- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ibu Soed, legenda pencipta lagu anak-anak Indonesia
TS
moogle_angelo
Ibu Soed, legenda pencipta lagu anak-anak Indonesia
Indonesia yang bermartabat adalah Indonesia yang Berkarakter Dalam Kebudayaan
Quote:
Sudah menjadi kenyataan bahwa anak Indonesia masa kini banyak yang menyukai dan hafal di luar kepada lagu-lagu cinta populer yang sebenarnya ditunjukkan untuk pasar remaja atau orang dewasa. Itu semua terjadi karena Indonesia saat ini sedang krisis lagu anak-anak. Coba saja tengok kanan kiri kita, anak-anak SD heboh beradu goyang Sesar sampe Oplosan, beramai-ramai menyanyi lagu Bang Juali hingga lagu cinta2an dari grup band2 alay tercinta. Miris & tepok jidat.
Dunia musik Indonesia sudah terlampau lama merindukan lagu anak yang baik seperti lagu-lagu yang dulu saya dengar dan nyanyikan ketika masa kanak-kanak yang mana saya baru menyadari belakangan bahwa lagu-lagu yang dulu saya nyanyikan ketika masa kanak-kanak merupakan buah karya Saridjah Niung Bintang Soedibio atau yang lebih dikenal dengan nama Ibu Sud.
Lagu-lagu ciptaan Ibu Sud selalu mempunyai melodi yang sederhana sehingga gampang dinyanyikan oleh anak-anak. Liriknya bertutur santun, apa adanya dan mendidik namun tidak menggurui. Kehebatan penulisan lagu Ibu Sud juga tidak hanya berkutat di lagu anak saja, beliau juga mahir dalam menciptakan lagu-lagu dengan tema nasionalisme. Lagu-lagu seperti “Tanah Airku”, “Berkibarlah Benderaku” atau “Indonesia Tumpah Darahku” selalu sanggup menggugah hati walaupun saya seringkali menghujat betapa bobroknya negeri ini.
Dunia musik Indonesia sudah terlampau lama merindukan lagu anak yang baik seperti lagu-lagu yang dulu saya dengar dan nyanyikan ketika masa kanak-kanak yang mana saya baru menyadari belakangan bahwa lagu-lagu yang dulu saya nyanyikan ketika masa kanak-kanak merupakan buah karya Saridjah Niung Bintang Soedibio atau yang lebih dikenal dengan nama Ibu Sud.
Lagu-lagu ciptaan Ibu Sud selalu mempunyai melodi yang sederhana sehingga gampang dinyanyikan oleh anak-anak. Liriknya bertutur santun, apa adanya dan mendidik namun tidak menggurui. Kehebatan penulisan lagu Ibu Sud juga tidak hanya berkutat di lagu anak saja, beliau juga mahir dalam menciptakan lagu-lagu dengan tema nasionalisme. Lagu-lagu seperti “Tanah Airku”, “Berkibarlah Benderaku” atau “Indonesia Tumpah Darahku” selalu sanggup menggugah hati walaupun saya seringkali menghujat betapa bobroknya negeri ini.
Quote:
Tentang Ibu Soed
Quote:
Ibu Soed dikenal sebagai tokoh musik tiga zaman (Belanda, Jepang, Indonesia). Kariernya di bidang musik bahkan sudah dimulai jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Suaranya pertama kali disiarkan dari radio NIROM Jakarta periode 1927-1928.
Setelah menamatkan pendidikan di HKS Bandung, Ibu Soed kemudian menjadi guru musik di HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang masih menggunakan Bahasa Belanda (1925-1941). Ia prihatin melihat anak-anak Indonesia yang tampak kurang gembira saat itu. Hal ini membuat Ibu Soed berpikir untuk menyenangkan mereka dengan bernyanyi lagu ceria. Didorong rasa patriotisnya, Ibu Soed ingin mengajar mereka untuk menyanyi dalam Bahasa Indonesia. Dari sinilah Ibu Soed mulai menciptakan lagu-lagu yang bersifat ceria dan patriotik untuk anak-anak Indonesia.
Sebagai pemusik yang mahir memainkan biola, Ibu Soed turut mengiringi lagu Indonesia Raya bersama W.R. Supratman saat lagu itu pertama kali dikumandangkan dalam acara Sumpah Pemuda di Gedung Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928. Lagu-lagu patriotik yang diciptakannya diilhami peristiwa yang terjadi dalam acara bersejarah tersebut. Pada tahun-tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan Cornel Simanjuntak, Ismail Marzuki, Kusbini, dan tokoh-tokoh nasionalis lain.
Oleh karena reputasinya yang aktif dalam pergerakan Nasional saat itu, pada tahun 1945 Ibu Soed pernah menjadi sasaran aksi penggeledahan oleh pasukan Belanda. Rumah Ibu Soed di Jalan Maluku No. 36 Jakarta saat itu sudah dikepung oleh pasukan Belanda, namun tetangga Ibu Soed yang seorang Belanda meyakinkan mereka bahwa mereka salah sasaran, karena profesi Ibu Soed hanyalah pencipta lagu dan suaminya hanyalah pedagang. Walaupun selamat dari penggeledahan tersebut, Ibu Soed dan seorang pembantu tetap harus bersusah payah membuang pemancar radio gelap ke dalam sumur.
Ibu Soed menikah dengan R. Bintang Soedibjo, seorang pengusaha pada tahun 1927. Pada tahun 1954, R. Bintang Soedibjo tertimpa musibah kecelakaan pesawat BOAC di Singapura. Di usia tuanya, Ibu Soed hidup ditemani cucu dan cicitnya. Ia bertekad untuk tetap mencipta lagu dan membatik tanpa memedulikan usia. Meskipun bukan pengusaha batik, Ia ingin tetap menghargai nilai seni di balik budaya nasional tersebut. Di hari tuanya ia juga masih gemar berolah raga jalan kaki setiap pagi sekitar tiga kilometer. Ibu Soed tutup usia pada tahun 1993, di usia 85 tahun.
Setelah menamatkan pendidikan di HKS Bandung, Ibu Soed kemudian menjadi guru musik di HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang masih menggunakan Bahasa Belanda (1925-1941). Ia prihatin melihat anak-anak Indonesia yang tampak kurang gembira saat itu. Hal ini membuat Ibu Soed berpikir untuk menyenangkan mereka dengan bernyanyi lagu ceria. Didorong rasa patriotisnya, Ibu Soed ingin mengajar mereka untuk menyanyi dalam Bahasa Indonesia. Dari sinilah Ibu Soed mulai menciptakan lagu-lagu yang bersifat ceria dan patriotik untuk anak-anak Indonesia.
Sebagai pemusik yang mahir memainkan biola, Ibu Soed turut mengiringi lagu Indonesia Raya bersama W.R. Supratman saat lagu itu pertama kali dikumandangkan dalam acara Sumpah Pemuda di Gedung Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928. Lagu-lagu patriotik yang diciptakannya diilhami peristiwa yang terjadi dalam acara bersejarah tersebut. Pada tahun-tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan Cornel Simanjuntak, Ismail Marzuki, Kusbini, dan tokoh-tokoh nasionalis lain.
Oleh karena reputasinya yang aktif dalam pergerakan Nasional saat itu, pada tahun 1945 Ibu Soed pernah menjadi sasaran aksi penggeledahan oleh pasukan Belanda. Rumah Ibu Soed di Jalan Maluku No. 36 Jakarta saat itu sudah dikepung oleh pasukan Belanda, namun tetangga Ibu Soed yang seorang Belanda meyakinkan mereka bahwa mereka salah sasaran, karena profesi Ibu Soed hanyalah pencipta lagu dan suaminya hanyalah pedagang. Walaupun selamat dari penggeledahan tersebut, Ibu Soed dan seorang pembantu tetap harus bersusah payah membuang pemancar radio gelap ke dalam sumur.
Ibu Soed menikah dengan R. Bintang Soedibjo, seorang pengusaha pada tahun 1927. Pada tahun 1954, R. Bintang Soedibjo tertimpa musibah kecelakaan pesawat BOAC di Singapura. Di usia tuanya, Ibu Soed hidup ditemani cucu dan cicitnya. Ia bertekad untuk tetap mencipta lagu dan membatik tanpa memedulikan usia. Meskipun bukan pengusaha batik, Ia ingin tetap menghargai nilai seni di balik budaya nasional tersebut. Di hari tuanya ia juga masih gemar berolah raga jalan kaki setiap pagi sekitar tiga kilometer. Ibu Soed tutup usia pada tahun 1993, di usia 85 tahun.
Quote:
Atas karya & pengabdiannya, Ia menerima penghargaan Satya Lencana Kebudayaandari pemerintah & MURI.
Quote:
Lagu Legendaris
Quote:
Berikut ini adalah lima lagu ciptaan Ibu Sud yang paling berkesan bagi saya hingga saat ini.
Pelangi
Lagu “Pelangi” mungkin adalah lagu pertama yang bisa saya nyanyikan dengan lantang saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Lagu ini memiliki pesan rohani yang baik mengenai keberadaan Tuhan berserta kebesaranNyamelalui syairnya yang berbunyi, Pelukismu agung/ tiada duanya/ Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan.
Balonku
Lagu ini mempunyai bagian interlude yang tidak biasa, karena tiba-tiba lagu terhenti dan ada seruan yang mengagetkan. Dan semua anak kecil yang mendengarnya akan selalu tertawa riang begitu mendengar bagian berhenti sejenak di bagian ini.
Balonku ada lima.
Rupa-rupa warnanya.
Hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru.
Meletus balon hijau. Dorrr!
Becak
Ibu Sud menciptakan lagu ini di tahun 1942, saat jalan-jalan di Indonesia belum dipenuhi oleh mobil atau kendaraan bermotor dan di saat Delman dan Becak masih menjadi kendaraan favorit untuk berpergian. Lagu ini menampilkan kegembiraan menaiki kendaraan umum saat berkeliling kota. Sebuah kenyataan yang sulit kita dapati lagi di jaman sekarang.
Hujan
Salah satu lagu bertema hujan yang paling baik yang pernah diciptakan di dunia ini. Inspirasi lagu ini didapat Ibu Sud saat mendapati rumah sewaannya yang terletak di jalan Kramat, Jakarta, bocor karena hujan yang deras. Hanya ibu Sud yang berhasil menerjemahkan bunyi hujan ke dalam bentuk syair yang sederhana.
Tik-tik bunyi hujan di atas genting...
Airnya turun tidak terkira....
Cobalah tengok dahan dan ranting...
Pohon dan kebun basah semua...
Tanah Airku
Salah satu lagu bertema nasionalisme yang paling bersahaja. Di lagu ini, tidak ada kalimat-kalimat yang pretensius yang memperlihatkan semangat kecintaan terhadap negeri ini. Namun lagu ini dapat membuat saya kembali menyadari bahwa sejelek-jeleknya negeri ini, Indonesia masih tetap rumah saya yang akan selalu saya cintai sepanjang masa.
Tanah Airku Tidak Kulupakan
Kan Terkenang Selama Hidupku
Biarpun Saya Pergi Jauh
Tidak Kan Hilang Dari Kalbu
...
Pelangi
Lagu “Pelangi” mungkin adalah lagu pertama yang bisa saya nyanyikan dengan lantang saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Lagu ini memiliki pesan rohani yang baik mengenai keberadaan Tuhan berserta kebesaranNyamelalui syairnya yang berbunyi, Pelukismu agung/ tiada duanya/ Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan.
Balonku
Lagu ini mempunyai bagian interlude yang tidak biasa, karena tiba-tiba lagu terhenti dan ada seruan yang mengagetkan. Dan semua anak kecil yang mendengarnya akan selalu tertawa riang begitu mendengar bagian berhenti sejenak di bagian ini.
Balonku ada lima.
Rupa-rupa warnanya.
Hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru.
Meletus balon hijau. Dorrr!
Becak
Ibu Sud menciptakan lagu ini di tahun 1942, saat jalan-jalan di Indonesia belum dipenuhi oleh mobil atau kendaraan bermotor dan di saat Delman dan Becak masih menjadi kendaraan favorit untuk berpergian. Lagu ini menampilkan kegembiraan menaiki kendaraan umum saat berkeliling kota. Sebuah kenyataan yang sulit kita dapati lagi di jaman sekarang.
Hujan
Salah satu lagu bertema hujan yang paling baik yang pernah diciptakan di dunia ini. Inspirasi lagu ini didapat Ibu Sud saat mendapati rumah sewaannya yang terletak di jalan Kramat, Jakarta, bocor karena hujan yang deras. Hanya ibu Sud yang berhasil menerjemahkan bunyi hujan ke dalam bentuk syair yang sederhana.
Tik-tik bunyi hujan di atas genting...
Airnya turun tidak terkira....
Cobalah tengok dahan dan ranting...
Pohon dan kebun basah semua...
Tanah Airku
Salah satu lagu bertema nasionalisme yang paling bersahaja. Di lagu ini, tidak ada kalimat-kalimat yang pretensius yang memperlihatkan semangat kecintaan terhadap negeri ini. Namun lagu ini dapat membuat saya kembali menyadari bahwa sejelek-jeleknya negeri ini, Indonesia masih tetap rumah saya yang akan selalu saya cintai sepanjang masa.
Tanah Airku Tidak Kulupakan
Kan Terkenang Selama Hidupku
Biarpun Saya Pergi Jauh
Tidak Kan Hilang Dari Kalbu
...
Quote:
Daftar lagu karya Ibu Soed
(yg mgkn agan kenal)
(yg mgkn agan kenal)
Quote:
- Anak Kuat
- Berkibarlah Benderaku
- Bendera Merah Putih
- Burung Kutilang
- Dengar Katak Bernyanyi
- Desaku
- Hai Becak
- Indonesia Tumpah Darahku
- Himne Kemerdekaan
- Kampung Halamanku
- Kupu-kupu yang Lucu
- Lagu Bermain
- Lagu Gembira
- Main Ular-Ularan
- Menanam Jagung
- Naik Delman
- Naik-Naik ke Puncak Gunung
- Nenek Moyang
- Pagi-pagi
- Pergi Belajar
- Tanah Airku
- Teka-Teki
- Tidur Anakku
- Tik Tik Bunyi Hujan
- Waktu Sekolah Usai
Quote:
No repost: Insya Allah.
Diubah oleh moogle_angelo 23-02-2014 01:46
nona212 memberi reputasi
1
13.9K
Kutip
11
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan