Semoga almarhumah diterima disisinya dan pelaku penembakan serta pimpinannya yg bertanggung jawab dipenjara seberat2nya.
Sebuah kritik buat TNI kenapa setiap ada masalah TNI selalu defensive dan melindungi diri dg bilang sudah sesuai protab yg berlaku.
Ini menunjukkan mentalitas yg buruk, seharusnya mental TNI adalah akan menyelidiki masalah ini dg seksama, mengidentifikasi masalah dan merumuskan langkah2 agar tidak terulang lagi, sehingga seharusnya jawaban TNI menjawab pertanyaan:
Apa protapnya yg harus diperbaiki ?
Apa rambu2 ke masyarakatnya yg kurang ?
Apa pagar pengaman yg kurang ?
Apa letak sasarannya yg salah dan harus dikoreksi ?
Apa memang tempat latihannya yg salah karena dilingkuangan ramai ?
dll dll dll
Lagi dan lagi nyawa melayang hanya karena TNI selalu merasa "sudah menjalankan protab".
SUMBER
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG-- Rosina Taebenu, Siswi SMA Negeri 1 Taebenu, Kabupaten Kupang, tewas terkena peluru nyasar ketika tentara TNI AD menggelar latihan tembak di Lapangan Tembak TNI AU di Penfui-Kupang, Selasa (4/3/2014), pukul 11.00 siang.
Danrem 161/Wirasakti Kupang, Brigjen Achmad Jualiarto, membenarkan tewasnya Rosina, namun pihaknya menyatakan latihan tembak tersebut sudah sesuai protab yang berlaku. *
Info dari forumer yg lain:
Quote:
Original Posted By kaka404►berusaha membantu:
sepertinya tempat latihannya adalah yg
ini
sedangkan jalan yg jaraknya 300an meter dari lokasi latihan yg dimaksud adalah
jalan yg relatif besar di tenggara sana

Quote:
Original Posted By garandman►
Terima kasih atas informasinya. Saya sepakat dengan anda bahwa lokasi yg anda tunjukkan lebih memiliki evidence telah digunakan sebagai lapangan tembak.
Analisa dengan menggunakan historical images yg diambil sejak tahun 2004 menunjukkan tanda2 penggunaan lokasi ini sebagai lapangan tembak pertama kali ditemukan di image yg diambil tahun 2007. Dari images sejak 2007 hingga 2013, saya bisa melihat dengan jelas adanya pembangunan tanggul dengan jarak tembak 100 meters. Bahkan di salah satu images ytampak ada 5 personil sedang berlatih dengan satu kendaraan truck diparkir di belakang firing line. Lapangan memiliki orientasi mostly ke selatan.
Karena tidak ada stereo shot saya sulit memperkirakan berapa tinggi tanggul penahan peluru (backstop). Namun tanggul ini jelas sekali ada dan jelas pula tampak sedikitnya 8 "ruts" di tanggul (rut = tanah yg tergerus mengikuti garis lurus). Ruts di tanggul ini menunjukkan bekas lintasan peluru yg 'mencangkul' tanah di tanggul sehingga menimbulkan lintasan2 spt tanah yg dibajak. Dari photo udara rut ini panjangnya antara 5-6 meters. Ini biasanya menunjukkan penggunaan tanggul yg terlalu landai sebagai backstop. Peluru yg impact ke bagian bawah tanggul yg terlalu landai akan mengalami ricochet dan mendaki ke atas. Proses ini yg menyebabkan timbulnya ruts di tanggul over the years.
Dari visual observation ini saya membangun opini bahwa tanggul yg sekarang ada terlalu landai utk bisa menahan peluru tanpa menyebabkan ricochet effect. Saat ini tanggul tampaknya berjarak sekitar 10 meter dibelakang sasaran (tempat pemasangan sasaran tampak dibangun at 100m dari firing line). Tanggul sebaiknya dimajukan lebih dekat ke belakang sasaran dan dibangun dengan slope yg lebih tajam (lebih terjal) guna mengurangi ricochet potential dari peluru yg menghujam ke bagian tanggul yg lebih rendah.
Kita masih belum mendapat informasi resmi berapa jauh jarak korban dan dimana korban beradat. Di surat kabar disebutkan jarak korban adalah 300m. Namun tidak jelas apakah '300m' ini dihitung dari firing line, atau dari tanggul/sasaran (yg berjarak 100m dari firing line).
