Selamat membaca 
Quote:
"Kamar ini dingin sekali malam ini" kata Angga yang terlentang dikamarnya, disisi sebelah kanan tempat tidur, tangan kirinya menggenggam tangan Ingrid.
"Tadi siang memang hujan, waktu kau tertidur" Ingrid yang tepat disebelah kirinya memandangi Angga.
"Kau tau apa yang menggangguku belakangan ini?"
"Pemilu tahun depan?" jawab Ingrid sembarangan untuk mengendurkan wajah datar Angga yang terus memandangi langit - langit sejak tadi. Angga tersenyum, "anak pertamaku" susul Angga.
"Dia akan baik - baik saja, akan tumbuh besar dan nakal sepertimu" jawab Ingrid yang kini mengusap punggung tangan Angga dengan ibu jarinya.
"kau pasti akan repot, ya?"
"ya, akan seperti waktu mengurusmu" kali ini Ingrid yang datar.
Angga tersenyum lagi, untuk ketiga kalinya, lebih tenang dari sebelumnya.
"Aku ingin tidur"
Ingrid kemudian melepaskan genggaman tangan Angga, bangkit dan berjalan kesebelah kanan tempat tidur, iya memandangi sejenak wajah suaminya, kemudian mencium keningnya, air mata Ingrid pun ikut mencium kening suaminya itu.
Ibu hamil itu mencabut jarum infus ditangan kanan suaminya, melipat tangan suaminya diatas dadanya, kemudian memandangi kembali wajah suaminya untuk yang terakhir kalinya sebelum iya menutupi seluruh tubuh hingga kepala suaminya dengan selimut putih.
"Anakmu akan baik - baik saja" , dia mengusap perut hamilnya.
Quote:
Bagi yang suka dan berkenan mohon

klo boleh

mohon jangan di
