- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Galak Tak Mempan, Ahok Enggak Habis Pikir


TS
duta.pertamax
Galak Tak Mempan, Ahok Enggak Habis Pikir
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak habis pikir dengan terjadinya dugaan penyelewengan yang terjadi pada proyek pembelian bus dari China.
Selama ini, ia mengaku sudah cukup percaya diri dengan gaya kepemimpinannya yang tegas akan membuat semua pihak yang berhubungan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta takut untuk melakukan penyelewengan.
Apalagi, kata Basuki, selama ini ada sekitar 50 orang anggota Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang mengawasi kinerja Pemprov DKI. Ditambah, pengawasan internal dari Inspektorat Provinsi.
"Nah, kita berpikir pasti aman. Saya juga berpikir mana mungkin berani sih, saya sudah galak kayak gini, masa lu berani main. Gua udah segitu galak. Eh, enggak tahunya, benar-benar, masih berani," kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balaikota Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Selain itu, Ahok juga mengaku lalai saat tidak mengindahkan surat dari BPKP pada 3 Agustus 2013. Padahal, saat itu BPKP telah mengingatkan agar Pemprov DKI mengkaji ulang proyek tersebut.
"Dari 3 Agustus, isinya ini harus dikaji ulang. Kita juga terdesak pengen dapat bus, padahal LKPP belum ada," jelas Ahok.
Namun, Ahok enggan untuk menyatakan telah terjadi penyelewengan pada kasus tersebut. Hal itu karena saat ini pihaknya sedang memproses pelimpahan proses pemeriksaan kasus tersebut ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Jadi, yang bisa menentukan adanya kerugian negara itu BPK. Makanya kita minta BPK periksa, karena janggal nih. Kok bisa barang baru dengan harga segitu enggak sesuai. Beli Rp 3,3 miliar, masa dapat barangnya kayak gitu," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, lima dari 90 bus transjakarta dan 10 dari 18 BKTB, yang semuanya merupakan bus baru, mengalami kerusakan pada beberapa komponen. Misalnya, banyak komponen yang berkarat, berjamur, dan beberapa instalasi tampak tidak dibaut.
Bahkan, ada bus yang tidak dilengkapi dengan fanbelt. Kondisi itu memicu tidak beroperasinya sejumlah bus seusai diluncurkan beberapa waktu lalu.
Usut punya usut, rupanya ditemukan pula kejanggalan dalam proses pengadaan bus. Pihak yang mendatangkan bus, yakni PT San Abadi, bukan pemenang tender. Terungkap bahwa PT San Abadi merupakan subkontraktor PT Saptaguna Dayaprima, satu dari lima pemenang tender.
Pada Senin (24/2/2014) pagi, sejumlah warga yang menamakan diri Forum Warga Jakarta mendatangi Gedung KPK untuk melaporkan kasus tersebut. Mereka mengklaim, telah mengumpulkan sejumlah bukti adanya dugaan korupsi dalam proses pengadaan bus tersebut, antara lain dokumen tender serta foto komponen bus yang mengalami karat.
Sementara itu, Pemprov DKI telah melimpahkan kelanjutan pemeriksaan kasus tersebut, dari Inspektorat DKI ke BPK.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...ak.Habis.Pikir
Siapa Bermain dalam Tender Bus Berkarat Transjakarta?
Spoiler for :

VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, murka. Bus baru Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway yang didatangkan dari China di luar harapan. Beberapa sudah berkarat. Dalam hitungan hari, Udar Pristono dicopot dari jabatannya sebagai kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ia jadi 'tumbal' pertama. Ahok juga mengirim inspektorat menelusuri tender pengadaan bus yang diduga bermasalah.
Nilai tender cukup fantastis, Rp848 miliar. Untuk tahap awal, mobil bermerek Weichai yang sudah sampai tanah air mencapai 310 unit, 90 unit di antaranya sudah beroperasi. Masalahnya, ada 13 mobil dianggap tidak layak, dengan berbagai macam persoalan. (Baca: Busway Baru Banyak yang Rusak)
Tender bus itu sendiri dilakukan Desember 2013. Dari hasil lelang, panitia memenangkan lima perusahaan. Data Pemprov DKI, lima perusahaan itu, pertama, PT Korindo Motor dengan pabrikan Cina Yutong Bus. Perusahaan ini mendapat nilai kontrak Rp113,856 miliar. Perusahaan ini mengeluarkan bus dengan nomor bus TJ 01-30.
Kedua, PT Ifani Dewi dengan pabrikan Cina Ankai. Nilai kontrak yang tertera Rp110,520 miliar. Perusahaan ini mengeluarkan bus bernomor TJ 31-60. Ketiga, PT Saptaguna Dayaprima dengan pabrikan Cina Ankai. Nilai kontrak perusahaan mencapai Rp108,745 miliar. Perusahaan ini mendapat jatah pengadaan bus nomor TJ 61-90.
Perusahaan keempat yang menang tender, PT Putriasi Utama Sari dengan pabrikan Cina BCIBus. Nilai kontraknya mencapai Rp40,536 miliar. Perusahaan ini belum memiliki nomor bus karena masih dalam proses pengecekan tim dari Kementerian Perhubungan terkait masalah KIR dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan pemenang tender kelima, PT Mobilindo Armada Cemerlang dengan pabrikan Cina Zhongthong Bus. Nilai kontraknya Rp110,265 miliar. Busnya masih dalam proses pengujian.
VIVAnews melakukan penelusuran ke salah satu perusahaan pemenang tender pengadaan bus TransJakarta, PT Putriasi Utama Sari yang mendapat nilai kontrak lebih kurang Rp40 miliar.
Perusahaan yang berkantor di kawasan Tomang, Jakarta Barat itu ternyata menumpang pada PT Suplitama Maju Sementara. Di kantor ini hanya terlihat seorang kurir penerima surat berinisial KS (48).
KS mengaku dia salah satu orang yang dipercaya bos dari PT Putriasi Utama Sari. "Saya di sini hanya nunggu kalau ada surat datang atau menerima kalau ada tamu yang datang ke bos saya," kata KS pada VIVAnews.
Menurut KS, dia jarang bertemu dengan jajaran petinggi dari salah satu perusahaan pemegang tender bus TransJakarta itu. Sebab semua pekerjaan diinstruksikan lewat sambungan telepon. KS juga tidak mengetahui di mana keberadaan bosnya saat ini. "Saya kalau ada apa-apa menghubungi Pak Tomo saja. Saya menunggu di sini terus lapor ke Pak Tomo," ujarnya.
Tomo merupakan salah seorang sales dari PT Putriasi Utama Sari. Tugas Tomo mengerjakan segala perizinan dan melakukan lobi kepada klien terkait proyek-proyek pengadaan barang. Tetapi KS tidak memberi tahu di mana Tomo berkantor. Sepengetahuannya, setiap hari Tomo berada di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara. Tetapi tidak menyebutkan di mana persisnya.
"Jadi yang mengurusi segala perizinan. Pokoknya yang ke mana-mana dia. Nah kalau ada segala urusan surat yang ke alamat sini baru saya kasih tahu," ujar dia.
Saat VIVAnews mencoba menghubungi Tomo, pada awalnya sambungan telepon diterima. Kemudian Tomo menyakan siapa dan maksud tujuan menghubungi dia. Ketika ditanya masalah tender bus Transjakarta, Tomo hanya terdiam dan memutuskan sambungan telepon. Ketika beberapa menit ditelepon lagi, Tomo mengaku sedang rapat.
Kadishub DKI Dicopot
Ahok yang kesal dengan kondisi bus, mengancam mengembalikan armada-armada itu. Ia juga mengancam menolak mengeluarkan fulus untuk membayar bus-bus tersebut. "Itu memang barangnya sudah tidak layak pakai. Makanya sudah kami putuskan tidak membayar mereka (kontraktor)," kata Ahok, Rabu lalu.
Ahok pantas kesal, sebab jauh-jauh hari ia sudah mewanti-wanti Udar Pristono supaya memilih bus yang kualitasnya bagus walaupun harganya lebih mahal. Dishub disarankan memilih satu di antara tiga merek, yakni Mercedes Benz, Scania, dan Volvo. Dia tidak mempermasalahkan merek di luar itu, asalkan kualitasnya tak jauh beda.
Rupanya, Kadishub tak menghiraukan instruksi Ahok. Pristono malah mendatangkan bus-bus dengan merek tidak umum buatan China. Akhirnya timbul kecurigaan adanya permainan dalam tender bus-bus itu.
Ahok menduga ada anak buah Pristono yang sengaja mendatangkan bus dari China dengan kualitas rendah tapi harga tinggi. "Ini memang ada niat memenangkan produk dari China untuk bisa dipesan supaya lebih murah dan speknya lebih rendah. Tapi itu butuh pembuktian tenaga ahli."
Menurut Ahok, produsen mobil merek terkenal memang tidak ikutan tander karena spesifikasi yang ditetapkan Dishub terlalu rendah, di bawah standar. Dia mempertanyakan alasan Dishub menghapus spesifikasi setara Mercy dalam tender. "Itu ada kalimat dihilangkan. Itu perlu kami teliti, kenapa harus dihilangkan. Berarti Anda ada niat," kata Ahok.
Seharusnya, dalam tender itu disebutkan dengan jelas spesifikasi, cc, dan kadar bahan yang diinginkan. Juga kekuatan mesin.
Kebohongan lain terungkap, yakni salah satu pemenang tender mobil rusak itu menyerahkan lagi proyek tersebut ke perusahaan lain. Ahok heran, mengapa perusahaan yang tidak punya kendaraan bisa menang tender.
Masalah krusial ini tidak begitu saja didiamkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Dia langsung mengambil langkah. Jokowi menghukum Udar Pristono, jabatannya dicopot. Posisi Pristono digantikan M Akbar yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat. (umi) http://fokus.news.viva.co.id/news/re...-transjakarta-
Seorang ahok bisa apa lo koh kalo kerja ama orang-2 yg ga punya tanggung jawab diberi kewenangan, kuras duit negara terus kerjanya, harapan satu-2nya mesti tetap semangat tabah dan sadar betul kalo lagi berjalan dalam kubangan. Ingat: MEREKA TIDAK DAPAT DIPERCAYA
Coba terus aja koh seberapa lo koat demi DKI

Diubah oleh duta.pertamax 25-02-2014 23:14
0
3.1K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan