mbahdukun2013okAvatar border
TS
mbahdukun2013ok
Aman GAN!!! IDI Pastikan Vaksin dan Obat Bebas Babi
Isu terkait obat dan vaksin mengandung unsur babi kembali merebak. Hal itu mendorong perlunya standarisasi halal obat dan vaksin agar masyarakat tak resah.

Ketua Bidang Kajian Obat dan Farmakoterapi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Masfar Salim menegaskan, 90 persen obat dan vaksin yang beredar di Indonesia bebas dari kandungan babi. Masfar mengungkapkan isu vaksin dan obat haram sebenarnya telah menyeruak sejak 2005.

“Tapi sampai sekarang belum ada pengaturan yang jelas kan? Kami tak berkompeten melebeli obat atau vaksin itu halal atau haram,” katanya kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta.

Persoalan itu bermula dari pengajuan naskah akademik Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal (JPH) oleh Kementerian Agama pada awal 2006 kepada DPR periode 2004-2009. Kala itu, DPR menyatakan sikap agar sertifikasi halal diwajibkan bagi pelaku usaha dengan produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika, produk kimiawi, produk biologi, dan produk rekayasa genetika.

Namun, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menolak standarisasi halal pada obat dan vaksin yang akan diatur dalam RUU JPH tersebut. “Sekalipun obat atau vaksin tidak mengandung babi secara langsung, katalisatornya kan mengandung unsur babi. Jadi susah untuk ditentukan kehalalannya. Karena itu standarisasi produk farmasi harus dipisahkan dengan makanan atau minuman,” tuturnya. Kondisi inilah yang memicu pembahasan mengenai RUU JPH lama dan tak tuntas.

Pembuatan vaksin membutuhkan sekitar 5-10 tahun dengan melewati proses rumit dan biaya besar. Menurut Vaksinolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM Dirga Sakti Rambe, pembuatan vaksin diawali dengan penanaman mikroorganisme yang sengaja dikembangbiakkan dalam sebuah media kultur.

Mikroorganisme yang sudah siap akan dipanen dan dipisahkan dari media kulturnya dengan menggunakan mesin berteknologi ultrafiltrasi berkecepatan 1,4 miliar kali. Dalam tahap inilah enzim tripsi yang diambil dari pankreas babi dicampurkan untuk mempercepat proses pencucian atau sebagai katalisator. Mikroorganisme yang telah melewati tahap pencucian diolah menjadi antigen yang merupakan bahan vaksin siap pakai.

Anggota Bidang Kajian Obat dan Farmakoterapi PB IDI Jamal Abdul Muis memberi contoh tiga jenis obat pengencer darah yang sering digunakan penderita stroke yaitu enoxaparin, unfractinated heparin (UFH), dan fondaparinux. Dari ketiga obat itu, enoxaparin mengandung unsur babi. Namun, justru enoxaparin paling efektif dan gampang dikonsumsi karena hanya perlu disuntikkan di bawah kulit dua kali sehari. Sedangkan konsumsi UFH dilakukan melalui drip intravena atau infus selama 48 jam dan fondaparinux tak boleh dikonsumsi pasien yang memasang stent atau ring pada jantungnya.

Sumber Linknya gan: http://goo.gl/cEEPQu
0
4K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan