- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Nasruddin dan Kisah Luqman (Sebuah Renungan)


TS
jimenisti
Kisah Nasruddin dan Kisah Luqman (Sebuah Renungan)
Quote:
KISAH NASRUDDIN

Di suatu siang yang cerah Nasruddin terlihat sedang bingung mencari-cari sesuatu di jalan depan rumahnya. Beberapa orang kemudian menanyakan apa yang dicarinya, dan Nasruddin mengatakan bahwa ia kehilangan sebuah kunci. Orang –orang tersebut kemudian berbaik hati membantu mencarinya. Setelah lama mencari namun kunci tersebut tidak ketemu, akhirnya mereka mereka bertanya kepada Nasruddin disebelah mana kira-kira kunci tersebut jatuh. Lalu Nasruddin menjawab, hilangnya di dalam rumah. Orang-orang lantas bingung dan bertanya, kenapa kuncinya hilang didalam rumah tapi Nasruddin mencarinya diluar? Dengan enteng Nasruddin kemudian menjawab, karena diluar lebih terang...


Di suatu siang yang cerah Nasruddin terlihat sedang bingung mencari-cari sesuatu di jalan depan rumahnya. Beberapa orang kemudian menanyakan apa yang dicarinya, dan Nasruddin mengatakan bahwa ia kehilangan sebuah kunci. Orang –orang tersebut kemudian berbaik hati membantu mencarinya. Setelah lama mencari namun kunci tersebut tidak ketemu, akhirnya mereka mereka bertanya kepada Nasruddin disebelah mana kira-kira kunci tersebut jatuh. Lalu Nasruddin menjawab, hilangnya di dalam rumah. Orang-orang lantas bingung dan bertanya, kenapa kuncinya hilang didalam rumah tapi Nasruddin mencarinya diluar? Dengan enteng Nasruddin kemudian menjawab, karena diluar lebih terang...


Spoiler for why:
Pernahkah agan melakukan seperti apa yang dilakukan nasruddin diatas? sebagian besar pasti akan mengatakan tidak karena itu adalah suatu hal yang konyol. tapi, secara tidak sadar, mungkin ada sebagian orang yang pernah melakukannya.
sebagai contoh, seseorang yang ‘berdoa’ di akun media sosial miliknya. disini yang ane maksudkan benar-benar berdoa kepada Tuhan mereka, bukan mengajak untuk berdoa.
memangnya Tuhan atau malaikat-Nya punya akun sosmed?
tentu Tuhan Yang Maha Kuasa tau isi hati umat-Nya, tanpa harus menuliskannya di akun sosial media mereka. kalau memang untuk alasan tertentu seperti ingin menghafal doa yang dirasa baik agar bisa mengulanginya diwaktu-waktu lain, cukup menuliskannya di buku harian atau catatan pribadi. kalau benar-benar ingin berdoa, pasti akan melakukannya setelah Sholat bagi yang Islam, ketika melakukan ibadah di Gereja bagi yang Kristen atau ditempat lain dengan tata cara yang sesuai dengan tuntunan agama masing-masing.
tentu menjadi suatu pertanyaan, tuluskah doa itu untuk Tuhan atau untuk mencari eksistensi diri di dunia maya?atau untuk memperlihatkan bahwa kita adalah orang yang baik yang selalu mendoakan orang lain? tidak salah memang, dan berdoa dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. tapi doa terbaik adalah, manakala kita mendoakan yang baik-baik kepada seseorang, tapi orang itu tidak tau bahwa kita mendoakannya. dan pastinya gan, Tuhan melihat keikhlasan kita dalam berdoa, apakah benar-benar mengharap pertolongan dari-Nya, atau apakah hanya sekedar ‘pengakuan’ dari manusia yang lainnya. ya syukur-syukur kalau sebelum atau setelah ‘berdoa’ di akun sosial media, mereka juga melakukannya di real life mereka.
sering juga kita melihat semisal gambar anak bayi yang sedang sakit, kemudian diberi judul “JANGAN ABAIKAN, BERI LIKE, KOMENTAR ATAU SHARE JIKA ANDA PEDULI”. Ini apa-apaan?? mereka memang butuh perhatian dari kita, tapi bukan dalam bentuk like atau share, tapi DONASIdalam bentuk yang lebih berguna.
sebagai contoh, seseorang yang ‘berdoa’ di akun media sosial miliknya. disini yang ane maksudkan benar-benar berdoa kepada Tuhan mereka, bukan mengajak untuk berdoa.
Spoiler for :
memangnya Tuhan atau malaikat-Nya punya akun sosmed?

