Kaskus

Entertainment

bobyastroAvatar border
TS
bobyastro
Padang panjang sumatera barat tempo doeloe
emoticon-Blue Guy Peace maaf sebelum nya klo treath ane berantakan,,soalnya baru reg di kaskus gan :
soalnya ane dulu silent reader gan,,,sekarang belajar ngetreath emoticon-Malu (S)

Membicarakan daerah tempat kita dilahirkan, tumbuh dan dibesarkan memang menyenangkan apalagi jika kita tidak lagi berada di Kota tersebut. Mengingat tingkah polah kita dimasa kecil dan remaja, menghabiskan satu fase perjalanan hidup kita di kota tersebut terkadang sanggup mengobati kerinduan kita akan tanah kelahiran tersebut. Bagi saya pribadi yang tumbuh di Padang Panjang, Kota kecil ini adalah tempat paling nyaman bagi saya. Memang, setiap kita pasti punya ikatan bathin yang sulit dijelaskan dengan daerah kelahiran kita.

Gunung Marapi yang legendaris…setia menjaga Padang Panjang
Berbicara tentang Kota Padang Panjang adalah berbicara tentang banyak hal, maklum Kota ini adalah Kota yang memilki sejarah yang panjang. Dari segi usia kota ini akan memasuki usia 222 tahun pada tahun 2012 ini. Tua sekali bukan, telah banyak generasi berganti, telah banyak kisah yang mengharu biru terlukis disini, silih berganti fragmen sejarah terkembang di kota ini. Memang, Begitu banyak topik yang bisa kita diskusikan jika kita berbicara tentang Padang Panjang, apakah itu tentang sejarah masa lalunya, tentang iklim pendidikan yang berurat berakar selama puluhan tahun, tentang seni budaya lokalnya, atau tentang orang-orangnya atau tokoh-tokoh yang lahir disini. Dalam konteks kekinian kita bisa saja berbicara tentang kondisi pasar Padang Panjang terkini yang di cap centang perenang, lalu lintas yang semrawut dengan ratusan ojek yang berseliweran setiap hari namun tetap dapat Penghargaan Tertib Lalin. Atau yang paling menarik saat ini, suasana perpolitikan yang mulai menghangat di kota dingin ini menjelang suksesi kepemimpinan tahun 2013 mendatang.

Ah.. tapi saya tidak ingin menulis tentang topik yang berat dan memusingkan kepala tersebut, setelah sebelumnya saya memotret kekayaan kuliner Padang Panjang. Kali ini saya ingin bernostalgia, menengok ke masa lampau, masa sekitar 20 -25 tahun yang lalu, yaitu ketika saya dan mereka yang seangkatan saya beranjak remaja. Mari kita mencoba mengingat masa tersebut, apa hal-hal yang berkesan dalam hati kita jika menyebut Padang Panjang.
1987, atau 25 tahun yang lalu, saya mulai akrab dengan kota ini, karena pada tahun itu saya mulai memasuki jenjang pendidikan SLTP di SMP 1 Padang Panjang, setelah sebelumnya masa anak-anak dan sekolah dasar dihabiskan di kampung, di pinggiran Kota Padang Panjang. Bagi saya pribadi, si anak kampung bersekolah ke kota berarti memperluas cakrawala berpikir dan pengalaman. Di SD Kampung saya boleh berbangga sebagai pemuncak kelas selama 6 tahun, namun begitu melanjutkan pendidikan di Padang Panjang saya baru ketemu lawan-lawan tangguh, yang membuat saya lebih sering menjadi the loser dalam prestasi sekolah..he..he.. .
Sejatinya, saya tidak pernah meninggalkan Kota kecil ini, rentang waktu + 10 Tahun ketika kuliah S1 plus Kuliah S2 selama 2 Tahun dan aktifitas lainnya di Padang adalah masa ketika saya tidak berakrab ria dengan Padang Panjang, kalau tidak bisa dikatakan meninggalkan kota ini. Bahkan takdir memutuskan saya kembali harus menghirup udara Padang Panjang setiap hari, mengabdi sebagai PNS di pemerintah Kota Panjang Panjang mulai Tahun 2002. Jadi, memang saya tak pernah jauh dari Kota Padang Panjang.
Namun, Bukan berarti saya sangat mengenal kota ini seperti saya mengenal telapak tangan saya. Sebab di kota ini saya bukan siapa-siapa, saya mungkin cukup kenal nama dan wajah banyak orang di Padang Panjang , namun bukan berarti mereka kenal saya he..he.. Saya hanya 1 angka dari 54.000 jiwa dalam catatan statistik penduduk Kota Padang Panjang . By the way, mari kita luruskan kembali tema kita, dari awal saya ingin menulis tentang hal yang mengesankan tentang Padang Panjang beberapa tahun yang lalu. Karena ini dari perspektif saya tentu saja nuansanya sangat subjektif. Bisa jadi berkesan bagi saya bukan berarti apa apa bagi anda. Tetapi paling tidak anda yang seangkatan dengan saya dan menghabiskan masa remaja di Padang Panjang bisa mengingat kembali masa lalu.
OK..sekarang pertanyaanya, apa yang paling berkesan dan anda ingat begitu membicarakan Kota Padang Panjang ? Masa-masa di SMP mungkin cukup berkesan bagi anda, bagi yang bersekolah di SMP 1 masih ingatkah anda sudut-sudut sekolah peninggalan Belanda tersebut. Gedung yang kokoh dengan pintu dan jendela yang lebar berlantai ubin namun awet. Dulu begitu bangganya mereka yang bisa bersekolah di SMP tersebut, pokoknya kesannya positiflah, tempat anak-anak pintar. Kita begitu menghormati bapak dan ibu guru kita di SMP 1 yang benar-benar berperan sebagai pengajar, pendidik dan “guru” dalam arti yang sebenarnya. Salam hormat untuk Bapak Anis Durin sang head master, Bapak M.Jamil, Bapak Ali Asmar, Bapak Datuk Gere yang telah mengajari kami berpikir logis dengan matematikanya, Bapak Buchari Muslim yang religius, Bapak Mansyurdin yang begitu bersemangat mengajarkan sejarah dunia, Bapak Basri Samad yang sering membawa kita berenang ke Lubuk Mata Kucing. Ibu Yul yang dulu kita sebut Guru “killer” dan ternyata juga Ibunda seorang Camat Teladan di propinsi ini, Ibu Nemi Maharni yang lembut, Ibu hasnidawati yang “kamek”, dan belasan guru kita lainnya di SMP 1.
Apa lagi yang anda ingat di SMP 1, tempat jajannya kah ? masih ingat Mak Pa’i yang suka bercanda dengan anak-anak dengan kedai kecilnya di trotoar depan, diseberang Gereja. Atau Buk De Jawa, yang berjualan di dalam Komplek. Pernah nggak anda jajan dengan cara yang unik di Warung yang terletak di jalan yang memisahkan gedung SMP I bawah dan atas ( SMP 5 sekarang), saya masih ingat kalau jajan dari halaman sekolah, makanan yang kita beli dilemparkan ke kita oleh si uninya warung, duitnya juga kita lempar balik karena disisi jalan berbatasan dengan pagar halaman yang cukup ada selokan besar yang tidak bisa di langkahi.. ingat nggak ?
Tempat bermain ABG sepulang sekolah waktu itu, paling-paling hanya beberapa tempat permainan Video Game alias Ding Dong di terminal Kantin . Permainan Jadul yang terkenal waktu itu kalau nggak salah Mario Bros..Waktu itu terminal kantin masih sangat ramai, Bus AKDP dan AKAP masih nongkrong disana. Ditambah lagi truk-truk besar bercampur dengan Angkutan Pedesaan. Kala itu terminal kantin terlihat sibuk setiap hari. Yah..saya pikir waktu tidak banyak alternatif hiburan ABG, walaupun waktu itu Bioskop Karya dan Bioskop Djaja masih sangat berjaya, tapi tentu bukan tempatnya anak ABG apalagi SMP.(Masih ingat Si Taragon…si pengidap Skyzoprenia, yang selalu “berpidato” di halaman Bioskop Karya).
Saya masih ingat pertama kali masuk ke Bioskop Karya, waktu itu masih duduk di kelas 5 SD, sekolah kami dianjurkan (atau diperintahkan ?) oleh Kandep Pendidikan Kecamatan membawa murid mulai kelas 3 s/d kelas 6 untuk menonton Film Nasional G 30 S / PKI . Maka meluap-luaplah kegembiraan kami membayangkan nonton di bioskop waktu itu. Saya ingat betul disela-sela keriuhan ratusan murid SD didalam ruang bioskop yang pengap itu, saya takjub melihat layar bioskop yang sedemikian lebar ( maklum anak kampung..! ). Duduk tenang di kursi rotan yang sama sekali tidak nyaman di bioskop tua itu saya mencoba menyatukan konsentrasi dan pikiran saya memahami jalannya cerita Film G 30 S PKI yang berdurasi panjang itu. Namun apa daya, alam pikir bocah kelas 5 SD ini tidak mampu mencerna kisah konspirasi politik kelas tinggi tersebut. Belakangan, saya bertanya tanya apa maunya pemerintah Orde Baru saat itu “menghalau” bocah-bocah ingusan masuk bioskop untuk menonton film yang notabene tidak mereka pahami itu. Hal yang paling saya ingat (bahkan sampai saat ini ) dari peristiwa “nonton bareng bocah” itu adalah adegan rapat permufakatan jahat gembong PKI seperti Syam Kammaruzaman, DN Aidit merancang isu dewan Jendral yang merencanakan kudeta.( Saya baru paham isi adegan ini ketika menonton film G 30 S PKI di kemudian hari ketika pikiran mulai bisa mencerna). Yang paling saya ingat sampai detik ini, para pemain di adegan itu di zoom berkali –kali. bahkan adegan mulut Syam Kammaruzaman dengan asap rokok yang tak berhenti mengepul di zoom berulang-ulang memenuhi layar bioskop masih tergambar jelas dalam memori saya.. Adegan lain yang tanpa sadar kami sepakati sesama bocah sebagai bagian terfavorit adalah adegan tembak-tembakan PKI dengan Pasukan RPKAD yang dipimpin Kol. Sarwo Eddhie Wibowo. Besoknya disekolah kampung, pembicaraan para bocah sontak didominasi pembahasan adegan perang RPKAD dengan PKI dari berbagai sisi dengan tambahan bumbu disana sini, tak lupa tentunya membahas sosok Pak Sarwo Eddie yang “ Mendadak Hero” dalam alam pikiran anak SD.