Namun disebutkan bahwa senjata yg digunakan adalah pistol 9x19mm (High-Power type) dengan sasaran tembak di jarak 25 meter. Yg ingin saya tahu lebih lanjut adalah ... apakah saat melakukan pistol practice ini para anggota korem maju mendekati sasaran dan mengambil posisi 25m dari sasaran, OR mereka tetap pada firing line awal dan menempatkan sasaran at 25m jauhnya dari original firing line.
Kalau saya bertindak sebagai RO (range officer) maka saya akan pilih option yg pertama. Karena makin dekat kita dengan tanggul, makin aman dan makin rendah resiko peluru lewat diatas tanggul atau mengalami ricochet.
Sebaliknya, kalau sasaran yg dipindahkan ke 25m dari original firing line (berarti berjarak 75-85m away from the backstop (tanggul) maka ada resiko peluru pistol ini akan menyentuh tanah lebih dulu, dan tidak langsung masuk ke tanggul. Here is why ... tergantung dari tinggi sasaran dari permukaan tanah dan tinggi badan petembak, maka besar kemungkinan pistol dibidikkan at slightly downward angle. Artinya, setelah peluru mengenai sasaran maka dia akan mengikuti downward trajectory yg akan membuatnya menghujam ke tanah datar sebelum tanggul at a small angle of incidence. Small angle of incidence ini yg bisa menghasilkan ricochet. Bila hal ini terjadi dan ketinggian tanggul kurang, maka bullet yg mengalami ricochet dapat terus terbang melewati tanggul.
Melihat kondisi alam di sekitar lapbak, maka sangat kecil kemungkinan siswi SMU yg menjadi korban itu berjalan melintasi lapbak diantara tanggul dan para petembak. Saya lebih percaya dia berjalan di area di belakang tanggul (spt yg ditandai oleh Kaka04).
Jadi kemungkinan yg paling besar adalah: korban terkena peluru yg terbang diatas tanggul.
Jadi saya bisa berikan potential scenario sbb:
1. Pasukan melakukan latihan pistol dengan tetap menggunakan target stance at 100m, namun mereka semua maju ke jarak 75m di depan firing line yg biasa dipakai utk senapan. Bila posisi tembak ini yg dipakai dan bila tanggul cukup tinggi utk menghentikan flat shooting bullet, maka kemungkinan yg paling besar adalah ada personil yg entah sengaja atau tidak sengaja menembakkan pistol dengan arah agak ke atas shg peluru melewati tanggul. Sebab bila di claimed peluru lewat tanggul karena ricochet, probability is a lot lower sebab posisi petembak cukup dekat ke tanggul, so risk for ricochet is much lower.
2. Pasukan tetap menggunakan original firing line dan sasaran dimajukan 25m dari firing line (atau 75-85m away dari tanggul). Dengan posisi ini cukup besar kemungkinan bbrp bullets mengalami ricochet setelah lebih dulu contact dgn tanah dan tidak langsung masuk ke tanggul. Hal ini bisa disebabkan oleh:
2.1 Target diletakkan lebih rendah dari bahu petembak, sehingga posisi bidik pistol agak mengarah ke bawah. OR
2.2. Ada personil yg memiliki tinggi badan yg lebih dari rata2 sehingga dia terpaksa membidik sedikit ke bawah relative dari ketinggian bahu dia.
Namun tidak tertutup juga kemungkinan ada prajurit yg lalai dan menembakkan pistol on upward angle shg peluru melewati tanggul.
Here are my recommendations:
1. Tanggul di tinggikan dan dimajukan lebih dekat ke bagian belakang sasaran dengan sisi yg lebih curam.
2. Utk latihan pistol, sebaiknya firing line dimajukan utk mendekati tanggul, dan bukan sebaliknya (sasaran dipasang di posisi baru yg lebih dekat ke original firing line, dan lebih jauh dari tanggul).
3. Pasang sasaran di ketinggian yg memungkinkan projectiles utk langsung masuk ke tanggul, dan tidak mendarat dulu di tanah sebelum tanggul.
4. Of course, selalu tekankan ke setiap anggota bahwa semua peluru yg ditembakkan harus masuk tanggul secara langsung. Bukan tanah di depan tanggul, and definitely not over the backstop.
5. Setiap petembak is a Safety Officer. Jadi kalau ada yg melihat hal2 yg tidak aman, he/she punya wewenang utk langsung call "CEASE FIRE"
Note: analisa dan rekomendasi adalah pendapat saya pribadi berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi.
Semoga bermanfaat.
Dari sini terlihat bahwa area 300M adalah diluar lapangan tembak
Quote:
Original Posted By dodonk►sedikit nambahin dari google earth
