3l3venAvatar border
TS
3l3ven
Merek2 Terkenal Ternyata Berasal dari Indonesia!
SEMUA DARI INDONESIA

Suka galau melihat merek2 keren di sekitar kita tidak ada yang buatan Indonesia? Sekarang, tidak perlu galau lagi! Karena usut punya usut, ternyata banyak merek2 besar itu sebenarnya digagas oleh orang Indonesia, meski produksinya tidak berawal di sini. Gak percaya? Yuk kita simak...

1. LG

Siapa sangka merek home appliances terkenal dari Korea Selatan ini pendirinya adalah orang Indonesia? Ya, setelah melalui penelusuran linguistik dan demografi, akhirnya ditemukan bahwa pendiri LG dulunya adalah orang Indonesia, tepatnya dari suku Batak, Sumatra Utara. Beliau bermigrasi ke Korea Selatan pada akhir Perang Korea tahun 1950-an dan mulai membuka usaha pembuatan barang elektronik kecil-kecilan. Untuk mengenang leluhurnya di Sumut, ia lalu menggunakan inisial marganya sebagai brand-nya. Betul, ternyata LG adalah singkatan dari LUMBAN GAOL!! Konon kabarnya, orang Batak dari marga ini terkenal hidup bahagia, itu makanya dia juga menetapkan tag line “Life’s Good” hingga saat ini.

2. SAMSUNG

Sukses Lumban Gaol ternyata menginspirasi orang Indonesia lainnya untuk mengikuti jejaknya. Tersebutlah sepasang suami istri keturunan Chinese di Jombang, Jawa Timur, yang bernama Susi Samudro dan Anton Sungkono, yang membaca kisah sukses LG tersebut dari blognya. Lalu, pasangan Susi-Anton yang di Jombang buka usaha reparasi kulkas itu akhirnya ikut migrasi ke Korsel pada tahun 1960-an, kemudian mulai merintis usaha elektronik. Tak dinyana, usaha mereka sukses! Untuk mengenang tanah Jawa tempat mereka merintis bahtera kehidupannya dulu, mereka pun sepakat menggabungkan dua nama belakang mereka yang sangat nJawani sebagai brand. Jadilah merek SAMSUNG (SAMudro-SUNGkono)

3. SIEMENS

Nah, kalau yang ini sepertinya sudah banyak yang tahu ceritanya, bahwa pendirinya adalah orang Indonesia asli. Perusahaan multinasional raksasa asal Berlin, Jerman, yang didirikan pada 1847 ini didirikan oleh orang Sunda asli Cimahi, namanya Emen Sulaimen.
Kisahnya agak panjang. Jadi begini, Si Emen waktu itu sebenarnya menjalin kasih dengan seorang gadis Sunda lain desa, tetapi yang kelas sosialnya beda, namanya Lukita. Namun, bapak Si Emen yang pejabat kawedanan waktu itu tidak setuju, dan memaksa Emen menikah dengan seorang Nonik Belanda anak pejabat pemerintah kolonial Belanda di Bandung waktu itu.
Apa mau dikata, karena diancam tidak akan mendapat warisan, Si Emen akhirnya menikah dengan si Nonik dan pindah ke Eropa. Di sana, Emen belajar teknik solder menyolder, sampai akhirnya mendengar Berlin waktu itu sedang membutuhkan banyak tenaga ahli listrik.
Maka dia dan istrinya pun pindah ke Berlin dan mendirikan perusahaan bernama SIEMEN. Namun, karena kesalahan tukang cat, tulisan SIEMEN itu terlalu kecil buat papan namanya. Akhirnya biar papan namanya penuh, ditambah lah huruf “S” di belakangnya.
Lalu bagaimana nasib Si Lukita Gadis Desa?? Dia patah hati tak tertolong. Rasa sakit hati itu bahkan diturunkan ke anak cucunya, dan pada 1992 kisah itu diabadikan oleh Yosie Lucky dalam lagu “Duh, Emen..”. Simak liriknya, “Duuh, Emeenn, kenapa kau mau di-k*win-kan, Emeenn..”. Nah, cocok kan?
Lupa sama Duh Emen? Nih linknya:


4. UNILEVER

Dengan sedikit wawasan linguistik saja harusnya kita langsung sadar bahwa perusahaan raksasa ini asal muasalnya dari Indonesia, gan! Yak, setelah ditelusur-telusuri, memang benar Unilever ini diawali, atau paling tidak diinspirasi, oleh orang Minang, Sumatra Barat.
Ceritanya begini, saat era kolonial, tersebut lah seorang pengusaha sukses di Padang namanya Upi Chaniago. Dia ini terkenal membuat berbagai jenis sabun, mulai dari sabun mandi sampai sabun cuci. Produknya sangat terkenal, karena dikenal sangat harum dan tahan lama.
Sayangnya, Uni Upi ini menderita sakit liver yang menahun. Saking terkenalnya penyakit yang diderita Uni Upi ini, sehingga ia lebih dikenal dengan panggilan Uni Liver. Meski demikian, hal itu tak membuat dia menyerah menjalankan bisnis sabunnya.
Sampai suatu ketika, ada pengusaha asal Belanda-Inggris yang datang ke Padang, ingin berlibur ke Bukittinggi. Saat di hotel, ia kagum dengan sabun hotel itu yang begitu lembut, harum, dan tahan lama (emang perlu ya, sabun tahan lama?). Dia pun penasaran dan bertanya kepada housekeeper hotel:
Belanda (B) : “Ini sabun enak sekali dipakainya, apa mereknya?”
Housekeeper (H) : “Ndak ado mereknyo, meneer, itu buatan lokal”
B : “O ya, siapa pembuatnya? Saya ingin ketemu!”
H :”Ah, itu sabun pembuatnyo Uni Liver! Memang bagus, meneer!”
B : “Siapa? Uni Lever?” (maklum, orang bule kalau denger bunyi “i” dikiranya tulisannya pake “e”)
H : “Ya, ya.. Uni Liver!”
Singkat cerita, pengusaha itu pun menemui Uni Upi dan membeli paten sabunnya, dan namanya pun diabadikan menjadi UNILEVER.