Kembali ke pokok cerita, Hiburan alternatif anak-anak Padang Panjang di akhir 80 an paling-paling berenang ke Lubuk Mata kucing pada hari libur, ada juga yang killing the time di akhir pekan dengan bertualang naik kereta api batu bara dari stasiun Padang Panjang ke stasiun Batu Taba. Atau yang paling sederhana paling nongkrong diseputar pasar.. Maklum, zaman itu belum ada Warnet, Playstation tempat menghabiskan waktu.. yang punya motor juga tidak seberapa, sehingga tidak ada remaja yang ugal-ugalan di jalan raya. Oh iya, baru ingat…satu lagi tempat nongkrong ABG waktu itu, yaitu di Taman Bacaan, paling ramai di TB Harmonis yang berlokasi di Toko Fajar Harapan seberang Sate Syukur sekarang. Bacaan kita waktu itu kebanyakan komik yang terkadang mampu meletupkan semangat kita menjadi seorang Super Hero he..he.
Jangan lupa, momen acara pacu kuda merupakan salah satu hiburan wajib kita kala itu, bahkan sampai sekarang iven alek nagari satu tahunan ini tetap mempunyai daya tarik tersendiri sebagai sarana hiburan masyarakat Padang Panjang. Acara Pacu Kuda di Gelanggang Bancah Laweh merupakan momen yang ditunggu-tunggu warga Padang Panjang dan daerah sekitarnya. Iven yang biasanya dilaksanakan 2 hari dan selalu di hari Minggu dan Senin itu menjadi ajang hiburan murah meriah. Bagi anak-anak atau remaja tanggung, yang paling menantang pada acara pacuan kuda ini adalah mencari-cari celah menyelinap mengelabui petugas piket demi sebuah tontonan gratis. Yang tak kalah menarik adalah melihat Saudara dari kampung sekitar seperti Singgalang, Paninjauan, Batipuh, dll yang tumplek blek membawa anak bini seperinduan ke arena pacu kuda. Dengan pakaian terbaik layaknya hari lebaran mereka benar-benar merpersiapkan diri untuk tontonan murah meriah ini, tak jarang mereka sampai membawa bekal makanan dan menggelar tikar di sekitar arena pacuan.. Ah. Inilah salah satu bagian paling indah terlahir sebagai Ras Melayu. Kita sangat mementingkan momen-momen yang akan memperkuat hubungan kekerabatan kita.

Padang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloePadang panjang sumatera barat tempo doeloe
Polling
0 suara
mmmm
Diubah oleh bobyastro 01-02-2015 14:04
0
6.1K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan