Sebelum ada republik, Indonesia adalah kerajaan. Hampir setiap daerah punya istana yang sebagian masih lestari sampai hari ini. Istana peninggalannya masih dapat kita kunjungi sebagai tempat liburan asyik akhir pekan ini.

Banyak objek sejarah yang bisa dikunjungi wisatawan di berbagai penjuru Indonesia, termasuk bangunan istana peninggalan berbagai kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara. Mari ikuti saya berkunjung ke beberapa istana.


Istana Maimun di Kota Medan merupakan peninggalan Kesultanan Deli dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah


Istana Basa Pagaruyung di Batusangkar, merupakan bangunan bertingkat tiga dengan 11 gonjong atau puncak atap setinggi 60 meter dengan atap dari ijuk. Pagaruyung adalah Kerajaan Minangkabau yang pernah berjaya


Istana Kantor di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau merupakan peninggalan Kerajaan Riau yang digunakan sebagai Kantor Pemerintahan kali pertama oleh Yang Dipertuan Muda Raja Ali (1844-1855).


Keraton Sumenep, tempat kediaman resmi para Adipati/Raja-Raja dan tempat untuk menjalankan roda pemerintahan Madura


Keraton Kutai Kartanegara di Tenggarong, Kalimantan Timur. Keraton peninggalan Kerajaan Kutai Kartanegara ini sekarang beralih fungsi menjadi Museum Mulawarman, didirikan pada tahun 1932.


Istana Kadriah di Pontianak keseluruhan materialnya terbuat dari kayu, dibangun pada tahun 1771 oleh Sultan Al-Qadrie. Di depan istana ini, dijaga oleh sebuah meriam berwarna kuning.


Dahulu rumah di Watampone ini, tahun 1895-1905 menjadi rumah tinggal Panglima Perang Kerajaan Bone. Kemudian, putra Raja Bone XXXI menjadikan rumah ini menjadi istana Kesultanan Bone.


Istana Tamalate dengan khas bangunan Makassar bediri dalam komplek Balla Lompa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.


Istana Kesultanan Ternate didirikan oleh Sultan Hamzah, di Kampung Soa-Sio, Kelurahan Letter C, Ternate, Kabupaten Maluku Utara. Istana ini dibangun pada tahun 1228 Hijriah atau 1871 Masehi.


Istana Siak di Kabupaten Siak, Riau dibangun saat kepemimpinan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889. Ada beragam koleksi berupa kursi singgasana yang bersepuh emas dan duplikat mahkota kerajaan

Sumber :
http://travel.detik.com/readfoto/201...tara#menu_stop


Izin Cendolnya Juragan-juragan...tks