5. DAIHATSU

Kalau merek yang satu ini memang dibuat oleh orang Jepang, tetapi apakah Agan-agan semua tahun bahwa Indonesia pun turut terlibat dalam sejarahnya?? Ya, benar! Begini kisahnya, pada akhir abad ke-19, ada seorang remaja Jepang yang berkunjung ke Hindia Belanda, tepatnya di Jawa Timur.
Nama remaja itu Mitsui Hatsuoka. Selama bergaul di Jawa, dia lebih sering dipanggil Hatsu, karena orang jawa kalau menyebut nama depannya, Mitsui, seolah-olah seperti bilang “misuhi”, alias mencaci maki. Karena gak sopan, jadi dipanggilnya Hatsu. Setelah beberapa lama di Jawa, dia ternyata tertarik dengan ajaran Islam, terus memutuskan jadi mualaf terus nyantri di salah satu pondok pesantren di Kediri.
Rupanya karena ketekunannya, dia benar-benar menguasai ilmu keagamaan itu, terus mulai berdakwah ke mana-mana. Betul, gan, akhirnya dia memutuskan menjadi Da’i, dengan panggilan populer Da’i Hatsu.
Namun seiring pergantian abad, orang2 Belanda kolonial di sini mulai tidak suka kepada Da’i Hatsu, karena dianggap menyebarkan paham antipenjajahan. Selain itu, orang Belanda merasa tersinggung, karena mereka yang lebih lama di sini saja tidak ada yang jadi da’i, sementara Hatsu yang baru beberapa tahun sudah menjadi “Da’i Sejuta Umat”.
Maka KITAS Da’i Hatsu pun dicabut, dan dia disuruh pulang ke negaranya. Dengan hati pilu tetapi sabar Hatsu pulang ke Jepang. Kebetulan waktu itu di Jepang sedang booming orang buka pabrik kendaraan bermotor.
Dengan bekal ilmu bengkel yang pas-pasan, Da’i Hatsu pun memulai bisnis kendaraan bermotor, dengan satu tekad di hatinya, bahwa suatu saat produk2nya harus menjadi “Mobil Sejuta Umat”, seperti gelarnya sebagai da’i. Maka berdirilah sejak itu perusahaan DaiHatsu, yang kelak terbukti mobil-mobil buatannya menjadi mobil sejuta umat di negeri tempat ia pernah menimba ilmu dulu...


6. KIA

Kita kembali ke Korsel. Siapa yang gak kenal mobil2 KIA yang keren2 modelnya itu? Nah, ternyata nama KIA itu ditemukan pendirinya di Indonesia! Ceritanya waktu itu, waktu pendiri KIA, sebut saja namanya Kim, ini, masih mahasiswa ia sempat magang kuliah di daerah Yogyakarta.
Suatu ketika, kampusnya memberi tugas praktek membuat mobil sederhana yang bisa dipasarkan ke para petani di desa-desa sekitar Yogya sebagai mobil penggiling padi keliling. Namun, dasarnya orang Korea, Kim tidak mau setengah-setengah dalam membuat tugas itu.
Setelah jadi, mobilnya berwujud mirip mobil sedan yang keren, tidak kelihatan seperti mobil penggiling padi sama sekali. Dia pun diperintahkan mengujicoba mobil buatannya itu ke desa-desa terpencil. Maka dengan ditemani seorang penerjemah, dia pun pergi ke pedalaman Bantul.
Namanya orang desa, begitu lihat mobil buatan Kim, mereka sanksi mobil itu mampu mengerjakan tugas2 berat. Maka bertanya lah salah satu petani ke Kim melalui penerjemahnya:
Petani (P) : Ah ndak nggih KIAT niku ngge nggiling pari?? (Ah, apa yang kuat itu buat menggiling padi?). KIAT = KUAT
Penerjemah (T) : Ha, kok maido to sampeyan? Ha nggih mesti KIAT!! (Lha Anda ini kok malah meragukan?? Ya tentu saja kuat!!)
Mendengar dialog itu, Kim yang tak mengerti artinya tetapi mendengar kata KIAT diucapkan beberapa kali ikut-ikutan nimbrung, “Ya, ya, KIAT! KIAT!”.
Maka sejak itu ia memutuskan memberi nama mobil buatannya dengan KIAT, agar orang tidak meragukan lagi kekuatan mobil2nya. Namun, rupanya waktu membuat desain logonya, desainernya menulis huruf2nya terlalu besar, sehingga hanya muat tiga huruf pertama di dalam logo berbentuk elips itu. Akhirnya, dengan sangat terpaksa, ia harus rela merek mobilnya menjadi KIA.


Gimana, gan? Ternyata Indonesia berada di balik semua industri maju itu kan? Jadi kita harus bangga dan jangan galau. Masih gak percaya? Lho, dibohongin kok gak percaya...

Kalau mau tahu sejarah aslinya cekidot:
LG
SAMSUNG
SIEMENS
UNILEVER
DAIHATSU
KIA
0
9.5K
89
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan