Posted: 27/04/2013 07:54
Kader PKS Sedunia Rapatkan Barisan di Istanbul
Liputan6.com, Jakarta : Perwakilan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seluruh dunia menghadiri acara konsolidasi di Istanbul, Turki. Peserta yang datang merupakan utusan dari 22 negara yang tersebar di Asia, Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia.
Konsolidasi ini digelar 3 hari, sejak Jumat kemarin hingga Minggu besok. Pertemuan dimulai dengan salat Jumat bersama di Masjid Biru di Istanbul. Masjid Biru (Blue Mosque) yang dibangun Sultan Ahmed pada abad ke-15 bersama museum Ayya Sofia merupakan peninggalan kekaisaran Romawi.
"Saya ingin semua kader bisa merasakan dan menghayati aura kebesaran Kekaisaran Otoman,"ujar Presiden PKS, Anis Matta, dalam keterangan pers kepada Liputan6.com, Jumat (26/4/2013).
Acara sendiri akan diawali dengan mendengarkan pengarahan dari Presiden PKS.
"Acara dimulai dengan pengarahan Presiden PKS di atas kapal yang melayari Selat Bosporus yang membelah Kota Istanbul menjadi dua bagian Asia-Eropa," ujar dia.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari ketua-ketua bidang berupa strategi PKS dalam memenangkan Pemilu 2014.
Konsolidasi ini diikuti oleh sekitar 100 orang terdiri dari DPP dan perwakilan PKS seluruh dunia. "Saat ini tercatat kader inti PKS yang berada di luar negeri sebanyak 7.000 orang dan merupakan kader parpol Indonesia terbesar di luar negeri," beber dia.(Ado)
Code:
http://news.liputan6.com/read/572156/kader-pks-sedunia-rapatkan-barisan-di-istanbul
Quote:
Original Posted By cow.shake►
Artikel dari kompasiana didedikasikan utk kader militan SAPI yg tidak bisa ikut menikmati kapal pesiar menyebrangi Selat Bosphorus bersama Anis Matta.
Melintas Dua Benua di Selat Bosphorus
REP | 11 February 2013 | 10:27 Dibaca: 171 Komentar: 0 Nihil
Selat Bosphorus di Turkitersohor sebagai selat yang membelah dua benua, yaitu benua Asia dan Eropa. Selat ini diapit Laut Merah di sebelah utara dan Marmara di sebelah selatan.
Perjalanan cruise dengan kapal pesiar ini sebenarnya tidak saya rencanakan dilakukan pada kesempatan di hari itu. Suhu yang sangat dingin ditambah angin yang berhembus kencang dan menusuk membuat saya yang merasa kurang fit hanya ingin tiduran. Namun karena seluruh teman saya berbondong bondong dengan antusias untuk mengikuti tur ini, jadilah saya sebagai orang terakhir yang memutuskan untuk ikut naik ke atas kapal di dermaga Kabatas.
Sepertinya saya tidak menyesal untuk memutuskan ikut karena sepanjang selat ini, dapat disaksikan tempat-tempat yang menarik seperti istana-istana dari dinasti Usmaniyah. Diantaranya adalah Topkapi palace yang nampak dari kejauhan. Satu lagi istana yang juga terkenal yaitu Istana Dolmabache.
Istana Dolmabache dibangun menyerupai istana-istana di Eropa. Dengan segala kemewahan , kebesaran dan kemegahannya. Istana ini merupakan pusat administrasi utama dari Kekaisaran Ottoman.
Dolmabache Palace
Tentu saja di bagian selatan Bosphorus, selain kedua istana ini, kapal pesiar kami juga sempat melintasi beberapa tempat lain yang menarik . Di antaranya adalah
Maiden’s Toweryang terletak di tengah-tengah selat bagaikan sebuah pulau kecil.
Menurut kisah, dulunya Maiden’s Tower adalah istana yang dibangun sultan di tengah laut untuk putrinya yang menurut peramal akan mati disengat ular berbisa. Agar terhindar dari ramalan itu, ayahnya, membuat menara di tengah laut untuk mengasingkan sang puteri. Tapi apa mau dikata, sang puteri mati disengat ular berbisa yang masuk menyelundup dalam keranjang buah anggur yang dibawa oleh pelayannya.
Maiden’s Tower
Yang pasti, letak pulau kecil ini sedemikian strategis sehingga fungsinya terus berubah. Pada tahun 341 sebelum Masehi pulau kecil itu pernah dijadikan musoleum. Pada tahun 410 Masehi, pulau itu menjadi pangkalan bea cukai lalu lintas perdagangan di Selat Bosporus. Pernah menjadi benteng kecil dan tempat mengintai. Baru pada sekitar 1920-an, menara di pulau kecil itu dijadikan mercusuar, dan kini dijadikan restoran.
Bosphorus Bridge
Ortakoy Mosquejuga terlihat indah disisi selat. Bangunan masjid ini memang tidak semegah Blue Mosque. Namun lokasinya yang berada di pinggir Selat Bosphorus membuat Ortakoy Mosque menjadi sudut Istanbul yang paling menarik untuk diabadikan dengan ditambah pemandangan
jembatan Bosphorus sebagai latar belakangnya.
Ortokoy Mosque
Dan di antara bangunan-bangunan yang berada sepanjang selat Bosphurus itu, bangunan favorit saya adalah Rumeli Hisar yang artinya Castle Eropa ; benteng / kastil Eropa. Terlihat kokoh dan anggun kan. Seperti kastil – kastil di buku dongeng masa kecil.
Rumeli Hisar
Setelah melewati semua tempat-tempat tersebut, kapal pesiar kami pun balik arah menuju kembali ke dermaga. Berbagai kisah-kisah yang diceritakan pemandu wisata terus mengalir menemani pelayaran kami selain acara sesi foto yang tiada henti untuk mengabadikan keberadaan kami.
Pesiar berakhir di ujung sore dengan cuaca yang semakin dingin di akhir musim gugur. Saya sampai-sampai harus menambahkan satu jaket tebal lagi untuk mengurangi hawa yang dingin menusuk. Pun begitu, pengalaman menyusuri selat Bosphorus di hari itu akan menjadi kenangan indah yang abadi.
*note : Tour leader lokal kami yang bernama pak Murad, sempat memberi sedikit penjelasan dan ralat mengenai istilah konstantinopel. Bahwa dulu kita para murid di Indonesia selalu mendengar istilah konstantinopel tsb, bahwa ternyata kata yang benar adalah Konstantinopol (pol dari kata polis : kota).
Code:
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/02/11/berlayar-di-selat-bosphorus-533188.html
Bukannya rapatkan barisannya di Indonesia, tapi di Istanbul, Turki. Tanya kenapa? Meniru Ridwan Hakim anak si don Hilmy yg kemarin jalan2 ke Turki waktu dipanggil KPK.