Spoiler for :
tentu menjadi suatu pertanyaan, tuluskah doa itu untuk Tuhan atau untuk mencari eksistensi diri di dunia maya?atau untuk memperlihatkan bahwa kita adalah orang yang baik yang selalu mendoakan orang lain? tidak salah memang, dan berdoa dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. tapi doa terbaik adalah, manakala kita mendoakan yang baik-baik kepada seseorang, tapi orang itu tidak tau bahwa kita mendoakannya. dan pastinya gan, Tuhan melihat keikhlasan kita dalam berdoa, apakah benar-benar mengharap pertolongan dari-Nya, atau apakah hanya sekedar ‘pengakuan’ dari manusia yang lainnya. ya syukur-syukur kalau sebelum atau setelah ‘berdoa’ di akun sosial media, mereka juga melakukannya di real life mereka.
Spoiler for :
sering juga kita melihat semisal gambar anak bayi yang sedang sakit, kemudian diberi judul “JANGAN ABAIKAN, BERI LIKE, KOMENTAR ATAU SHARE JIKA ANDA PEDULI”. Ini apa-apaan?? mereka memang butuh perhatian dari kita, tapi bukan dalam bentuk like atau share, tapi DONASIdalam bentuk yang lebih berguna.

Quote:
KISAH LUQMAN

Luqman dan anaknya sedang pergi dan mereka berdua naik seekor keledai kemudian ada sesorang yg membicarakan, “dasar orang tidak tahu kasian masa pake keledai dinaikin berdua kan kasihan”
Kemudian Luqman pun turun dan hanya menaikkan anaknya dari keledai, namun ketika melanjutkan perjalanan ada lagi seseorang yang berkomentar, “tuh lihat dasar anak tidak punya sopan santun masa naik keledai sedangkan ayahnya disuruh berjalan sambil menuntun keledai..”
Dan akhirnya luqman pun menurunkan anaknya dan Luqman naik sehingga anaknya yg menuntun keledai, kemudian bertemu lagi dengan seseorang yg berkomentar “tuh lihat dasar ayah yang tidak punya hati, masa dia naik keledai sementara anaknya disuruh menuntun keledai..?”
Kemudian akhirnya Luqman pun turun dan anaknya pun turun, lalu bertemu lagi dengan seseorang yg berkata “tuh lihat dasar aneh punya keledai tidak dipake malah berdua menuntunnya”.


serba salah bukan?
dunia ini luas, manusianya juga banyak dengan berbagai latar belakang budaya, agama, suku, bangsa, kebiasaan, hobby dan sebagainya. tentu saja ada batas-batas umum tentang apa yang baik dan apa yang buruk, seperti membunuh, pelecehan dalam bentuk apapun adalah tidak baik dan berbakti kepada orang tua, membantu yang miskin adalah hal yang baik. Namun adapula yang menurut sebagian orang adalah kebiasaan baik namun menurut sebagian yang lain tidak baik, seperti di Jepang yang katanya tidak sopan ngobrol di jalan, jadi mereka kalo ketemu ya jalan saja atau senyum bentar, sementara menurut kebiasaan kita hal tersebut dapat dikatakan sombong.
Kita tidak hidup sendiri, atau hanya dengan kumpulan orang-orang yang sejalan dengan kita. alangkah membosankannya hidup seperti itu. bila kita adalah orang yang serius, berterima kasihlah pada orang-orang konyol disekitar kita, karena mereka bisa membuat kita tertawa atau sekedar tersenyum. bayangkan bila kita serius terus, gak pernah senyum, gak pernah tertawa, apa yang akan terjadi?
bisa-bisa kita cepat tua, kena stroke, serangan jantung, depresi, dll yang ujung-ujungnya cepat koit

Kita memang tidak dapat menyenangkan semua orang. Apa yang kita lakukan benar, belum tentu menurut orang lain itu juga benar. pun dengan sesuatu yang kita anggap baik, tidak bisa sepenuhnya kita paksakan untuk diikuti orang lain. dengan latar belakang yang berbeda, setiap orang punya jalan dan cara untuk mencapainya, dan punya selera masing-masing untuk menikmatinya. jadi, hargai perbedaan disekitar kita. bukankah perbedaan adalah anugerah?
Dunia ini memang penuh dinamika, ada yang lahir ada yang meninggal, ada yang hobi ini ada yang hobi itu, ada yang budayanya begini, ada yang budayanya begitu, karena diisi oleh berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda. Mungkin sama seperti KASKUS, ada newbie ada geek, ada yang alay, ada yang maho
, ada yang serius. semua bebas berekspresi, karena KASKUS memang menyediakan untuk itu. kalau ada yang postingannya konyol, anggap aja sebagai hiburan, gak perlu diikuti. tapi KASKUS tentu bukan punya kita pribadi yang bisa semau-maunya kita. ibaratnya kita ngontrak, ada aturan-aturan yang mesti dipatuhi demi kenyamanan bersama. kalau gak suka silahkan angkat kaki, kalau masih ngeyel ya, siap-siap jadi anak band.

Luqman dan anaknya sedang pergi dan mereka berdua naik seekor keledai kemudian ada sesorang yg membicarakan, “dasar orang tidak tahu kasian masa pake keledai dinaikin berdua kan kasihan”
Kemudian Luqman pun turun dan hanya menaikkan anaknya dari keledai, namun ketika melanjutkan perjalanan ada lagi seseorang yang berkomentar, “tuh lihat dasar anak tidak punya sopan santun masa naik keledai sedangkan ayahnya disuruh berjalan sambil menuntun keledai..”
Dan akhirnya luqman pun menurunkan anaknya dan Luqman naik sehingga anaknya yg menuntun keledai, kemudian bertemu lagi dengan seseorang yg berkomentar “tuh lihat dasar ayah yang tidak punya hati, masa dia naik keledai sementara anaknya disuruh menuntun keledai..?”
Kemudian akhirnya Luqman pun turun dan anaknya pun turun, lalu bertemu lagi dengan seseorang yg berkata “tuh lihat dasar aneh punya keledai tidak dipake malah berdua menuntunnya”.

Spoiler for why:

serba salah bukan?
dunia ini luas, manusianya juga banyak dengan berbagai latar belakang budaya, agama, suku, bangsa, kebiasaan, hobby dan sebagainya. tentu saja ada batas-batas umum tentang apa yang baik dan apa yang buruk, seperti membunuh, pelecehan dalam bentuk apapun adalah tidak baik dan berbakti kepada orang tua, membantu yang miskin adalah hal yang baik. Namun adapula yang menurut sebagian orang adalah kebiasaan baik namun menurut sebagian yang lain tidak baik, seperti di Jepang yang katanya tidak sopan ngobrol di jalan, jadi mereka kalo ketemu ya jalan saja atau senyum bentar, sementara menurut kebiasaan kita hal tersebut dapat dikatakan sombong.
Kita tidak hidup sendiri, atau hanya dengan kumpulan orang-orang yang sejalan dengan kita. alangkah membosankannya hidup seperti itu. bila kita adalah orang yang serius, berterima kasihlah pada orang-orang konyol disekitar kita, karena mereka bisa membuat kita tertawa atau sekedar tersenyum. bayangkan bila kita serius terus, gak pernah senyum, gak pernah tertawa, apa yang akan terjadi?
Spoiler for this:
bisa-bisa kita cepat tua, kena stroke, serangan jantung, depresi, dll yang ujung-ujungnya cepat koit


Kita memang tidak dapat menyenangkan semua orang. Apa yang kita lakukan benar, belum tentu menurut orang lain itu juga benar. pun dengan sesuatu yang kita anggap baik, tidak bisa sepenuhnya kita paksakan untuk diikuti orang lain. dengan latar belakang yang berbeda, setiap orang punya jalan dan cara untuk mencapainya, dan punya selera masing-masing untuk menikmatinya. jadi, hargai perbedaan disekitar kita. bukankah perbedaan adalah anugerah?
Dunia ini memang penuh dinamika, ada yang lahir ada yang meninggal, ada yang hobi ini ada yang hobi itu, ada yang budayanya begini, ada yang budayanya begitu, karena diisi oleh berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda. Mungkin sama seperti KASKUS, ada newbie ada geek, ada yang alay, ada yang maho



Quote:
0
1.7K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan