- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Kota Asmara Dewa Krishna Kini Jadi "Kota Para Janda"


TS
4bugs
Kota Asmara Dewa Krishna Kini Jadi "Kota Para Janda"

Liputan6.com, Vrindavan : Ribuan janda di India tinggal di satu tempat,di sebuah kota di utara negeri. Ada banyak alasan, dibuang, diusir keluarga mereka sendiri, atau pergi ke sana karena merasa sendirian dan terabaikan.
Beberapa di antara mereka menempuh jarak ratusan ribuan kilometer. Tak ada yang tahu mengapa...
Kota itu adalah kota suci Vrindavan. Di tepi Sungai Yamuna, tenggara New Delhi. Sebuah tempat yang terkait erat dengan Dewa Krishna.

Di sana, nama Krisnha terucap di bibir setiap orang. Juga nama kekasih sejatinya, Radha.
Krishna, menurut epos besar Mahabharata, dilahirkan di hutan terdekat. Di Vrindavan, pemain suling muda ini main mata dengan para penggembala kambing -- para gopi -- dan terlibat dalam kisah cinta teramat indah dan mahsyur sepanjang zaman dengan Radha.
Seperti dimuat BBC (24/3/2013), Vrindavan saat ini bernuasa suram, jauh dari kesan cinta yang menggairahkan. Tempat itu kini dijuluki "kota para janda".
Para janda -- yang biasanya berusia tua -- terlihat berpakaian sederhana, serba putih. Sering kali mereka sedang mengemis di kuil-kuil.
6 Ribu Janda
Janda di India kini tak lagi harus ikutterjun dalam api pembakaran jasad suaminya. Namun hidup bagi mereka masih terasa amat berat.
Dianggap pembawa sial, kebanyakan dari para janda kehilangan penghasilannya, bahkan dikucilkan di kampungnya. Beberapa diusir oleh keluarga suaminya, mencegah perempuan malang itu mewarisi uang dan properti.

Namun, tak ada yang bisa menjelaskan mengapa Vrindavan menarik sekian banyak janda dari seluruh India. Khususnya dari Bengal, menempuh perjalanan 1.000 mil atau 1.600 km.
Ada 6.000 janda yang berada di kota tersebut. Masih banyak lagi di pedesaan di sekitarnya.
Beberapa datang sebagai peziarah yang tulus untuk mengabdikan sisa hidup mereka untuk melayani Krishna, juga Radha. Ada lagi yang melarikan diri dari keluarga yang memperlakukan mereka secara brutal, atau diusir oleh menantu perempuan -- dianggap sampah yang tak diinginkan.
Hidup mereka tak jarang bergantung pada uluran para dermawan, atau organisasi kemanusiaan yang menyediakan makanan dan tempat tinggal untuk beberapa janda.
Salah satunya adalah Saif Ali Das. Usianya baru 60 tahun, tapi ia terlihat jauh lebih tua dan berjalan miring. Suaminya, seorang pria pemabuk, meninggal 12 tahun lalu setelah jatuh.
Sementara putrinya meninggal di rumah sakit, anak lelakinya dibunuhkarena perebutan tanah. Setelah kematian dua anaknya, ia hanya sendirian. Dan Saif memutuskan ke Vrindavan karena mengira ia akan aman di sana.
Juga ada Sondi, janda tangguh berusia 80 tahun. Suaminya mati muda, jadi, ia harus membesarkan keempat anaknya seorang diri. Namun siapa sangka, susu dibayar air tuba. Menantu perempuannya, yang datang belakangan dalam kehidupan putranya, justru mengusirnya.
"Karena ibu tidak punya suami, kau harus menjaga diri sendiri," kata Sondi, menirukan ucapan menantunya itu.
Diperlakukan Kasar
Pihak berwenang mendirikan ashram, untuk tempat tinggal para janda. Namun, banyak yang terpaksa mengemis untuk membayar sewanya. Beberapa janda mengaku, penduduk setempat memperlakukan mereka cukup kasar dan hanya para peziarah yang berbaik hati memberi mereka uang.

Pemerintah dan peziarah memang membantu agar para janda tak kelaparan, tetapi mereka tak berdaya menghentikan ketidakadilan kepada para janda, terutama di Bengal.
Mencerminkan realitas di India. Perempuan masih diperlakukan tak adil.(Ein)
Liputan6.com
BBC.CO.UK
Komeng TS..
"Kasih ibu,,
Kepada beta,,
Tak terhingga sepanjang masa,,
Hanya memberi,,
Tak harap kembali,,
Bagai sang surya,, menyinari dunia,,"
0
6.5K
33


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan