakan kejadian sebenarnya,” kata Finn bijak.

Tetapi Nyonya Johnson memang aneh. Dia mengirim pesan lain yang mengatakan: “Saya baru saja menelepon 911. Mereka akan membertahukan hasilnya kepada saya, setelah saya memberi mereka nomor lisensi. Mereka berjanji akan menelepon saya lagi.”

Setelah berselang waktu satu jam, perempuan itu kembali men-tweet: “Itu dia.. Dia mati…” Ya, dia menceritakan kabar kematian suaminya melalui Twitter. Seolah tidak sedang berduka, tetapi malah asyik mengabarkan nasib malang suaminya.

Nyonya Johnson terus men-tweet setelah tahu suaminya tewas. Pada satu titik, ia menuliskan: “Saya tahu itu tidak berarti. Tetapi saya memiliki 567 followers, dan sekarang menjadi lebih dari 1.300”.

Angie Jackson mengatakan, dia merasa tidak ada batasan untuk men-tweet sesuatu, bahkan tentang rincian aborsi yang dilakukannya. Itu menurutnya.

Pada tahun 2010, perempuan berusia 27 tahun ini memanfaatkan Twitter, blog, dan youtube, untuk mencatat pengalamannya mengonsumsi RU-486, yang umumnya dikenal sebagai pil aborsi, dalam upaya menggugurkan kandungannya.

“Kram membuatku sedikit lebih kuat,” kata Angie dalam akun twitternya yang memakai username “antitheistangie.” Beberapa jam kemudian, ia kembali nge-tweet, “Pasti terjadi pendarahan sekarang.”

Ulah Angie mendapat respon dari beberapa media, termasuk ABCNews.com. Dalam wawancaranya, dia mengatakan perlu nge-tweet soal tindakan aborsinya, untuk meminta dukungan teman-teman onlinenya.

Kehamilan yang tidak ia inginkan ini membuatnya membutuhkan lebih banyak teman dan dukungan. Namun, keputusannya untuk menceritakan aktivitas aborsinya menuai banyak kritik. Angie mengaku menerima ancaman kematian, bahkan ada yang menjulukinya sebagai pembunuh bayi.

Seorang lelaki asal Kanada, bernama Brad dengan akun Twitter @hella_brad, memutuskan untuk nge-tweet serangkaian pengalaman pertamanya mengonsumsi narkoba.

Hal itu dilakukannya sebelum menghadiri “frat barbecue,” kemudian menceritakan pengalamannya di Twitter, saat dia mulai seperti melayang dan halusinasi (trance).
Ini jelas tindakan bodoh, karena polisi akan dengan mudah menangkapnya.

Live tweet telah menjadi hal umum dalam acara seperti pameran, penghargaan, dan acara besar lain. Bahkan live tweet juga dimanfaatkan untuk melaporkan proses operasi di rumah sakit.

Ini dilakukan rumah sakit Sunnybrook Health Sciences Centre di Toronto, Kanada, pada 20 Februari 2014, mulai pukul 8.00 hingga 01.45. Objek yang disiarkan tim sosial media rumah sakit itu adalah proses operasi jantung yang disebut Coronary Artery by-pass Graft (CABG).

Seluruh proses operasi, termasuk foto-fotonya, kemudian ditweet oleh akun @Sunnybrook, dengan hashtag #Sbheart.

Sebenarnya Sunnybrook bukanlah rumah sakit pertama yang melakukan live tweet. Sebelumnya, RS Memorial Hermann Northwest Houston juga memposting tweet selama proses operasi jantung pada tanggal 21 Februari 2012.

Mungkin live tweet yang satu ini bukanlah sesuatu yang tabu, justru unik. Suatu hari, Mike Dueksen sedang melamar pacarnya, Janelle Freed. Seluruh proses diceritakannya melalui Twitter, tetapi sang kekasih tidak tahu apa yang dilakukannya.

Proses meyakinkan sang pacar memang cukup lama, sampai 12 jam, dan dari menit ke menit Mike terus menceritakan perkembangannya kepada followernya yang berjumlah ribuan.

“Ingin menceritakan sebuah cerita: Cerita kita ini berakhir dengan sebuah pertanyaan sakral. Aku akan melakukannya. #MikeProposes,” tulis Mike, mengawali tweetnya.
Mike meninggalkan Twitter sejenak, menunggu 16 menit yang mendebarkan, untuk mengetahui apa jawaban atas pertanyaannya itu.
Dengan menggunakan hashtag #mikeproposes, Mike berinteraksi dengan followernya yang tertarik mengikuti momen ini. Ia menjawab pertanyaan, menerima saran, dan usulan, serta berterima kasih kepada orang-orang yang mendoakannya.
Kisah cinta pasangan itu cukup rumit, sebab keduanya tinggal di negara berbeda sehingga setiap hari harus menjalani hubungan jarak jauh, terutama menggunakan Skype, email, SMS, dan Twitter. Mike beruntung tidak perlu menanggung malu, karena sang kekasih menyatakan bersedia dinikahi.

Kisah ini dialami ilmuwan Gurinder Singh Atwal, atau akrab disapa Mickey Atawa. Saat itu rumahnya dilanda kebakaran. Dia nge-tweet, mengabarkan dirinya bersama istri dan anaknya (2 tahun) yang tidak bisa melarikan diri dari rumah, karena tangga sudah diselimuti asap tebal.
Jalan satu-satunya adalah mengabarkan nasibnya melalui Twitter:

Rupanya, perjuangannya lewat Twitter membuahkan hasil. Lebih dari 200 orang petugas pemadam kebakaran bergegas ke apartemen berlantai 42 yang terletak di 500 West 43 Street di Manhattan City. Atwal berada di lantai 26.

Atwal kemudian nge-tweet lagi, dan mengabarkan kalau dia dan keluarganya mengamankan diri di balkon yang agak jauh dari asap.

Akhirnya petugas pemadam kebakaran sampai ke kamar Atwal, setelah berjuang mencapai lantai 26. Semua anggota keluarga Atwal selamat, dan semua itu berkat live tweet.

Ini benar-benar perampok gila, bahkan penjahat paling bodoh sepanjang masa. Bagaimana mungkin perampok menceritakan aksi kejahatannya melalui Twitter?
Dia melakukan live tweet, beberapa saat setelah melakukan perampokan. Dia jelaskan secara detail bagaimana proses kejahatannya, termasuk cara membobol rumah, hingga mencuri sebuah XBox.

Tentu saja polisi, yang juga punya jaringan luas di Twitter, dengan mudah menangkap. Celakanya, saat ditangkap, sang perampok pun tetap menceritakannya lewat Twitter. Ah, ini sih perampok yang benar-benar gila, setidaknya gila pemberitaan, ha.. ha..