- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mendag tak mau turuti tuntutan petani tutup keran impor apel


TS
wonkcilikbanget
Mendag tak mau turuti tuntutan petani tutup keran impor apel

Merdeka.com - Curahan hati dan permintaan para petani apel Malang tak digubris pemerintah. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi merasa belum perlu menutup keran impor buah-buahan, khususnya apel. Alasannya, dia lebih suka harga stabil, baik untuk konsumen maupun produsen.
Sebaliknya, tuntutan produsen apel Malang pekan lalu terkait membanjirnya produk impor, menurut Lutfi, lebih berkaitan dengan produktivitas. Dia merasa produk lokal kalah bersaing di pasaran.
"Kita ini kan bagian dari suatu sistem internasional. Pertandingan ini selalu diatur 11 lawan 11 kalau dalam sepak bola. Di mana kesebelasan itu tidak dapat menyalahkan satu dengan yang lainnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/3).
Dibandingkan membatasi peredaran buah impor, Lutfi berjanji akan meningkatkan serapan produk lokal di pasaran. Caranya, meminta pedagang lebih memilih apel dalam negeri, termasuk apel Malang.
"Jadi pedagang ini mesti diberdayakan agar petani kita lebih sejahtera," cetusnya.
Mendag mengaku belum punya rumusan kebijakan lebih konkret untuk mengatasi persoalan buah impor ini. Mendag menyatakan, dalam masa kerja singkat hingga Oktober mendatang, dia akan berusaha supaya persaingan di pasar tidak merugikan petani buah dalam negeri.
"Penting untuk menciptakan keadilan. Kita ini istilahnya sampai akhir bulan Oktober yang kita lakukan mesti kita lakukan," kata mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini.
Berdasarkan data Institut Pertanian Bogor, rata-rata konsumen Indonesia mengonsumsi 1 Kg apel per tahun. Sedangkan produksi dalam negeri 120.000 ton per tahun.
Pada kuartal I tahun ini, keran impor apel sudah dibuka sebesar 200.000 ton. Padahal, kebutuhan nasional setiap tahun hanya 240.000 ton. Alhasil, membanjirnya apel impor tak lagi terbendung.
Pekan lalu, ratusan petani apel Malang jauh-jauh datang ke Jakarta menyampaikan kegelisahan hatinya. Mereka sampai melakukan aksi ekstrem melempari gedung Kemendag dengan ratusan buah apel.
"Kami pesimis apa masih ada yang memperhatikan kami. Kami sebagai petani Apel di malang merasa tergeser dengan adanya apel impor yang banjir sampai ke pelosok-pelosok. Tidak tahu mau dipasarkan ke mana lagi," ujar Neneng, salah seorang petani Apel Malang.
sumber
jadi inget petuah lama : isih penak jamanku !
0
2.9K
39


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan