- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dua Jurusan (di Perguruan Tinggi) yang "Nyeleneh" di Indonesia!


TS
kakfahmi
Dua Jurusan (di Perguruan Tinggi) yang "Nyeleneh" di Indonesia!
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"
"Yang penting adalah apa yang kau pelajari setelah kau tahu segalanya"
John Wooden, Pebasket
John Wooden, Pebasket
Quote:
Seleksi masuk PTN sudah dekat! sudah milih jurusan yang kalian inginkan? TS mau share 2 (dua) jurusan yang nyeleneh (ngga semua PT ada) yang ada di indonesia, CEKIBROT!
Spoiler for pertama:
1. ENTOMOLOGI KESEHATAN MASYARAKATI, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro semarang

Sebenernya ini bukan jurusan sih, tapi peminatan. Jadi entomologi adalah salah satu cabang dari peminatan tersebut, selebihnya CEKIBROT!
Quote:
ENTOMOLOGI DI INDONESIA :
Banyak pekerjaan di masyarakat yang terkait dengan entomologi, walaupun tidak selalu dilakukan oleh ahli entomologi. Misalnya inspektur hama bangunan, penyemprot hama kesehatan maupun praktisi pertanian. Orang-orang ini dalam kesehariannya mempunyai kewajiban untuk mengendalikan populasi hama, namun demikian belum tentu mereka telah dibekali pengetahuan mengenai ilmu serangga. Dalam era globalisasi sekarang ini, ternyata hal ini tidak lagi dapat diterima. Secara professional, semua orang yang memang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengendalikan hama, apapun jenisnya tersebut, harus memiliki sertifikat sebagai bukti profesionalitas dan telah memiliki minimum kualifikasi dalam bidang entomologi. Hal ini penting untuk menghindari dampak negative penggunaan insektisida. Selain itu, sebagai perusahaan di bidang jasa, penting bagi sebuah perusahaan untuk meyakinkan calon pelanggan.
Masyarakat ingin memastikan bahwa petugas penyemprot memiliki landasan keahlian yang diperlukan sebagai seorang penyemprot yang terpercaya. Untuk itulah saat ini diperlukan program sertifikasi profesi untuk entomologi. Bagi yang peduli pada karier professional, sertifikasi adalah jawabannya. Sertifikasi membantu entomolog mendapatkan visibilitas lebih baik, diakui sebagai ahli di lapangan, dan memberikan kesempatan karier yang lebih besar. Sertifikasi mempermudah proses pemberian kepercayaan untuk sang entomologi. Singkatnya, konsumen tidak serta merta mempercayai gelar sarjana, lebih dari itu, konsumen memerlukan entomolog yang terlatih dan berwawasan sesuai standar profesi yang berlaku.
Penetapan kurikulum standar profesi semestinya tetap memasukkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di dalamnya. Profesional manajemen hama berperan sebagai pemeriksa status serangan hama, menilai situasi lapangan, dan menentukan tindakan yang tepat. Seorang entomolog bersertifikat memahami prinsip-prinsip PHT. Dalam hal ini entomolog menjadi penentu apakah perlu menggunakan bahan kimia atau tidak, dosis serta dampaknya pada target, non target maupun lingkungan.
Di Indonesia, kita mengenal adanya Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Badan Nasional Sertifikasi Profesi mendorong pembentukan sekitar 500 lembaga sertifikasi profesi dalam 3 tahun terakhir ini. Tujuannya adalah untuk menghadapi ASEAN Konektivitas dan pelaksanaan masterplan percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. BNS diharapkan menetapkan standar kerja keprofesian dan uji kompetensi. Konektivitas ASEAN mencakup proyek berlingkup luas hingga Desember 2015.
Pembentukan BNSP merupakan bagian system penyiapan tenaga kerja yang berkualitas. Terdapat dua prinsip yang menjadi dasarnya yaitu pertama, penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan pengguna (demand driven) dan kedua, proses diklat sebagai wahana penyiapan tenaga kerja dilakuan dengan menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi (competency based training / CBT).
Saat ini, sertifikasi entomolog masih terpecah mengikuti beberapa kelembagaan profesi. Entomolog kesehatan mengikuti Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan (Pustanserdik SDMK). Sampai dengan tahun 2011, Pustanserdik SDMK telah melaksanakan program standardisasi SDM kesehatan berupa penyusunan standar kompetensi tenaga kesehatan untuk 19 jenis organisasi profesi tenaga kesehatan, diantaranya Persatuan Entomolog Kesehatan Indonesia (PEKI). Dalam bidang pertanian, terdapat sertifikasi profesi pertanian, namun tidak spesifik pada sertifikasi entomologi.
Di Amerika Serikat, sertifikasi entomologi dikeluarkan oleh organisasi perhimpunan entomologi ESA (Entomological Society of America). ESA menawarkan dua program sertifikasi yaitu Associate Certified Entomologist (ACE) yang dirancang khusus bagi para profesional yang mengikuti pelatihan dan magang. Kedua adalah Board Certified Entomologist (BCE) yaitu sertifikasi yang dirancang untuk para profesional dengan gelar minimal sarjana di bidang entomologi atau bidang terkait.
Lantas bagaimana dengan profesi entomologi di Indonesia? Apakah mungkin PEI menjadi lembaga sertifikasi profesi entomologi dan menetapkan kurikulum yang diakui oleh BNSP ? Ini sebuah tantangan besar. Kenapa tidak?
from: pei-pusat.org
Quote:
TENTANG ENTOMOLOGI UNDIP:
Penyakit-penyakit bersumber binatang dan penyakit tular vektor masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagai negara kepulauan tropis yang sangat luas dan tersusun lebih dari 17.000 pulau, secara alami Indonesia membentuk relung ekologi dan spesies. Keberadaan berbagai spesies serangga penular penyakit yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia mengakibatkan epidemiologi berbagai penyakit tular vektor bertambah kompleks. Dinamika penularan di suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya karena perbedaan bio-geografi, lingkungan, spesies vektor, populasi, bio-ekologi, distribusi dan pola sosial-budaya serta perilaku masyarakat.
Masih tingginya angka kejadian penyakit tular vektor menyebabkan kebutuhan tenaga entomologis kesehatan yang berkualitas meningkat. Tenaga entomologis kesehatan diharapkan dapat berperan untuk mengatasi dan mengendalikan permasalahan kesehatan yang ditularkan melalui vektor. Di sektor pemerintah, Entomologis menjadi salah satu jabatan fungsional di Departemen Kesehatan. Di sektor swasta, tenaga Entomologis terutama dibutuhkan oleh industri pestisida dan pest control.
Namun demikian di Indonesia belum ada perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan Ilmu Serangga atau Entomologi dan menghasilkan lulusan dengan kompetensi Entomologis Kesehatan. Untuk itu Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik mengusulkan dibukanya suatu program pendidikan di FKM UNDIP yang mendidik Sarjana Kesehatan Masyarakat yang memiliki kemampuan sebagai Entomologis Kesehatan dalam bentuk Peminatan Entomologi Kesehatan.
Setelah melalui berbagai proses sepanjang tahun 2009 (meliputi konsultasi pakar, round table discussion, lokakarya, jejaring kemitraan pengendalian vektor) maka pembukaan Peminatan Entomologi Kesehatan akhirnya disetujui oleh Senat FKM UNDIP untuk dibuka pada tahun ajaran 2010/2011. Selain dukungan internal UNDIP, pembentukan Peminatan Entomologi Kesehatan juga mendapat dukungan dari berbagai pihak yang berkompeten di bidang entomologi, baik pemerintah maupun swasta yang akan banyak membantu penyelenggaraan pendidikan, praktikum dan magang untuk mendukung tercapainya kompetensi lulusan Peminatan Entomologi Kesehatan.
from: entomologi undip
Spoiler for kedua:
2. AERONOTIKA dan ASTRONOTIKA (TEKNIK PENERBANGAN) Fakultas Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung

Jurusan ini salah satu yang keren di ITB. Peminatnya ribuan! Apakah kalian salah satunya? Inpohnya CEKIDOT..
Quote:
INFORMASI UMUM FTMD ITB :
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) merupakan Fakultas baru hasil pemekaran dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) sebagaimana ditetapkan dalam surat keputusan Rektor ITB No. 245/SK/OT/2007 tanggal 10 September 2007. Pemisahan FTMD dari FTI merupakan bagian dari reorganisasi ITB yang sudah diawali sejak Januari 2006. FTMD dalam program akademik menyelenggarakan program pendidikan sarjana, magister dan doktor dalam bidang: Teknik Mesin, Aeronotika dan Astronotika, serta Teknik Material, serta beberapa program Magister dalam bidang khusus.
Meskipun FTMD secara resmi baru berdiri pada tahun 2008, program studi yang diselenggarakan mempunyai sejarah yang panjang. Semuanya berawal dari dibentuknya program studi Teknik Mesin sebagai program yang terpisah pada Technische Hoogeschool (TH) Bandoeng pada tanggal 1 Agustus 1941. Dalam perjalanannya, kemudian program studi menjadi Departemen Teknik Mesin yang juga berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
Pada tahun 1962, program Teknik Penerbangan menjadi salah satu opsi di Departemen Teknik Mesin. Pertumbuhan industri dirgantara yang pesat pada kurun 1980-an menuntut perkembangan Teknik Penerbangan menjadi program studi terpisah, yang direalisasikan pada tahun 1991. Kemudian, dalam perkembangan selanjutnya menjadi Departemen Teknik Penerbangan pada tahun 1997.
Pada tahun 1971, kelompok bidang keahlian Produksi dan Metalurgi dibentuk di Departemen Teknik Mesin. Mulai tahun 1974, kelompok ini menawarkan opsi Produksi dan Metalurgi melalui berbagai kuliah pilihan yang ditawarkan. Kemudian, melalui program New-S1, pada tahun 1985 ITB mengirim staf muda untuk studi lanjut dalam rangka persiapan pembentukan program studi Teknik Material. Tahun 1993, program Magister Ilmu dan Teknik Material mulai diselenggarakan, diikuti oleh program Sarjana Teknik Material pada tahun 1994. Meskipun secara administratif program teknik Material berada di Departemen Teknik Mesin, penyelenggaraannya melibatkan staf dosen dan fasilitas laboratorium dari berbagai departemen.
Mulai bulan Januari 2006, berdasarkan SK Rektor ITB No. 222/SK/K01/OT/2005 tentang Manajemen Satuan Akademik ITB, pengelolaan sumberdaya dan program dialihkan dari Departemen ke Fakultas/Sekolah. Dalam proses reorganisasi tersebut, program studi Teknik Mesin, Teknik Penerbangan dan Teknik Material kemudian dikelola oleh FTI. Dalam lanjutan proses reorganisasi, dibentuklah Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara mulai Januari 2008.
Saat ini Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB) mengelola 3 (tiga) Program Akademik, yaitu;
Program Studi Teknik Mesin :
Berdiri pada tahun 1942, dan pada saat ini mengelola jenjang pendidikan sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3) di bidang teknik mesin.
Program Studi Teknik Aeronotika dan Astronotika :
Berdiri pada tahun 1991, dan pada saat ini mengelola jenjang pendidikan sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3) di bidang teknik penerbangan.
Program Studi Teknik Material :
Berdiri pada tahun 1942, dan pada saat ini mengelola jenjang pendidikan sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3) di bidang ilmu dan teknik material.
Selain itu, saat ini FTMD juga menyelenggarakan program Magister Rekayasa Nuklir.
Sejalan dengan transformasi ITB menjadi BHMN, maka fakultas yang ada di ITB termasuk FTMD diarahkan menjadi organisasi sumber yang mengelola sumber daya secara langsung. Untuk mencapai hal tersebut, maka saat ini di lingkungan FTMD terdapat 7 (tujuh) Kelompok Keahlian/Keilmuan (KK) sebagai berikut;
KK Perancangan Mesin
KK Konversi Energi
KK Ilmu dan Teknik Material
KK Teknik Produksi Mesin
KK Desain, Operasi dan Perawatan Pesawat Terbang
KK Fisika Terbang
KK Struktur Ringan
dari: http://www.ftmd.itb.ac.id
Quote:
TEKNIK PENERBANGAN ITB :
Aeronotika dan Astronotika merupakan suatu program bidang studi yang mempelajari bidang keilmuan yang berkaitan dengan bidang kedirgantaraan, seperti perancangan, pembuatan dan pengoperasian pesawat terbang serta wahana antariksa lain. Program Studi ini dahulu dikenal dengan nama Teknik Penerbangan. Di luar lingkungan ITB, Program Studi Aeronotika dan Astronotika sering mendapat persepsi yang salah. Sebagai contoh, banyak orang awam yang mengira bahwa mahasiswa Aeronotika dan Astronotika adalah calon pilot. Anggapan lain adalah lulusan Aeronotika dan Astronotika hanya mengetahui bidang yang sangat spesifik. Namun sesungguhnya program studi ini mempelajari ilmu-ilmu dasar keteknikan yang cukup luas dan mampu membentuk lulusan yang memiliki kemampuan yang kritis di berbagai bidang engineering.
Pesawat terbang merupakan produk teknologi tinggi yang perkembangannya dijadikan tolok ukur bagi perkembangan teknologi tinggi di dunia saat ini. Proses perancangan pesawat terbang merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi proses penentuan bentuk, penentuan kekuatan, penentuan gerak serta analisis segi ekonomis. Selain itu, proses tersebut membutuhkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi serta kerja sama tim. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika Aeronotika dan Astronotika menjadi bidang keilmuan yang paling banyak diminati bagi pencinta teknologi tinggi, pecinta kerja sama, dan penyuka tantangan.
Aeronotika dan Astronotika menjadi sangat menarik karena adanya dua tantangan utama yang harus dihadapi yaitu :
Lingkungan fisik penerbangan yang sangat banyak jenisnya, bervariasi yaitu mencakup udara dan angkasa luar.
Persayaratan fisik rancang bangun pesawat terbang yang saling kontradiktif antara satu dengan lainnya, misalnya strukturnya harus ringan tapi kuat sehingga memerlukan kompromi optimasi yang sangat ketat.
Melalui kedua alasan diatas ilmu Aeronotika dan Astronotika berkembang menjadi suatu disiplin terpadu yang berkembang dari disiplin-disiplin ilmu teknik fisika, mesin, material, kimia, elektro, informatika dan sebagainya.
Prospek Kerja
Secara umum, terdapat dua sektor lapangan kerja bagi lulusan Program Studi Aeronotika dan Astronotika di Indonesia, yaitu sektor industri kedirgantaraan dan sektor lembaga penerbangan.
Sektor industri kedirgantaraan meliputi:
industri manufaktur (PT. DI)
industri komponen kedirgantaraan, baik komponen-komponen avionika/optronika (LEN, PT. INTI ), hidrolika/landing-gear, maupun komponen standar.
industri jasa, yang meliputi jasa perawatan (ACS-PT.DI, GMF-AeroAsia, INDO-PELITA, MMF, Koharmat-AU), jasa angkutan udara (airlines, air charter, seperti PT. GIA, PT. MNA, dll.), maupun jasa telekomunikasi satelit (Satelindo, PSN, Telkom, Kohanudnas).
Sektor lembaga penerbangan yang juga membutuhkan sarjana Aeronotika dan Astronotika, meliputi:
lembaga penelitian (Puspiptek/BPPT, Dislitbang AU, LAPAN).
lembaga pendidikan (ITB, AAU, Sekbang-AU, dll.)
lembaga pemerintahan (Departemen Perhubungan).
Mengingat industri kedirgantaraan merupakan industri global, kesempatan juga terbuka untuk memasuki pasar tenaga kerja internasional. Beberapa lulusan Program Studi ini saat ini bekerja di industri manufaktur pesawat dunia, seperti Embraer, Brasil; Boeing, Amerika Serikat; de Havilland, Canada dan juga Airbus, Eropa (Perancis, Jerman dan Inggris). Beberapa lulusan lain bekerja di industri jasa penerbangan internasional seperti Cathay Pacific dan Air Asia, serta di lembaga penelitian/pendidikan luar negeri, seperti NLR, Belanda; NTU, Singapura.
Di samping lapangan kerja dalam bidang penerbangan di atas, lulusan Aeronotika dan Astronotika juga dapat bekerja di bidang-bidang engineering lainnya seperti industri otomotif, industri konstruksi umum, oil company, teknologi informasi, konsultan teknik dll.
source : ccerita-dari-itb.blogspot.com
Yah, itulah sedikit share dari TS, dan yang jelas, kedua jurusan itu (setau TS) cuma ada di Perguruan Tinggi tertentu
... selamat meraih cita cita 


SEMOGA MEMBUAHKAN
AMIN!

0
6K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan